Ucapan Lembah Lembut Kepada Orang Tua

 Bab 5 | UCAPAN LEMAH LEMBUT KEPADA ORANG TUA


Hadits ke 8.  Musaddad mengabarkan kepada kami, ia berkata: Isma'il bin Ibrahim mengabarkan kepada kami, ia berkata: Ziyad bin Mikhraq mengabarkan kepada kami, ia berkata:


عَنْ طَيْسَلَةَ بْنِ مَيَّاسٍ قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّجَدَاتِ، فَأَصَبْتُ ذُنُوْبًا لَا أَرَاهَا إِلَّا مِنَ الْكَبَائِرِ، فَذَكَرْتُ ذٰلِكَ لاِبْنِ عُمَرَ، قَالَ: مَا هِيَ؟ قُلْتُ: كَذَا وَكَذَا، قَالَ: لَيْسَتْ هٰذِهِ مِنَ الْكَبَائِرِ، هُنَّ تِسْعٌ: الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ، وَقَتْلُ نَسَمَةٍ، وَالْفِرَارُ مِنَ الرَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَةِ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَإِلْحَادُ فِي الْمَسْجِدِ، وَالَّذِي يَسْتَسْخِرُ، وَبُكَاءُ الْوَالِدَيْنِ مِنَ الْعُقُوقِ. قَالَ لِي ابْنُ عُمَرَ: أَتَفَرَّقُ النَّارَ وَتُحِبُّ أَنْ تَدْخُلَ الْجَنَّةَ؟ قُلْتُ: إِيْ، وَاللّٰهِ! قَالَ: أَحَيٌّ وَالِدَاكَ؟ قُلْتُ: عِنْدِي أُمِّي. قَالَ: فَوَاللّٰهِ! لَوْ أَلَنْتَ لَهَا الْكَلَامَ، وَأَطْعَمْتَهَا الطَّعَامَ، لَتَدْخُلَنَّ الْجَنَّةَ مَا اجْتَنَبْتَ الْكَبَائِرَ.


Thaisalah bin Mayyas mengabarkan kepadaku, ia berkata, "Ketika bersama orang-orang Najadat, aku lalu melakukan perbuatan dosa yang kuanggap sebagai dosa besar. Kemudian aku mengabarkan hal itu kepada 'Abdullah bin 'Umar. Beliau lalu bertanya, Apa yang engkau lakukan?' Aku pun mengabarkan perbuatan itu. Beliau menjawab, 'Itu bukan salah satu dari dosa besar. Dosa besar itu ada sembilan, yaitu mempersekutukan Allah, membunuh orang, lari dari pertempuran, memfitnah seorang wanita (dengan tuduhan berzina), memakan riba, memakan harta anak yatim, berbuat maksiat di dalam masjid, menghina, dan (membuat) kedua orang tua menangis karena durhaka (kepada keduanya).' Ibnu Umar lalu bertanya, 'Apakah engkau takut masuk neraka dan ingin masuk Surga? Tentu, jawabku. Beliau bertanya, 'Apakah kedua orang tuamu masih hidup?' 'Aku masih mempunyai seorang ibu," jawabku. Beliau berkata, "Kalau sekiranya engkau melembutkan ucapanmu terhadapnya dan selalu menyiapkan makanan untuknya, engkau akan masuk Surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar."

{Shahih. Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam kitab at-Tafsir (9188), 'Abdurrazzaq (19705) dan al-Baihaqi dalam kitab Syu'abul Iman (7917). Lihat ash-Shahihah (2898).}


Kandungan Hadits:

  1. Durhaka kepada orang tua merupakan dosa besar. Apabila keduanya menangis karena besamya kedurhakaan sang anak kepada keduanya, maka hal ini lebih berat dosanya.
  2. Berbakti kepada orang tua dan bertutur kata yang lembut kepada mereka merupakan salah satu sebab yang dapat memasukkan seseorang ke dalam Surga.




Hadits ke 9.  Abu Nu'aim mengabarkan kepada kami, dari Sufyan, dari Hisyam bin Urwah:


عَنْ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ: ،{ وَاُخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ }، قَـالَ: لاَ تَمْتَنِعْ مِنْ شَيْءٍ أَحَبَّاهُ


Dari 'Urwah, dari ayahnya, ia berkata (menafsirkan ayat), "Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kesayangan." (QS. Al-Isra: 24) Lalu berkata, "Janganlah engkau menahan sesuatu yang diinginkan keduanya."

{Shahih. Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam kitab at-Tafsir (22199), Ibnu Abi Syaibah (25412), Hannad dalam kitab az-Zuhd (967) dan al-Ashbahani dalam kitab at-Targhib (456).. }


Kandungan Hadits:

  1. Hadits di atas memberi perhatian agar bertutur kata dan berlaku baik kepada orang tua.
  2. Salah satu bentuk berbakti kepada orang tua adalah menjaga, memuliakan, menghormati dan bersikap rendah hati (tawadhu') terhadap keduanya.
  3. Memenuhi keinginan orang tua yang selaras dengan syari'at merupakan kewajiban anak.