Halaqah 30 ~ Allah Memerintahkan Makhluk untuk Taat Kepada-Nya dan Melarang Bermaksiat

Halaqah 30 ~ Allah Memerintahkan Makhluk untuk Taat Kepada-Nya dan Melarang Bermaksiat

📘 Kitab : Aqidah Ath-Thahawiyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan rahimahullāh

وَأَمَرَهُمْ بِطَاعَتِهِ، وَنَهَاهُمْ عَنْ مَعْصِيَتِهِ

Dan Allāh ﷻ memerintahkan mereka untuk mentaati Allāh dan melarang mereka untuk berbuat maksiat kepada Allāh subhanahu wa ta’ala.

Ini poin yang penting, yang dibawakan oleh Al Imam Abu Ja’far Ath Thahawi rahimahullah, setelah menjelaskan kepada kita dengan berulang² kewajiban beriman dengan ilmu Allāh, kewajiban mengimani bahwasanya Allāh mentakdirkan segala sesuatu, termasuk diantaranya adalah amalan kita, ketaatan, ataupun kemaksiatan yang boleh maupun yang tidak boleh, apa yang dilakukan oleh makhlukNya Allāh mengetahui artinya semuanya sudah ditakdirkan oleh Allāh , sudah diketahui oleh Allāh dan semuanya sudah ditakdirkan oleh Allāh subhanahu wa ta’ala.

Bersamaan dengan itu semuanya maka Allāh subhanahu wa ta’ala juga memerintahkan mereka untuk mentaati Allāh.

۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ …
[QS an Nisa .59]

Wahai orang-orang yang beriman taatlah kalian kepada Allāh dan taatlah kalian kepada Rasul dan pemimpin kalian.

Ini perintah dari Allāh subhanahu wa ta’ala – أَطِيعُوا۟ – hendaklah kalian taat kepada Allāh dan Allāh menjanjikan bagi orang yang taat kepadanya

وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا ۝.
[QS An Nisa 69]

Dan barangsiapa yang Taat kepada Allah dan rasul-Nya maka merekalah orang² yang akan bersama orang² yang Allāh berikan nikmat kepada mereka dari kalangan para Nabi, orang ² shidiqin, syuhada dan orang² yang sholeh dan mereka adalah sebaik-baik teman.

Janji dari Allāh subhanahu wa ta’ala bagi orang yang taat kepada Allāh dan RasulNya diberikan pahala demikian, menunjukkan bahwasanya Allāh memerintahkan kita untuk melakukan ketaatan kepada Allāh

أَمَرَهُمْ بِطَاعَتِهِ، وَنَهَاهُمْ عَنْ مَعْصِيَتِهِ

Di sana ada perintah dan di sana ada larangan.

Apa larangannya? Allāh melarang kita untuk melakukan kemaksiatan kepadaNya.

Allāh menyuruh kita apabila diperintah supaya melaksanakan perintah tersebut dan menyuruh kita apabila dilarang hendaklah kita meninggalkan apa yang dilarang tersebut inilah isi atau di antara isi syariat kita disana ada perintah dan di sana ada larangan dan di dalam syariat tersebut ada kebaikan untuk kita semuanya, sebagaimana Allāh subhanahu wa ta’ala menciptakan dengan ilmunya Allāh subhanahu wa ta’ala juga mensyariatkan dengan ilmunya, dan juga dengan hikmahNya, tidaklah Allāh subhanahu wa ta’ala memerintah kecuali dengan hikmah & tidaklah Allāh subhanahu wa ta’ala melarang kecuali dengan hikmah.

Kenapa perzinahan dilarang karena disana ada akibat yang buruk bagi manusia di dunia maupun di akhirat, Kenapa mencuri, riba dilarang karena di situ ada mudhorot bagi manusia, terkadang mudharat/ kejelekan tersebut kita ketahui dan terkadang kita tidak mengetahui hikmahnya , namun kita harus yakin syariat ini berasal dari Allāhu Al alim hakim yang Maha Bijaksana yang Maha mengetahui maka pasti ini dalam larangan ini ada hikmahnya.

Demikian pula di dalam perintah Allāh sekecil apapun, mengapa Allāh menyuruh kita sebelum kita tidur disuruh membaca ini, sebelum kita masuk kamar kecil kita diperintahkan untuk membaca dzikir ini, apakah itu terjadi dan diperintahkan oleh Allah begitu saja tanpa ada hikmah?

