Halaqah 13 ~ Tidak Ada Ilah Selain Allah (bag 2)

Halaqah 13 ~ Tidak Ada Ilah Selain Allah (bag 2)

📘 Kitab : Aqidah Ath-Thahawiyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Disana ada makna Tauhid yang lebih khusus, kalau tauhid dengan makna yang umum mencakup dan maksudnya 3, terkadang dimutlakan Tauhid dan maksudnya adalah Tauhid uluhiyah, ini perlu kita pahami ada tauhid dengan makna umum ada makna khusus. Terkadang dimutlakan Tauhid maksudnya adalah Tauhid uluhiyah.

saya mau mengajar tauhid maksudnya adalah mengajarkan kepada mereka tentang tauhid uluhiyah, jika ada ulama yang mengatakan Tauhid ini adalah tujuan diutusnya para Rasul maksudnya adalah tauhid uluhiyah, tauhid ini adalah syarat masuk kedalam Surga maksudnya adalah tauhid uluhiyah karena kedudukannya yang sangat tinggi didalam Islam, Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab ketika beliau menulis

كتاب التوحيد الذي هو حق الله على العبيد

Maksudnya adalah jenis Tauhid ini yaitu Tauhid uluhiyah, meskipun didalam kitab tauhid ada juga penyebutan tentang masalah keimanan nama dan juga sifat Allāh, tapi sebagian besar isi kitabnya adalah tentang tauhid uluhiyah.

Dari sini kita mengetahui bahwasanya pembagian Tauhid menjadi 3 yaitu bukan bid’ah nya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan bukan bid’ah nya Syaikhul Muhammad bin Abdul Wahhab, sebenarnya pembagian Tauhid menjadi 3 ini sudah diisyaratkan dan juga di fahami i para ulama².

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah hanya menampakkan/mengidharkan diantara manusia adapun pemahaman bahwa tauhid ada rububiyah uluhiyah dan asma wa sifat ini sesuatu yang lama tercantum dalam kitab² para ulama termasuk diantaranya disini adalah Al Imam Abu Ja’far Ath Thahawi yang hidup pada abad ke 3, jauh sebelum datangnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, didalam awal kitab nya beliau mengisyaratkan tentang 3 jenis ini meskipun tidak mengatakan secara langsung Tauhid rububiyah uluhiyah asma wa sifat tidak beliau sebutkan yang demikian tapi dari sini kita memahami adanya jenis² Tauhid dan pembagian Tauhid menjadi 3 ini bukan sesuatu yang bid’ah sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian orang, karena mereka membagi sesuatu yang sudah ada bukan mendatangkan sesuatu yang baru dan tujuannya adalah untuk kita kuat dan dalam memahami permasalahan banyak perkara² yang menjadi jelas/cerah bagi kita ketika kita mengetahui tentang pembagian² ini.

Sebelumnya mungkin kita tidak tau pembagian ini tapi ketika ada pembagian maka jelas bagi kita ini tujuan kenapa para ulama sangat memperhatikan tentang masalah pembagian² permasalahan ini, ada tafsir muayan dan mujmal ini betapa besar faedahnya ada tafsir muayan dan mujmal, syirik ada besar dan kecil dosa ada besar dan kecil kenifaqan ada yang besar dan kecil amalan² shalat ada yang merupakan rukun ada kewajiban ini sangat memudahkan kita untuk memahami berbagai permasalahan dan ini sesuatu yang digunakan oleh para ulama dari semua disiplin ilmu baik Fiqih, bahasa, Aqidah, Ushul fiqh semuanya mereka menggunakan taksima / menggunakan pembagian² seperti ini untuk memudahkan mempelajari ilmu di zaman Nabi ﷺ mereka tidak mengenal pembagian kata didalam bahasa Arab menjadi 3 hurf, fi’il dan isim, dan huruf dibagi hurf nashibah ada hurf jazimah, fi’il terbagi menjadi fi’il madhi, mudhori Amr, mereka tidak mengenal yang demikian namun itu sudah ada didalam kata² mereka didalam sehari².

Dalam bahasa mereka sehari² itulah yang mereka gunakan, hurf tidak keluar dari itu, fi’il yang mereka gunakan tidak keluar dari itu, kemudian para ulama mengamati membagi apalagi banyak orang² di luar Arab yang mereka masuk ke dalam agama Islam mereka juga ingin belajar bahasa Arab jelaskan kata di dalam bahasa Arab ini enggak keluar dari huruf isim dan juga fi’il, isim dilihat dari adatnya maka anda mufrad, ada musana ada jama dilihat dari nahu nya ada Mudzakir ada muanats dst. > Aqidah ath-Thohawiyah: Dengan adanya pembagian tersebut mudah bagi kita untuk memahami kalau ada sebelumnya ada huruf yg Nasim maka setelahnya harus marfu, ini semuanya untuk memudahkan ini bukan mendatangkan sesuatu yang baru tapi dengan adanya pembagian berarti akan memudahkan kita untuk memahami sebuah disiplin ilmu.

Dalam masalah fikih juga demikian penuh kitab-kitab dengan pembagian² wajib, sunnah, haram, makruh ini adalah rukun, adalah kewajiban ini adalah syarat, supaya kita bisa memahami syarat shalat itu adalah harus mengangkat hadats, syarat salat harus menghadap kiblat, termasuk di antara rukun shalat membaca al-fatihah, membaca takbiratul ihram, kalau ini sampai lupa maka shalatnya tidak sah, ada yang termasuk kewajiban kalau ini sampai lupa bisa diganti dengan sujud sahwi, bagaimana faedah yang besar yang kita dapatkan dengan adanya pembagian² tersebut , kalau kita mengetahui itu adalah sunnah kita enggak membaca iftitah misalnya, kita enggak bingung mau enggak masalah karena ini adalah hukumnya Sunnah bukan termasuk rukun yang kalau ditinggalkan tidak sah Shalat kita atau kewajiban yang kalau ditinggalkan secara tidak secara sengaja maka batal ini dipakai dalam seluruh cabang ilmu.

Sehingga ucapan mereka bahwasanya ini adalah bid’ah nya wahabiyin, mereka kembali tauhid menjadi tiga ini qoulun bathil, ucapan yang bathil, istiqro dan tashabu ini adalah dalilun syar’i dipakai oleh para ulama.

Alfatihah sendiri yang merupakan surat yang paling agung di dalam Al-Qur’an dan surat yang pertama di dalamnya ada 3 jenis Tauhid,

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Tauhid rububiyah

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

Tauhid Asma wa sifat

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

Tauhid Uluhiyah

Surat yang terakhir QS An-Nas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ

Rububiyah

مَلِكِ النَّاسِۙ

Asma wa sifat

اِلٰهِ النَّاسِۙ

Tauhid Uluhiyah

Surat pertama dan terakhir ini mengandung 3 jenis Tauhid dan tidak terlepas tauhid yang disebutkan oleh Allah didalam Al-Qur’an dari 3 jenis ini.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى