Halaqah 44 ~ Kelompok Ekstrim Terkait Ru’yatullah di Hari Kiamat

Halaqah 44 ~ Kelompok Ekstrim Terkait Ru’yatullah di Hari Kiamat

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-44 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Ushulus Sunnah yang ditulis oleh Imam Ahmad ibn Hanbal rahimahullāh.

Disana ada orang yang berlebihan, kalau kita sebutkan ada yang mengingkari, orang-orang mu’tazilah mengingkari adanya ru’yatullāh yaumal qiyāmah, mereka mengingkari ru’yatullāh baik di dunia maupun di akhirat, berdalil dengan Firman Allāh ﷻ

لَن تَرَىٰنِي

engkau tidak melihat-Ku, mereka mengatakan tidak melihat-Ku berarti di dunia maupun di akhirat dan لَن kata mereka ini adalah menunjukkan selama-lamanya di dunia maupun di akhirat.

Kita katakan bahwasanya لَن tidak semua demikian maknanya, terkadang لَن itu menunjukkan waktu yang lama dan tidak menunjukkan bahwasanya selama-lamanya akan dinafikan.

Contoh misalnya dalam ayat ketika Allāh ﷻ menceritakan tentang orang-orang Yahudi yang mereka tidak akan berangan-angan untuk meninggal dunia

وَلَن يَتَمَنَّوۡهُ أَبَدَۢا بِمَا قَدَّمَتۡ أَيۡدِيهِمۡۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ  ٩٥
[Al-Baqarah]

Mereka tidak akan berangan-angan untuk mati dengan sebab perbuatan dosa-dosa mereka.

Dalam ayat yang lain Allāh ﷻ menceritakan bahwasanya orang-orang kafir ketika mereka masuk ke dalam neraka mereka akan berangan-angan untuk mati

وَنَادَوۡاْ يَٰمَٰلِكُ لِيَقۡضِ عَلَيۡنَا رَبُّكَۖ قَالَ إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ ٧٧
[Az-Zukhruf]

Mereka memanggil Mālik penjaga neraka, hendaklah Rabb-mu mematikan kami, bukankah ini adalah angan-angan, mereka sudah tidak kuat dengan siksaan yang pedih di dalam neraka mereka berangan-angan untuk meninggal dunia

قَالَ إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ

Malik mengatakan kalian akan terus selamanya seperti ini di dalam neraka, tidak akan meninggal dunia, menunjukkan bahwasanya kelak mereka akan berangan-angan untuk mati. Berarti لَن tidak semuanya bermakna dinafikan selama-lamanya.

Kemudian mereka juga berdalil dengan Firman Allāh ﷻ

لَّا تُدۡرِكُهُ ٱلۡأَبۡصَٰرُ وَهُوَ يُدۡرِكُ ٱلۡأَبۡصَٰرَۖ
[Al-An’am:103]

Allāh ﷻ tidak di-idrak oleh pandangan-pandangan tapi Dia-lah yang akan meng-idrak pandangan-pandangan, idrak di sini maksudnya adalah meliputi. Mereka berdasarkan ayat ini mengatakan berarti Allāh ﷻ tidak akan dilihat karena Allāh ﷻ mengatakan pandangan-pandangan tidak akan meliputi Allāh ﷻ.

Kita katakan bahwasanya lain antara idrak dengan ru’yah, idrak ini maknanya lebih khusus, ru’yah adalah melihat adapun idrak maknanya adalah meliputi, kita melihat Allāh ﷻ tapi kita tidak meliputi karena Allāh ﷻ Dia-lah yang Maha Besar, kita adalah makhluk yang kecil dan Allāh ﷻ adalah Maha Besar, kita melihat Allāh ﷻ tapi kita tidak bisa meliputi Allāh ﷻ, itu maksudnya.

Ini sebagian syubhat yang dibawakan oleh orang-orang yang mengingkari ru’yatullāh. Di sana ada yang berlebihan mengatakan bahwasanya Allāh ﷻ bisa dilihat di dunia maupun di akhirat, ini orang-orang Sufi, mereka mengaku telah melihat Allāh ﷻ di dunia, biasa mereka melihat Allāh ﷻ di dunia baik dalam keadaan mimpi maupun dalam keadaan bangun, berarti mereka meyakini bisa melihat Allāh ﷻ di dunia maupun di akhirat.

Lihat dua kelompok ini berlebih-lebihan, yang pertama mengingka ru’yatullāh di dunia maupun di akhirat, yang kedua menetapkan ru’yatullāh di dunia maupun di akhirat. Adapun ahlussunnah maka mereka berada di pertengahan, mereka memperinci, di dunia kita tidak bisa melihat Allāh ﷻ tapi di akhirat kita akan melihat Allāh ﷻ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى