Budak Yang Sudah Dimerdekakan Oleh Suatu Kaum Termasuk Keluarga Mereka

Bab 40 | BUDAK YANG SUDAH DIMERDEKAKAN OLEH SUATU KAUM DARI SUATU KAUM TERMASUK KELUARGA MEREKA



Hadits ke 75.  'Amr bin Khalid mengabarkan kepada kami, ia berkata: Zuhair mengabarkan kepada kami, ia berkata, 'Abdullah bin 'Utsman mengabarkan kepada kami, ia berkata: Isma'il bin 'Ubaid mengabarkan kepadaku dari ayahnya, 'Ubaid:


عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ لِعُمَرَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ‏:‏ اجْمَعْ لِي قَوْمَكَ، فَجَمَعَهُمْ، فَلَمَّا حَضَرُوا بَابَ النَّبِيِّ ﷺ دَخَلَ عَلَيْهِ عُمَرُ فَقَالَ‏:‏ قَدْ جَمَعْتُ لَكَ قَوْمِي، فَسَمِعَ ذٰلِكَ الأَنْصَارُ فَقَالُوا‏:‏ قَدْ نَزَلَ فِي قُرَيْشٍ الْوَحْيُ، فَجَاءَ الْمُسْتَمِعُ وَالنَّاظِرُ مَا يُقَالُ لَهُمْ، فَخَرَجَ النَّبِيُّ ﷺ، فَقَامَ بَيْنَ أَظْهُرِهِمْ فَقَالَ‏:‏ هَلْ فِيكُمْ مِنْ غَيْرِكُمْ‏؟‏ قَالُوا‏:‏ نَعَمْ، فِينَا حَلِيفُنَا وَابْنُ أُخْتِنَا وَمَوَالِينَا، قَالَ النَّبِيُّ ﷺ:‏ حَلِيفُنَا مِنَّا، وَابْنُ أُخْتِنَا مِنَّا، وَمَوَالِينَا مِنَّا، وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ‏:‏ إِنَّ أَوْلِيَائِي مِنْكُمُ الْمُتَّقُونَ، فَإِنْ كُنْتُمْ أُولَئِكَ فَذَاكَ، وَإِلاَّ فَانْظُرُوا، لاَ يَأْتِي النَّاسُ بِالأَعْمَالِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَتَأْتُونَ بِالأَثْقَالِ، فَيُعْرَضَ عَنْكُمْ، ثُمَّ نَادَى فَقَالَ‏:‏ يَا أَيُّهَا النَّاسُ، وَرَفَعَ يَدَيْهِ يَضَعَهُمَا عَلَى رُءُوسِ قُرَيْشٍ، أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ قُرَيْشًا أَهْلُ أَمَانَةٍ، مَنْ بَغَى بِهِمْ، قَالَ زُهَيْرٌ‏:‏ أَظُنُّهُ قَالَ‏:‏ الْعَوَاثِرَ، كَبَّهُ اللّٰهُ لِمِنْخِرَيْهِ، يَقُولُ ذٰلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ‏


Dari Rifa'ah bin Rafi', bahwa Nabi ﷺ berkata kepada 'Umar bin al-Khaththab, "Kumpulkan untukku kaummu kepadaku." "Umar lalu mengumpulkan mereka. Ketika mereka telah berkumpul di pintu rumah Nabi, 'Umar lalu masuk dan berkata, "Aku sudah mengumpulkan untukmu kaumku." Ketika orang-orang Anshar mendengar hal itu, mereka berkata, "Telah turun wahyu tentang orang Quraisy." Maka berdatanganlah mereka yang ingin mendengar dan melihat apa yang akan diucapkan kepada orang Quraisy tersebut. Maka keluarlah Nabi ﷺ lalu berdiri di antara mereka dan bersabda, "Apakah ada orang lain yang bergabung dengan kalian?" Mereka menjawab, "Benar, sekutu kami, keponakan kami dan bekas budak-budak kami." Rasulullah bersabda, "Sekutu kita, keponakan kita dan budak-budak kita termasuk kita, dan kalian mendengar bahwa wali-waliku adalah mereka yang bertakwa. Jika kalian adalah mereka, maka kalian adalah wali-waliku. Jika tidak maka ketahuilah, jangan sampai pada Hari Kiamat kelak orang lain datang dengan perbuatan-perbuatan (baik) mereka sedangkan kalian datang dengan harta kalian lalu semua itu ditolak dari kalian." Beliau lalu mengangkat suaranya sambil bersabda, "Wahai manusia --sambil mengangkat tangannya ke arah kepala orang-orang Quraisy~. Wahai manusia, sesungguhnya orang Quraisy adalah orang-orang yang memegang amanah. Siapa yang berbuat zhalim terhadap mereka -Zuhair mengatakan, 'Aku mengira beliau mengatakan, 'Berbuat buruk,-  Allah akan menelungkupkan di atas kedua pipinya." Beliau mengucapkannya 3 kali. "


{ Hasan lighairihi. Isnad ini lemah, karena Ismail bin 'Ubaid majhul. Lihat ash-Shahihah (1688) dan adh-Dha'ifah (1716). Diriwayatkan oleh Ahmad (4/340), ath-Thabrani (4544-4545), al-Hakim (4/73), dan hadits ini memiliki penguat dari hadits mursal al-Hakam bin 'Uyainah dalam riwayat Abu Ya'la (1576) tanpa menyebut kelebihan Quraisy, dan itu tersebut dalam hadits Jabir pada riwayat Ibnu 'Asakir dalam kitab at-Tarikh (11/233). Dan perkataan 'Umar, "Keponakan kami dan bekas budak-budak kami" memiliki penguat dari hadits Anas dalam riwayat al-Bukhari (6761) dan (6762).}


Kandungan Hadits:

  1. Seseorang menjadi mulia dan terhormat karena ketakwaannya kepada Allah. Orang yang bertakwa akan mendapatkan banyak kebaikan di dunia dan derajat yang tinggi di akhirat.
  2. Di dalamnya terdapat penjelasan tentang keutamaan kaum Quraisy, dan mereka dikenal mempunyai sifat jujur, amanah, dan menjaga persaudaraan, kasih sayang serta kesetiaan.
  3. Bekas budak yang dimerdekakan boleh menasabkan dirinya kepada kabilah yang membebaskannya atau kepada orang yang memelihara dan memuliakannya dengan catatan menjelaskan kedudukan yang asli.
  4. Takwa lebih utama dari status, keturunan, kedudukan, dan harta.