Halaqah 16 ~ Tidak Ada yang Terjadi Kecuali Atas Kehendak Allāh (Bagian 1)
📘 Kitab : Aqidah Ath-Thahawiyah
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله
Beliau mengatakan,
ولا يكون إلا ما يريد
Dan tidak terjadi kecuali apa yang Allāh kehendaki,
Setelah beliau menyebutkan tentang kewajiban kita untuk meyakini bahwa Allāh ﷻ Dialah yang yang awal tidak ada sebelumnya sesuatu.
Dia adalah yang kekal, maka beliau menyebutkan permasalahan yang baru yang merupakan bagian dari keimanan dengan Takdir Allāh,
Apa hubungannya ini dengan masalah Tauhid Asma dan juga sifat Allāh ?
karena beriman dengan Takdir Allāh itu hakikatnya adalah beriman dengan Qudratullah yaitu meyakini bahwasanya Allāh ﷻ Maha mampu untuk melakukan segala sesuatu, diantaranya adalah menulis Takdir sebelum terjadinya, mengetahui segala sesuatu sebelum terjadi bahwasanya Masyiatullāh pasti terlaksana dan segala sesuatu adalah diciptakan oleh Allāh.
Orang yang beriman dengan perkara² tersebut berarti dia beriman dengan Takdir Allāh & orang yang beriman kepada Takdir Allah berarti dia telah beriman dengan Qudratullah /kemampuan Allāh kekuasaan Allāh.
Sehingga sebagian salaf mengatakan،
《 القدر هو قدرة الله 》
Takdir ini adalah kekuasaan Allāh .
Mengetahui sesuatu sebelum terjadi, tidaklah terjadi sesuatu di dunia ini kecuali dengan kehendak Allāh, ini menunjukkan Qudratullah, ‘alakulli sayyin, Qudratullah ini termasuk sifat Allāh dan diantara nama Allāh adalah Al Qadir,
ولا يكون إلا ما يريد
Tidak terjadi sesuatu kecuali apa yang dikehendaki oleh Allāh.
Apa saja sekecil apapun tidaklah terjadi di alam bawah dan alam atas, di Bumi maupun di Langit tidaklah terjadi sebuah kejadian kecuali itu adalah dengan kehendak Allāh ﷻ, sekecil apapun iya sekecil apapun Allāh mengetahui jatuhnya Daun yang jumlahnya tidak mengetahuinya kecuali Allāh ﷻ,
Jatuhnya daun, terbangnya dia kapan jatuhnya itu dengan Masyiatullāh dengan Irodatullah dan tidak jatuh dengan sendirinya atau keinginan diri sendiri jatuh dengan kodratullah,
وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا
Allāh subhanahu wa ta’ala mengetahui dan Dialah yang menghendaki, bahkan yang jauh lebih kecil daripada daun, debu yang berterbangan yang ada di sekitar kita yang kita tidak melihatnya bahkan nempel di tubuh kita kita tidak merasa maka dia terbang itu dengan kehendak Allāh, dia nempel di mana , dia jatuh di mana, dia terbang ke mana lagi itu dengan kehendak Allāh subhanahu wa ta’ala, apalagi perkara² yang besar.
Bergeraknya sesuatu, diamnya sesuatu juga dengan kehendak Allāh, diamnya rumah kita di sini diamnya mobil kita di depan diamnya pohon itu semuanya adalah dengan kehendak Allāh
ولا يكون إلا ما يريد
Dan tidak terjadi kecuali dengan Allāh .
Termasuk nikmat dan juga musibah nikmat yang sampai kepada kita berupa makanan, minuman, rupiah, nikmat kesehatan terjadi itu semua dengan kehendak Allāh.
Menjadikan kita bersyukur kepada Allāh ﷻ yang menghendaki yang demikian, kalau Allāh menghendaki akan Allāh tahan rezeki² tersebut musibah seseorang juga dengan izin Allāh tidak lah kita tersandung, tidaklah kita terkena duri, tidak kita terbentur tembok, kehilangan atau rusak mobilnya kecuali itu semua dengan kehendak Allāh.
Allāh yang menghendaki terjadinya musibah ini,
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ
Tidaklah menimpa sebuah musibah kecuali itu dengan izin Allāh.
Kalau demikian keadaannya maka menjadikan kita semakin sadar bahwasanya kita adalah hamba yang lemah
ما أصابَك لم يكُنْ لِيُخْطِئَك
Apa yang menimpamu tidak mungkin lepas darimu.
kita adalah hamba yang lemah makhlukun marbuhun, Allāh subhanahu wa ta’ala Dialah Yang Maha kuasa, kehendak Allāh di atas kehendak manusia
مَا شِئْتَ كَانَ، وإنْ لم أشَأْ · وَمَا شِئْتُ إن لَمْ تَشأْ لَمْ يكنْ ·
Apa yang Engkau kehendaki Ya Allāh pasti terjadi meskipun aku tidak menghendaki.
Semakin menjadikan kita ini merasa rendah di hadapan Allāh dan semakin memperbesar penghambaan kita kepada Allāh Apa yang kau kehendaki Allāh terjadi meskipun aku tidak menghendakinya dan apa yang aku kehendaki seandainya Engkau tidak menghendaki maka tidak akan terjadi, ini menguatkan tawakal kita kepada Allāh dalam mencari rezeki ,dalam mendidik anak dalam berdakwah, kita menginginkan anak kita menjadi orang yang sholeh ingin anak kita menjadi orang yang berbakti , orang yang berguna dan seterusnya itu kehendak kita, dan kehendak Allāh di atas kehendak manusia kita menghendaki orang yang ada di hadapan kita memahami apa yang kita ucapkan Kita menghendaki masyarakat mereka mendapatkan hidayah mengenal sunnah itu kehendak kita, kehendak Allāh diatas kehendak manusia
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ …
[QS Al Qosos 56]
Akan tetapi Allāh Dia lah yang hidayah kepada siapa yang Allāh kehendaki.
Lalu apa yang kita lakukan?
Kita melakukan sesuai dengan apa yang Allāh perintahkan Kita disuruh untuk mendidik anak kita, dan ini adalah tanggung jawab kita dan amanah
كُلُّكُمْ مَسْئُولٌ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
kita diperintahkan untuk memberikan nafkah kepada mereka
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ
Memberikan nafkah, mendidik/ajarkan mereka Al-Qur’an ajarkan mereka Sunnah , dekatkan mereka agama, itu perintah Allāh kita diperintahkan untuk mendidik anak kita dengan pendidikan yang Islam namun kita juga beriman dengan takdir Allāh ﷻ dengan Masyiatullāh ﷻ. maka orang yang memahami
ولا يكون إلا ما يريد
Akan banyak mengambil hikmah dan manfaat dari kehidupannya, tidak terjadi di dunia ini kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى