Halaqah 43 ~ Muhammad adalah Nabi yang Terpilih dan Rasul yang Diridhai
📘 Kitab : Aqidah Ath-Thahawiyah
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Beliau mengatakan rahimahullāh
وَنَبِيُّهُ الْمُجْتَبَى،
Dan Beliau adalah Nabi yang Al Mujtaba.
Al Mujtaba ini maknanya sama dengan Al Musthofa yaitu yang dipilih, Al Musthofa dengan al-mujtaba, Al Mukhtar ini maknanya hampir sama yaitu yang dipilih.
Nabi Muhammad ﷺ beliau adalah seorang Rasul dan sekaligus adalah seorang Nabi, Allāhualam Al Mujtaba disini adalah isyarat beliau seorang rasul kemudian yang kedua adalah seorang Nabi sebagaimana dalam Al Ushul ats-Tsalatsah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengatakan
نبئ باقرأ، وأرسل بالمدثر
Beliau ﷺ menjadi seorang Nabi dan juga Rasul selama 23 tahun.
نبئ باقرأ، وأرسل بالمدثر
Beliau resmi menjadi seorang Nabi ketika diturunkan
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ – .
[QS Al Alaq]
dari ayat yang pertama sampai yang kelima.
Dengan turunnya ayat-ayat tadi maka beliau resmi menjadi seorang Nabi setelah Wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Nabi kita Muhammad ﷺ.
وأرسل بالمدثر
Dan resmi menjadi seorang Rasul dengan turunnya surat Al Mudatsir kepada beliau ﷺ
يٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ
قُمْ فَاَنْذِرْۖ
وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ.
Wahai orang yang berselimut bangunlah kemudian ingatkanlah,
Yaitu ingatkan Manusia dari kesyirikan maka beliau menjadi seorang Rasul.
Apa perbedaan antara Nabi dan juga Rasul ?
Nabi ini lebih luas daripada Rasul lebih umum daripada Rasul sehingga dalam sebuah hadits ketika Nabi ﷺ ditanya tentang berapa jumlah para Nabi beliau menyebutkan 124ribu, kemudian setelah itu ditanya berapa Rasul diantara mereka? diantara Nabi² tersebut siapa diantara mereka yang berpangkat sebagai seorang Rasul, maka Beliau ﷺ menyebutkan 300an lebih.
Ini menunjukkan bahwasanya Nabi ini lebih umum daripada Rasul, setiap Rasul adalah Setiap Nabi dan tidaklah setiap Nabi itu otomatis menjadi seorang Rasul.
Para ulama berselisih pendapat tentang perbedaan antara Nabi dan Rasul yang masyhur yang biasa disampaikan kepada kita bahwasanya yang dimaksud dengan Rasul adalah orang yang diwahyukan dan dia diperintahkan untuk menyampaikan, adapun Nabi maka dia diwahyukan tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikan yaitu yang dulu kita pelajari dan ini yang Masyhur maka sebagian masyaikh sampai sekarang masih memaknai Nabi dan Rasul demikian.
Rasul itu adalah diwahyu kan dan diperintahkan untuk menyampaikan kepada yang lain Adapun nabi maka ini diwahyukan tetapi tidak diperintahkan untuk menyampaikan.
Dan definisi ini kurang tepat karena kalau kita melihat dalil seperti misalnya firman Allāh subhanahu wa ta’ala dalam surat Al Hajj ayat yang ke 52 misalnya, menunjukkan bahwasanya yang namanya Nabi Ini juga diutus Allah mengatakan
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِىٍّ إِلَّآ إِذَا تَمَنَّىٰٓ أَلْقَى ٱلشَّيْطَٰنُ فِىٓ أُمْنِيَّتِهِۦ فَيَنسَخُ ٱللَّهُ مَا يُلْقِى ٱلشَّيْطَٰنُ ثُمَّ يُحْكِمُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ .
[QS Al Hajj 52]
Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan juga seorang Nabi dan tidak pula seorang Nabi.