Tentunya tidak.

Pasti di sana ada hikmahnya sehingga seorang muslim ketika dia mengetahui bahwa segala perintah dan segala larangan pasti ada hikmahnya dia akan semangat untuk menjalankan apa yang Allāh perintahkan, dan semangat untuk meninggalkan apa yang Allāh larang, karena sudah ada didalam hatinya keimanan keyakinan tentang hikmatullāh ﷻ, meskipun dia tidak mengetahui hikmah tersebut tapi dia yakin bahwasanya dibalik ini semua ada kebaikan baginya.

Sebagian ulama memisalkan/ contohkan memudahkan untuk memahami ya seperti seseorang yang dia di hadapan ya seorang halaq/ seorang tukang cukur maka ketika dia sudah mendatangi tukang cukur tersebut, dia sudah yakin dan khusnudon kepada tukang cukur tadi bahwa dia akan memotong dengan baik, dengan hasil yang baik sehingga ketika dia mulai mengeluarkan gunting atau mengeluarkan silet nya atau alat-alat yang lain ya perasaan di dalam dirinya oh ini jangan-jangan mau membunuh dengan siletnya atau dengan gunting meskipun dia mengeluarkan gunting tersebut, dia dengan tenangnya tetap berada di tempat tersebut kemudian ketika sudah tukang cukur tadi memulai, memulai memotong maka diharuskan tadi untuk mengikuti petunjuk dari tukang cukur rambut tadi, sehingga disuruh untuk menundukan mengadahkan kepala maka dia harus mengikuti arahan dari tukang cukur tadi dan dia yakin bahwasanya dia akan menyuruh dan melarang tujuannya adalah untuk kebaikan kita kalau yang dicukur tadi dia ngikut dan manut Maka insya Allah’ maka hasilnya akan bagus, tapi kalau dia ngeyel susah diatur banyak bergerak dan seterusnya maka dikhawatirkan akan tidak baik hasilnya ini perumpamaan yang disebutkan oleh Ibnu Qayyim rahimahullah untuk mendekatkan pemahaman bahwasanya kita di dalam menjalankan syariat maka hendaklah kita tunduk & patuh kepada Allāh subhanahu wa ta’ala dan yakin bahwasanya di dalam perintah Allāh dan didalam larangan Allāh itu adalah kebaikan untuk kita semuanya .

Yang pertama kali mengambil faedah adalah ini kita bukan orang lain makan minum Kenapa Allah mengatakan

…وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ…۝.
[QS Al Araf 31]

Hendaklah kalian makan dan minum lah tapi jangan kalian berlebih-lebihan.

ya Ini pasti ada hikmahnya kalau kita tidak makan dan minum maka mudhorot bagi kita makanya Allāh mengatakan hendaklah kalian makan dan minum tapi kalau kita makan minum berlebihan mudhorot juga bagi kita, oleh karena Allāh mengatakan

وَلَا تُسْرِفُوْاۚ

Dan janganlah kalian berlebih-lebihan.

Banyak penyakit sumbernya dari makan karena seseorang berlebih-lebihan dalam makan dan juga minum, akhirnya terjadi penyakit

Kenapa Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan jilbab hijab bagi kaum wanita pasti di sana ada hikmahnya sebagaimana disebutkan oleh sebagian peneliti bahwasanya kulit wanita ini berbeda dengan kulit laki-laki dia cenderung lebih lemah sehingga kekuatannya dalam menghadapi cuaca dan juga panas matahari berbeda dengan laki-laki kemudian di sana ada penelitian juga bahwasanya wanita yang tidak memakai hijab atau tidak memakai jilbab yang tidak menutupi badannya maka ini lebih rentan atau lebih mudah terkena penyakit kulit daripada wanita yang dia berhijab, dan ini adalah sekedar satu diantara hikmah yang luas, ini hanya sekedar satu diantara syariat Allāh, yang kalau kita cermati semakin menguatkan keyakinan kita bahwasanya Allāh subhanahu wa ta’ala Dialah Al Alimul Hakim, dan bahwasanya Allāh subhanahu wa ta’ala ketika mencarikan sesuatu pasangan disana ada hikmahnya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى