Halaqah 09 ~ Definisi Ahlu Sunah Wal Jamaah (Bagian 3)

Halaqah 09 ~ Definisi Ahlu Sunah Wal Jamaah (Bagian 3)

📘 Kitab : Aqidah Ath-Thahawiyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan,

Ini adalah akidahnya Abi Hanifah an Nu’man ibn Tsabit Kuffi.

Imam Abu Hanifah nama beliau adalah an Nu’man ibn Tsabit Al Kuffi yang meninggal dunia pada tahun 120H dan ditahun tersebut lahir Imam Asy Syafi’i.

وأبي يوسف يعقوب بن إبراهيم الأنصاري

Beliau adalah salah satu diantara murid dari Al Imam Abu Hanifah yang sangat dekat dengan beliau. karena masing-masing Imam khususnya Imam Malik, Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad dan Imam Abu Hanifah Kenapa mereka bisa tersebar madzhab nya, padahal ulama-ulama ahli fiqh itu banyak yang di masa itu kenapa Madzhab mereka yang paling menyebar karena Allāh ﷻ memberikan Taufik kepada mereka dengan murid². murid² yang menyebarkan madzhab mereka dan juga pendapat² mereka hikmah dan murid² tsb memberikan hidmah/ pelayanan berusaha untuk menyebarkan melakukan apa yang mereka bisa mungkin mereka mensyarah, mungkin mereka menulis ulang, mungkin mereka mengajarkan masing² mereka giat dalam berdakwah sehingga Madzhab Imam yang empat ini tersebar padahal di sana ada Sufyan Ats Tsauri atau di sana ada Al-Auzai dan masing-masing mereka adalah Ahlul Hadits dan Ahlu Fiqh namun tidak tersebar sebagaimana tersebarnya madzhab yang empat ini, kembalinya kepada Taufik Allāh ﷻ bagi mereka dengan adanya murid²nya menyebarkan dan memberikan Hidmah terhadap para Imam² tersebut.

Padahal secara keilmuan Sufyan Ats Tsauri Al Auzai dan juga yang lain mereka tidak kalah secara keilmuan mereka juga memiliki keilmuan yang luar biasa, ini adalah Taufik dari Allāh ﷻ

ذٰلِكَ فَضْلُ اللّٰهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ

Itu adalah karunia dari Allāh yang Allāh berikan kepada siapa yang Allāh kehendaki.

Diantara murid seniornya Al Imam Abu Hanifah adalah Abu Yaqub Ibrahim al-anshori yang juga termasuk mujtahid yang meninggal dunia pada tahun 181 hijriah

وأبي عبد الله محمد بن الحسن الشيباني رضوان الله عليهم أجمعين،

Dan ini adalah akidahnya Abu Abdillah Muhammad Hasan Asy Saiybni yang meninggal dunia pada tahun 189 hijriah.

Dua orang ini Abu Yusuf dan juga Muhammad Ibnu Hasan Asy Saibani inilah yang dikenal dengan shahiba Al Imam Abu Hanifah, dua orang sahabat Al Imam Abu Hanifah, kata shahib atau ashab ini adalah nama lain dari murid²nya, Ashabu Syafi’i maksudnya adalah murid-muridnya Imam Syafi’i sebagaimana para sahabat Rasulullah ﷺ
mereka adalah murid-murid dari Rasulullah ﷺ, Al Muzani ini termasuk ashabu Syafi’i yang termasuk murid Imam Syafi’i maksudnya adalah murid-murid yang dekat.

Kemudian Kenapa disebutkan tiga nama ini, Al Imam Abu Hanifah, Abu Yusuf, Asyaibani karena didalam madzhab Al Imam Abu Hanifah mereka ada kaidah-kaidah umum yang digunakan untuk menguatkan sebuah pendapat,

Yang pertama di antara faedah mereka apabila Imam Abu Hanifah dan juga dua orang shahabatnya ini mereka satu dalam sebuah pendapat, sepakat dalam sebuah pendapat maka ini tidak boleh mereka menyelisi pendapat tersebut secara mutlak, kalau sampai menyelesaikan pendapat yang memang Abu Hanifah Abu Yusuf dan juga Muhammad Hasan Asyaibani sepakat maka mereka tidak boleh menyelisih pendapat tersebut secara mutlak, kalau sudah sampai ketiganya bersepakat.
itu tingkatan yang paling tinggi dalam madzhab mereka.

Yang kedua apabila pendapat Imam Abu Hanifah sesuai dengan pendapat salah satu di antara dua shahib mendapat Imam Abu Hanifah sama dengan pendapatnya Abu Yusuf tapi beda dengan pendapatnya asyaibani maka ini tidak boleh Mereka menyelisihi pendapat keduanya kemudian mengambil pendapat yang menjadi menyelisihi, jadi kalau sudah ada pendapat Abu Hanifah misalnya sepakat pendapatnya dengan Abu Yusuf sementara syaibani berbeda maka mereka harus mengambil pendapatnya dua orang. Kemudian kalau misalnya Al Imam Abu Hanifah memiliki pendapat sementara dua orang shahibnya Abu Yusuf dan Asyaibani memiliki pendapat yang lain maka kebanyakan mereka menguatkan pendapat Imam Abu Hanifah.

Disini disebutkan 3 orang sekaligus berarti ini yang paling kuat tidak boleh menyelisihi pendapat mereka, maka ini Allāhualam tujuan dari Al Imam Ath Thahawi menyebutkan tiga nama ini karena kalau semuanya sudah sepakat maka tidak boleh bagi orang yang katanya intisab terhadap Imam Abu Hanifah untuk menyelisihi aqidah ini menyelisihi keyakinan.

Kemudian beliau mengatakan,

وما يعتقدون من أصول الدين ويدينون به رب العالمين.

Dan apa yang mereka yakini berupa pokok-pokok agama.

Didalam agama kita ada perkara-perkara yang pokok seperti misalnya rukun Iman, rukun Islam karena iman didalam agama kita ini bercabang² ada yang paling tinggi dan ada yang paling rendah ada yang merupakan pokok ada yang bukan merupakan pokok dan apa yang mereka yakini berupa pokok-pokok agama dan ini adalah nama lain dari akidah Ushuluddin pokok-pokok agama seperti rukun iman yang enam rukun Islam yang lima yang kalau itu baik maka akan baik seluruh amalan kalau ditunjukan maka akan jelek seluruh amalan, karena ini akidah berkaitan dengan qolbu yang dikatakan oleh Nabi ﷺ

وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ .

Apa yang mereka yakini berupa pokok-pokok agama adapun furu yang berkaitan dengan hukum Ibadah maka ini tidak disebutkan oleh beliau disini pembahasan beliau sekarang adalah tentang masalah akidah Adapun masalah furu ada pembahasannya di kitab-kitab yang lain, kitab-kitab Al Imam Abu Hanifah, Abu Yusuf, Saibani bisa didapatkan pendapat-pendapat mereka tentang masalah furu dikitab² yang lain.

Jadi yang yang akan beliau sampaikan di sini adalah keyakinan mereka di dalam masalah Ushuluddin

ويدينون به رب العالمين

Dan apa yang mereka beragama denganya.

Menyembah Allāh ﷻ dengan keyakinan-keyakinan tersebut karena beribadah kepada Allāh terkadang dengan amalan yang dhohir, terkadang dengan keyakinan beriman dengan takdir beriman hari akhir keyakinan kita tentang takdir dan hari akhir dan juga rukun iman yang lain adalah ibadah, Iman ini adalah termasuk ibadah, Karena makna ibadah adalah sesuatu yang dicintai dan diridhoi oleh Allāh baik yang dhohir maupun yang batin, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Keyakinan kita itu termasuk ibadah karena itu dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala

رب العالمين

Untuk Allāh Rabbul alamin.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى