Halaqah 78 ~ Mendengar dan Taat kepada Pemerintah Bag 03

Halaqah 78 ~ Mendengar dan Taat kepada Pemerintah Bag 03

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Umar bin Khattab radiallahu taala anhu beliau mengatakan,

لاَ إِسْلاَمَ إِلاَّ بِجَمَاعَةٍ وَلاَ جَمَاعَةَ إِلاَّ بِإِمَارَةٍ وَلاَ إِمَارَةَ إِلاَّ بسمع و طَاعَةٍ

Beliau mengatakan, Tidak ada Islam kecuali dengan bersatu,
Kita tidak mungkin menegakkan Islam/syiar² dengan benar kecuali apabila kita berijtima/bersatu antara rakyat dan penguasa,

وَلاَ جَمَاعَةَ إِلاَّ بِإِمَارَةٍ

Dan tidak persatuan kalau tidak ada kepemimpinan.

Adanya pemimpin itulah yang menjadikan persatuan, ada apa² kita kepemimpin kita, kita berselisih kita kepemimpin kita, tapi kalau tidak memiliki pemimpin/penguasa maka kita akan saling mendholimi satu dengan yang lain. Sebuah daerah/tempat tidak ada pemimpin maka akan terjadi kekacauan, sehingga Ali bin Abi Thalib beliau mengatakan,

إذا نزلت بلدا ولم تجد فيه أميرًا فارحل

Kalau engkau mendatangi sebuah daerah engkau tidak mendapatkan didalamnya seorang pemimpin maka segera tinggalkan daerah tersebut.

Karena kalau tetap berada disitu kemungkinan besar kita akan didholimi, tidak ada aturan sama sekali.

Ini menunjukkan tentang pentingnya umara.

وَلاَ إِمَارَةَ إِلاَّ بسمع و طَاعَةٍ

Dan tidak ada kepemilikan kecuali jika mendengar dan taat.

Kalau ada pemimpin tapi rakyatnya tidak mau mendengar dan taat, tidak ada gunanya karena diangkatnya pemimpin itu agar kita mau mendengar dan taat kepada beliau, ketika kita taat dan mendengar kepada beliau maka akan ada mashlahat untuk semuanya, tapi kalau kita tidak taat dan mendengar kepada penguasa maka yang terjadi adalah mudharat. Ini ucapan Umar bin Khattab menunjukkan tentang pentingnya kepemimpinan didalam agama Islam.

Itu adalah dalil dari Sunnah Nabi ﷺ atau sebagian dalil Sunnah Nabi ﷺ sampai beliau menegaskan seandainya yang memimpin kita seorang budak Ethiopia yang kepalanya seperti anggur yang dikeringkan maka kewajiban kita adalah mendengar dan taat selama dia menegakkan Al Qur’an .

Ini adalah penjelasan dari Nabi ﷺ bahwa mendengar dan taat kepada penguasa selama apa yang dia perintahkan sesuai dengan Al Qur’an bukan sesuatu yang bertentangan dengan Al Qur’an, artinya ketaatan kita kepada penguasa ini adalah ketaatan yang terbatas bukan ketaatan yang tidak terbatas, berbeda ketaatan kita kepada Allāh dan Rasul ia merupakan ketaatan yang mutlak.

Ketaatan yang terbatas yang bagaimana? Ketaatan yang terbatas kepada penguasa kaum muslimin adalah apabila perintahnya sesuai dengan Islam maka kita laksanakan dan jika perintahnya bertentangan dengan Islam/Al Qur’an dan hadits maka kita tidak boleh melaksanakan perintah tersebut.

Jika dia memiliki perintah ada yang sesuai dengan Islam dan apa yang tidak sesuai maka yang sesuai kita laksanakan yang tidak sesuai tidak boleh kita kerjakan, berarti ketaatan kita kepada penguasa bukan ketaatan yang bebas tak terbatas tetapi ketaatan yang terbatas. Nanti akan disebutkan tentang dalil yang lain yaitu sabda Nabi ﷺ

لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِيْ مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ

Tidak ada ketaatan kepada makhluk didalam maksiat kepada Al Kholiq.

Tidak boleh kita taat kepada makhluk kalau itu kemaksiatan kepada Allāh meskipun yang memerintah adalah penguasa kita yang kita hormati, ketahui kedudukan beliau di negara ini tapi kalau apa yang diperintahkan tidak sesuai dengan apa yang ada didalam Islam bahkan melanggar apa yang ada didalam Islam maka tidak boleh kita mentaati, tetap aturan Allāh harus kita dahulukan.

۝ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian mendahului Allāh dan RasulNya dan bertaqwalah kalian kepada Allāh.

Ini termasuk pertengahannya Islam karena ada yang berlebihan jadi mentaati tetapi berlebihan sampai menjadikan aturan manusia itu disamakan dengan aturan Allāh terkadang mereka berdalil dengan ayat tadi dan.

Dan sebagian yang lain sebaliknya tidak mau sama sekali mendengar dan taat kepada penguasa ini bertolak belakang ekstrim keduanya. Dan yang pertengahan adalah apa yang ada didalam syari’at kita yaitu kita mendengar dan taat kepada penguasa tetapi terbatas yaitu apa yang sesuai Al Qur’an dan Sunnah, jika tidak maka dalam aturan tersebut kita tidak boleh mendengar dan taat.

ما أقامَ لَكم كتابَ اللَّهِ

Selama dia masih menegakkan Al Qur’an.

Yaitu masih sesuai aturan tersebut dengan Al Qur’an.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى