Hukuman Durhaka Kepada Kedua Orang Tua

Bab 15 | HUKUMAN DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA



Hadits ke 29.  'Abdullah bin Yazid mengabarkan kepada kami, ia berkata, 'Uyainah bin 'Abdirrahman mengabarkan kepada kami dari ayahnya:

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ‏:‏ مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجَّلَ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةُ مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ، مِنَ الْبَغِيِّ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ

Dari Abu Bakrah, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya (di dunia ini) berikut pembalasan yang disimpan untuknya (di akhirat) daripada orang yang melampaui batas dan memutus silaturrahim."

{Shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad (5/36), Abu Dawud kitab al-Adab, bab an-Nahyu 'anil Bagh- yi (4902), at-Tirmidzi kitab Shifatul Qiyamah, bab (57) (2511), dan Ibnu Majah kitab az-Zuhd, bab al-Baghyu (4211). Ash-Shahihah (978, 918).}

Kandungan Hadits:
  1. Penetapan bahwa hukuman pelaku kezhaliman dan pemutus tali silaturrahim akan disegerakan di dunia sebelum mendapatkan balasan di akhirat kelak.
  2. Haramnya menentang penguasa.
  3. Menyambung tali silaturrahim adalah kewajiban dan memutusnya merupakan dosa besar.



Hadits ke 30.  Al-Hasan bin Bisyr mengabarkan kepada kami, ia berkata: Al-Hakam bin 'Abdil Malik mengabarkan kepada kami dari Qatadah, dari al-Hasan:

عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ‏:‏ قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ ﷺ :‏ ((مَا تَقُولُونَ فِي الزِّنَا، وَشُرْبِ الْخَمْرِ، وَالسَّرِقَةِ‏؟‏)) قُلْنَا‏:‏ اللّٰهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ‏:‏ ((هُنَّ الْفَوَاحِشُ، وَفِيهِنَّ الْعُقُوبَةُ، أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ‏؟‏ الشِّرْكُ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ))، وَكَانَ مُتَّكِئًا فَاحْتَفَزَ قَالَ‏:‏ (وَالزُّورُ‏)

Dari 'Imran bin Hushain, ia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda, 'Bagaimana pendapat kalian tentang perbuatan zina, minum khamr dan mencuri?' Para Shahabat menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Beliau lalu menjelaskan, 'Itu adalah kekejian dan bagi (pelaku)nya ada hukuman. Maukah kalian aku beritahu dosa-dosa yang paling besar? (Yaitu) mempersekutukan Allah ﷻ dan durhaka kepada orang tua.' Beliau ketika itu duduk bertelekan, lalu beliau duduk tegak sambil bersabda, 'Dan sumpah palsu."

{Dha'if. Dalam hadits ini terdapat 'an'anah dari al-Hasan al-Bashri dan perawi yang bernama al-Hakam bin 'Abdil Malik merupakan perawi yang lemah. Tetapi riwayatnya tertelusuri. Diriwayatkan oleh ar-Ruyani (86) dengan isnad yang sama, al-Harits bin Abi Usamah (29/al-Bugh-yah), dan ath-Thabrani (18/ hadits 293) dari jalur Sa'id bin Basyir, dari Qatadah.}

Kandungan Hadits:
  1. Kekejian syirik dan durhaka kepada orang tua.
  2. Besaran dan tingkat-tingkat dosa adalah sesuai dengan kerusakan yang ditimbulkan. 
  3. Hadits di atas menunjukkan haramnya sumpah palsu dan keburukannya yang teramat besar, karena akibat buruk yang ditimbulkan turut berpengaruh pada orang lain, berbeda dengan bentuk kemaksiatan lain yang Nabi ﷺ sebutkan dalam hadits tersebut.