Keutamaan Silaturrahim

Bab 27 | KEUTAMAAN SILATURRAHIM


Hadits ke 52.  Muhammad bin 'Ubaidillah mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ibnu Abi Hazm mengabarkan kepada kami dari al-'Ala`, dari ayahnya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ‏:‏ أَتَى رَجُلٌ النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ‏:‏ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ لِي قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُونَ، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيُسِيئُونَ إِلَيَّ، وَيَجْهَلُونَ عَلَيَّ وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ، قَالَ‏:‏ لَئِنْ كَانَ كَمَا تَقُولُ كَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ، وَلاَ يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذٰلِكَ

Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Seorang laki-laki mendatangi Nabi ﷺ seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, aku mempunyai keluarga yang aku sambung silaturrahim mereka, tetapi mereka memutus. Aku berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka berbuat buruk terhadapku. Mereka bersikap keras terhadapku, padahal aku bersikap sabar dan lapang terhadap mereka.' Rasulullah ﷺ menjawab, 'Kalau demikian halnya seperti yang engkau katakan, (maka) seolah-olah engkau memberi mereka makan bara api, dan Allah senantiasa menjadi Penolongmu selama engkau tetap seperti itu. "

{ HR. Muslim: kitab al-Birr wash Shilah, bab Shilaturrahim wa Tahrim Qathi'atiha (22).}

Kandungan Hadits:
  1. Hukum asal dalam bergaul dengan kerabat yakni hendaknya berbuat baik, bersabar dan memaklumi, bukan bergaul untuk menerima atau memberi.
  2. Melaksanakan perintah Allah adalah penyebab datangnya pertolongan, bantuan dan taufiq dari-Nya. 
  3. Memutus hubungan rahim adalah sesuatu yang menyakitkan dan menyiksa di dunia serta menjadi sebab kerugian dan penyesalan di akhirat.
  4. Setiap hamba hendaknya mengharapkan pahala dari Allah ketika menunaikan hak-hak dan berbuat baik kepada kerabat dan orang lain.



Hadits ke 53.  Isma'il bin Abi Uwais mengabarkan kepada kami, ia berkata: Saudaraku mengabarkan kepadaku dari Sulaiman bin Bilal, dari Muhammad bin Abi 'Atiq, dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah bin 'Abdirrahman, dari Abur Raddad al-Laits mengabarkan kepadanya :

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمٰنِ بْنِ عَوْفٍ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُولُ‏:‏ قَالَ اللّٰهُ عَزَّ وَجَلَّ‏:‏ أَنَا الرَّحْمَنُ، وَأَنَا خَلَقْتُ الرَّحِمَ، وَاشْتَقَقْتُ لَهَا مِنَ اسْمِي، فَمَنْ وَصَلَهَا وَصَلْتُهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَتُّهُ‏

Dari 'Abdurrahman bin 'Auf, ia mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, "Allah ﷻ berfirman, 'Aku adalah ar-Rahman, Aku menciptakan rahim dan Aku ambil sebutan untuknya dari Nama-Ku. Barangsiapa yang menyambungnya akan Aku sambung, dan barangsiapa yang memutusnya akan Aku putus."

{ Shahih lighairihi. HR. Ahmad (1/194), Abu Dawud: kitab az-Zakah, bab Shilaturrahim (1694- 1695), at-Tirmidzi: kitab al-Birr wash Shilah, bab Ma Ja'a fii Qathi'atir Rahim (1907). Hadits ini juga diperkuat dengan hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Ahmad (2/498). Lihat ash-Shahihah (520).}

Kandungan Hadits:
  1. Rahim adalah salah satu pengaruh rahmat Allah Yang Maha Rahman, dan setiap mukmin harus berakhlak dengan akhlak Allah Ta'ala serta menghimbasi perilakunya dengan Asma' dan sifat-sifat-Nya.
  2. Penyebutan isytiqaq rahim dari ar-Rahman merupakan bentuk isti'arah dan sebagai petunjuk akan kedudukannya yang agung. 
  3. Dalam hadits tersebut terdapat keagungan rahim dan penjelasan tentang keutamaannya serta besamya dosa memutus kerahiman.
  4. Rahmat itu terbatas pada ittiba' kepada al-Kitab dan as-Sunnah. Menegakkan hukum hadd dan menegakkan hukuman atas pelanggaran terhadap hukum Allah tidaklah menafikan rahmat yang dimaksud dalam hadits ini.



Hadits ke 54.  Musa bin Isma'il mengabarkan kepada kami, ia berkata: Abu 'Awanah mengabarkan kepada kami dari 'Utsman bin al-Mughirah:

عَنْ أَبِي الْعَنْبَسِ قَالَ‏:‏ دَخَلْتُ عَلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو فِي الْوَهْطِ يَعْنِي أَرْضًا لَهُ بِالطَّائِفِ، فَقَالَ‏:‏ عَطَفَ لَنَا النَّبِيُّ ﷺ إِصْبَعَهُ فَقَالَ‏:‏ الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنَ الرَّحْمَنِ، مَنْ يَصِلْهَا يَصِلْهُ، وَمَنْ يَقْطَعْهَا يَقْطَعْهُ، لَهَا لِسَانٌ طَلْقٌ ذَلْقٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Dari Abul 'Anbas, ia berkata, "Aku menemui 'Abdullah bin 'Amr di Wahth -yakni sebidang tanah miliknya di Tha`if-, lalu ia berkata, 'Rasulullah ﷺ menyilangkan jari-jemarinya seraya bersabda, 'Rahim berasal dari ar-Rahman. Barangsiapa menyambungnya, Dia akan menyambungnya, dan siapa yang memutusnya, Dia akan memutusnya. Rahim mempunyai lidah yang lancar dan fasih pada Hari Kiamat."

{ Shahih lighairihi. Isnadnya di sini lemah, karena Abul 'Anbas tidak dikenal. Lihat kitab Ghayatul Maram (406). Diriwayatkan ath-Thayalisi (2364), Waki' dalam kitab az-Zuhd (402) melalui Abul 'Anbas. Diriwayatkan juga oleh Ahmad (2/189), al-Hakim (4/162) melalui Abu Tsumamah ats-Tsaqafi dari 'Abdullah, dan hadits 'Aisyah berikutnya menguatkannya serta hadits Abu Hurairah pada nomor (65).}

Kandungan Hadits:
  1. Penegasan haramnya memutus hubungan rahim, dan tidak menyambung hubungan rahim termasuk dosa besar. 
  2. Pengagungan terhadap rahim, dan menyambung hubungan rahim adalah amal Sunnah yang sangat dianjurkan.
  3. Rahim dapat berbicara dan mengadukan orang yang memutusnya kepada Allah pada Hari Kiamat.
  4. Rahim berasal dari Asma' ar-Rahman. Karena itu, barangsiapa yang menyambungnya, Allah pasti menyambungnya. Sebaliknya orang yang memutusnya, Allah juga memutus rahmat-Nya darinya.



Hadits ke 55.  Isma'il mengabarkan kepada kami, ia berkata: Sulaiman mengabarkan kepadaku dari Mu'awiyah bin Abi Muzarrad, dari Yazid bin Marwan, dari 'Urwah bin az-Zubair:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ‏:‏ الرَّحِمُ شُجْنَةٌ مِنَ اللهِ، مَنْ وَصَلَهَا وَصَلَهُ اللّٰهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا قَطَعَهُ اللّٰهُ‏

Dari 'Aisyah radhiyallahu anha bahwa Nabibﷺ bersabda, "Rahim adalah akar dari Allah, barangsiapa menyambungnya la akan disambung oleh Allah, dan siapa yang memutusnya ia akan diputus oleh Allah." 

{ HR. Al-Bukhari: kitab al-Adab, bab Man Washala Washalahullahu (5989) dan Muslim: kitab al- Birr wash Shilah, bab Shilaturrahim wa Tahrimi qathi'atiha (17).}

Penjelasannya telah disebutkan pada hadits no. 53 dan 54.