Berarti di sini Allāh mensifati baik Rasul maupun Nabi Ini adalah yang diutus oleh Allāh, karena Allah mengatakan
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ وَلَا نَبِىٍّ
Berarti dua²nyq diutus, apa fungsi diutus seseorang diutus, seorang diutus oleh Allah kepada manusia apakah diam saja? apakah seorang utusannya datang kemudian diam saja tidak menyampaikan? yaitu bukan utusan lalu kita ada utusan dari presiden kepada kita ketika dia datang kepada kita apakah hanya diam saja melihat kita atau dia menyampaikan sesuatu? jawabannya adalah menyampaikan sesuatu, maka Allāh subhanahu wa ta’ala di sini mensifati Nabi maupun Rasul dua-duanya diutus oleh Allāh subhanahu wa ta’ala, demikian pula dalam hadist ketika Nabi ﷺ menceritakan bahwasanya diperlihatkan kepada beliau para Nabi dan juga umatnya kemudian
عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأُمَمُ، فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ وَمَعَهُ الرُّهَيْطُ، وَالنَّبِيَّ وَمَعَهُ الرَّجُلُ وَالرَّجُلَانِ،
Diperlihatkan kepadaku umat² ini terjadi ketika mi’raj Nabi ﷺ, diperlihatkan kepadaku maka aku melihat seorang Nabi dan dia bersama beberapa orang (lihat ucapan beliau) aku melihat seorang Nabi yang bersama beliau kurang dari 10 orang, berarti seorang Nabi diperintahkan untuk berdakwah dan aku melihat seorang Nabi dan bersama beliau satu atau dua orang nanti (berarti juga diperintahkan untuk berdakwah).
Jadi Allāhutaala alam perbedaan antara Nabi dengan Rasul dengan mengatakan bahwasanya Nabi tidak diperintahkan untuk menyampaikan ini kurang tepat berdasarkan dalil² diatas.
Lalu apa perbedaannya ada yang mengatakan bahwasanya Rasul diutus kepada kaum yang menyelisihi dia di dalam masalah tauhid, Nabi ﷺ beliau adalah Rasul karena beliau diutus kepada kaum musyrikin , Nabi Nuh alaihi salam beliau adalah Rasul yang pertama karena beliau diutus kepada kaum yang menyelisi beliau didalam masalah Tauhid.
Nabi Adam alaihi salam adalah Nabi, 10 generasi yang pertama tidak ada kesyirikan disana beliau adalah seorang Nabi, tapi Rasul yang pertama adalah Nabi Nuh alaihi wasallam karena beliau diutus kepada kaum yang menyelisihi beliau didalam masalah Tauhid, sehingga Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengatakan
وأولهم نوح
Rasul yang pertama ada Nabi Nuh alaihi wa salam,
Dan Allah mengatakan
إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَىٰ نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ
[QS An Nisa 163]
Kami telah mewahyukan kepadamu sebagaimana kami mewahyukan kepada Nuh dan juga para Nabi setelahnya.
Karena beliau adalah Rasul yang pertama disebutkan pertama disini oleh Allah, dan dalam sebuah hadis yaitu hadits yang menceritakan tentang syafaatul uzma maka disebutkan disitu bahwasanya manusia ketika mereka datang kepada Nabi Nuh alaihissalam
أنت أول رسول أرسله الله إلى أهل الأرض
Engkau adalah Rasul yang pertama yang Allah utus kepada penduduk bumi.
Sehingga berdasarkan dalil ini bahwa yang namanya Rasul itu adalah yang diutus kepada kaum yang menyelisihi di dalam masalah tauhid kalau tidak menyelisihi dalam masalah tauhid tapi dia menyelisih dalam perkara yang lain maka ini dinamakan dengan Nabi kalau dia tidak menjeleksi atau mereka tidak menyelidiki di dalam masalah tauhid tapi mereka memiliki kekurangan pada masalah yang lain, penyimpangan di dalam masalah yang lain maka ini dinamakan Nabi
ونبيه المجتبى
Rasulullah ﷺ adalah Nabi yang terpilih, didalam Al-Qur’an Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan,
يا أيها النبي
Mensifati Nabi dengan kenabian, sebagaimana firman Allah,
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَٰذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا ۗ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ
[QS Al Imran 68]
Allāh mensifati Nabi nya dengan kerasulan dan juga kenabian, sebagaimana firman Allāh
فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
[QS Al A’raf158]
Allah mengatakan,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَمَنِ اتَّبَعَكَ
dst
Maka beliau adalah seorang Rasul sekaligus seorang Nabi ﷺ.
ورسوله المرتضى
Dan beliau adalah seorang Rasul yang diridhai,
Beliau adalah seorang Nabi sekaligus seorang Rasul, Sebagaimana dalam ayat yang tadi kita sebutkan dan ini berarti al-mustafa yang tadi disebutkan di awal ini umumnya seorang Nabi Dia adalah Mustofa dan seorang Rasul juga Mustafa dipilih oleh Allah subhanahu wa ta’ala artinya
ونبيه المجتبى، ورسوله المرتضى
Al Murtadho artinya adalah yang diridhai Allāh ﷻ, Allāh subhanahu wa ta’ala telah meridhoi Rasul Nya
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى