Sikap terhadap Muslim yang Wafat dan Penutup (TAMAT) | Halaqah 100

Halaqah 100 ~ Sikap terhadap Muslim yang Wafat dan Penutup (TAMAT)

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

Beliau mengatakan,

وَمن مَاتَ من أهل الْقبْلَة موحدا

Barang siapa yang meninggal dunia diantara Ahlul kiblat.

Ahlul kiblat adalah orang Islam karena mereka shalat menghadap kiblat.

Dalam keadaan dia mentauhidkan Allāh bukan meninggal dalam keadaan syirik

يُصَلِّي عَلَيْهِ

maka keyakinan ahlussunnah orang yang demikian adalah di shalatkan.

Selama Dia adalah seorang muslim meninggal dalam keadaan bertauhid maka dia dishalatkan karena Nabi ﷺ mengatakan,

مَنْ صَلَّى صَلَاتَنَا وَاسْتَقْبَلَ قِبْلَتَنَا وَأَكَلَ ذَبِيحَتَنَا فَذَلِكَ الْمُسْلِمُ

Orang yang shalat seperti shalat kami dan menghadap kiblat kami dan dia memakan sembelihan kami maka dia adalah seorang muslim.

Nah kalau dia seorang muslim maka di shalatkan dan menyalati orang muslim ini adalah fardhu kifayah, kalau sudah dilakukan oleh sebagian kita maka tidak wajib bagi yang lain, kalau mereka semuanya tidak menyalatkan dosa,

ويستغفر لَهُ وَلَا يحجب عَنهُ الاسْتِغْفَار

Kalau dia memang seorang muslim ya kita mohonkan ampun,

Ya ketika kita shalat mengatakan

اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Juga mengatakan,

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا

kalau dia memang seorang muslim yang kita shalatkan

kita mohonkan ampun ketika kita menguburkan sebagaimana ucapan Nabi ﷺ

استغفِروا لأخيكُم ، وسَلوا لَهُ التَّثبيتَ ، فإنَّهُ الآنَ يُسأَلُ

Hendaklah kalian memohonkan ampun untuk saudara kalian dan mintalah ketetapan hati untuknya karena Sekarang dia sedang ditanya.

Adapun orang kafir maka tidak boleh kita memohonkan Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْٓا اُولِيْ

Tidak pantas dan tidak boleh bagi seorang Nabi dan orang² beriman untuk memohonkan ampun bagi orang-orang musyrik.

Berarti orang musyrik yang meninggal orang kafir yang meninggal enggak boleh kita memohonkan ampun, tapi bisa dipahami sebaliknya orang Islam maka kita memohonkan ampun untuk mereka،

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَات وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات.

Sehingga Imam Ahmad mengatakan,

ويستغفر لَهُ

Dimohonkan ampunan,

وَلَا يحجب عَنهُ الاسْتِغْفَار

Dan tidak boleh dihalangi istighfar darinya,

jangan kita melarang orang lain untuk memohonkan ampun bagi seorang muslim jangan dihalangi selama dia ada seorang muslim kita mohonkan ampun bagaimanapun dosanya,

وَلَا تتْرك الصَّلَاة عَلَيْهِ

Tidak boleh ditinggalkan menyolatkan untuk orang tersebut.

لذنب أذنبه صَغِيرا

tidak boleh ditinggalkan salat atasnya hanya karena dosa yang dia lakukan,

Baik dosa tersebut adalah dosa kecil maupun dosa yang besar bagaimanapun kefasikan dia selama Dia adalah seorang muslim maka jangan sampai umat Islam semuanya meninggalkan shalat untuk orang tadi, misalnya diketahui Dia adalah seorang pezina Dia seorang yang minum minuman keras Dia seorang pembunuh selama dia muslim maka harus kita shalatkan meskipun terkadang orang yang memiliki kedudukan di antara kita boleh supaya manusia mereka mengetahui tentang buruknya perbuatan ini dan supaya mereka menjauhi perbuatan ini maka orang yang ditokohkan seorang ustadz misalnya boleh dia tidak menyalati membiarkan kaum muslim yang lain mereka yang menyalati supaya apa, supaya orang Islam mereka takut untuk melakukan perbuatan tadi karena nanti enggak dishalatkan oleh seorang yang mulia dihinakan sehingga tidak dishalatkan oleh seorang yang mulia yang orang yang utama seorang ustadz seorang tokoh dahulu Nabi ﷺ juga melakukan demikian.

Dalam sebuah hadis Nabi ﷺ tidak menyalati orang yang bunuh diri dalam hadits yang lain beliau tidak menyalati orang yang punya hutang Kemudian beliau mengatakan kepada para sahabat yang lain hendaklah kalian menyolati sahabat kalian yaitu menyuruh para shahabat yang lain untuk menyalati Adapun beliau sendiri maka beliau tidak menyalati nah ini tujuannya adalah untuk mentahdzir mengingatkan umat jangan sampai mereka terjerumus ke dalam dosa² tadi yang dilarang itu kalau sampai semuanya tidak menyolati ini yang enggak boleh harus ada di antara kita yang menyalati selama Dia adalah seorang muslim Kalau sampai tidak ada yang menyalati kita semuanya berdosa.

صَغِيرا كَانَ أَو كَبِيرا

Baik dosa yang dilakukan adalah dosa yang kecil maupun dosa yang besar.

Dosa yang besar saja enggak boleh menjadi sebab kita tidak menyalati apalagi dosa yang kecil

أمره إِلَى الله تَعَالَى

Urusannya dan nasib orang tadi kita sarankan kepada Allāh ﷻ. Kita memerlukan ampun, kita shalatkan tentunya semuanya adalah kembali kepada Allāh ﷻ.

Kemudian beliau mengatakan,

آخر الرسَالَة

adalah akhir dari risalah ini .

وَالْحَمْد لله

Dan segala puji hanyalah untuk Allāh

وصلواته على مُحَمَّد وَآله وَسلم تَسْلِيمًا

Dan shalawat Allāh untuk Nabi Muhammad ﷺ dan juga keluarganya

وَسلم تَسْلِيمًا

beliau mengucapkan sholawat dan salam untuk Nabi Muhammad ﷺ dan keluarga beliau.

أَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ،

Alhamdulillah dengan demikian kita sudah mengkhatamkan menyelesaikan sebuah kitab yang sangat bermanfaat yang ditulis oleh seorang Imam di antara Imam Imam ahlussunnah wal jamaah Semoga Allah subhanahu wa ta’ala membalas beliau dengan balasan yang lebih baik dan menjadikan ilmu yang kita pelajari didalam kitab ini menjadi ilmu yang bermanfaat dan kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى