Dosa Besar Ke 8 - Memakan Harta Anak Yatim Secara Zhalim

Memakan Harta Anak Yatim Secara Zhalim




Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

اِنَّ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ اَمْوَا لَ الْيَتٰمٰى ظُلْمًا اِنَّمَا يَأْكُلُوْنَ فِيْ بُطُوْنِهِمْ نَا رًا ۗ وَسَيَـصْلَوْنَ سَعِيْرًا

"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)"
(An Nisa' : 10)

Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman :

...وَلَا تَقْرَبُوْا مَا لَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِا لَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ

"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat)..."
(Al-An'am : 152)  [1]

Dan Nabi  bersabda :

اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ.....فَزَ كَرَ مِنْهَا أَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ

"Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan...." Lalu beliau menyebutkan diantaranya adalah, "... dan makan harta anak yatim".

Dan setiap wali yang miskin dari seorang anak yatim yang makan dengan cara yang baik (dari harta anak yatim tersebut), maka tidak apa-apa atasnya, sedangkan apa yang lebih dari batas kepatutan, maka itu harta yang haram yang tidak ada keberkahannya. Dan kepatutan yang dimaksud adalah sebagaimana yang dikenal dalam adat tata Krama ditengah masyarakat mukmin yang tidak disertai dengan tujuan-tujuan yang keji.

•--------------••✵🌴🕋🌴✵••---------------•

[1] Dan selengkapnya adalah sebagai berikut :

Allah Ta'ala berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوْا مَا لَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِا لَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚ وَاَ وْفُوْا الْكَيْلَ وَا لْمِيْزَا نَ بِا لْقِسْطِ ۚ لَا نُـكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۚ وَاِ ذَا قُلْتُمْ فَا عْدِلُوْا وَلَوْ كَا نَ ذَا قُرْبٰى ۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْا ۗ ذٰ لِكُمْ وَصّٰٮكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ۙ 

"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 152)




Sumber:
Al Kaba'ir
76 Dosa Besar yang Dianggap Biasa, Al-Imam al-Hafizh adz-Dzahabi,