Halaqah 35 ~ Al-Qur’an adalah Kalamullah Bukan Makhluk Bag 3

Halaqah 35 ~ Al-Qur’an adalah Kalamullah Bukan Makhluk Bag 3

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Beliau mengatakan,

Setelah kita mengetahui bahwasanya Al Qur’an adalah Kalamullah maka diantara hal yang harus diyakini bahwa Al Qur’an itu bukan makhluk, Al Qur’an itu Kalamullah adalah sifat Allāh.

Diantara sifat-sifat Allāh adalah Kalam, Allāh memiliki sifat Kalam yaitu berbicara dalam banyak ayat Allāh ﷻ menyebutkan tentang sifat Kalam ini,

۞ تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ اللَّهُ ۖ…
[QS Al Baqarah 253]

Diantara mereka ada yang Allāh ajak bicara.

Berarti Allāh ﷻ mengajak bicara, Allāh berbicara kepada orang yang Dia pilih diantara para Rasul. Dan juga firman Allāh,

۞..وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ..
[QS An Nisa 164]

Dan Allāh ﷻ berbicara kepada Musa dengan sebenar-benar pembicaraan.

Allāh berbicara kepada Nabi Musa alaihi salam, dan nabi Musa mendengar apa yang Allāh ucapkan.

Allāh mengatakan

۞… وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ ٱللَّهِ قِيلًا
[QS An Nisa 122]

Dan siapakah yang lebih benar ucapannya daripada ucapan Allāh.

Berarti Allāh memiliki sifat ucapan, Allāh memiliki sifat Kalam.

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ
[QS Shad 6]

Ketika Allāh berbicara, banyak didalam Al Qur’an Qolallah Qolallah..(Allāh berbicara), berarti sifat Kalam ini adalah sifat Allāh ﷻ yang harus kita yakini dan Kalamullah sifat Kalam Allāh ﷻ berbeda dengan yang dimiliki makhluk, sifat Kalam Allāh ﷻ adalah sesuai dengan keagungan Allāh, Allāh berbicara sebagaimana Allāh tetapkan diberbagai ayat dan bagaimananya kita tidak mengetahui yang jelas Allāh mengabarkan bahwasanya tidak ada yang serupa dengan Allāh

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ

Tidak ada yang serupa dengan Allāh.

Allāh ﷻ berbicara dengan kaifiyat dengan cara yang Allāh kehendaki tapi tidak sama dengan ucapan makhluk, makhluk manusia berbicara dengan lisannya dengan mulutnya, itu pembicaraan kita sebagai manusia, disana ada makhluk yang lain dia juga berbicara tapi dengan caranya, kita berbicara mereka berbicara masing-masing memiliki cara. Allāh ﷻ memiliki sifat Kalam dan cara dari Kalamullah/bagaimana Allāh berbicara itu adalah sesuai dengan keagunganNya tidak sama dengan dimiliki oleh makhluk.

Diantara hal yang berkaitan dengan Kalamullah, bahwasanya Kalamullah ini ada suaranya dan dia berupa huruf sebagaimana dalam banyak ayat Allāh ﷻ memanggil Nabi Musa alaihi salam, Allāh mengatakan,

۞ وَنَادَيْنَاهُ مِن جَانِبِ الطُّورِ الْأَيْمَنِ وَقَرَّبْنَاهُ نَجِيًّا
[QS Maryam 52]

Dan Kami memanggilnya (memanggil Musa) dari arah gunung sebelah kanan.

Sebelah kanan Musa alaihi salam

وَقَرَّبْنَاهُ نَجِيًّا

Dan Kami mendekatkan Musa dalam keadaan bermunajat.
Yaitu bermunajat kepada Allāh ﷻ.

Memanggil dalam bahasa Arab tidak digunakan kecuali untuk suara yang tinggi/suara yang besar bukan suara yang lirih ini menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻ berbicara dan ada disana yang didengar oleh Nabi Musa alaihi salam.

Didalam sebuah hadits juga Nabi ﷺ mengatakan bahwasanya

ثم يناديهم بصوت يَسْمَعُه مَن بَعُدَ كما يسمعه مَن قَرُبَ:

Kemudian Allāh ﷻ memanggil mereka dengan suara yang didengar oleh orang-orang yang jauh sebagaimana didengar oleh orang-orang yang dekat.

Ini menunjukkan bahwasanya Kalamullah ﷻ adalah juga memiliki suara dan dia adalah berupa huruf, sebagaimana Nabi ﷺ menyebutkan tentang keutamaan orang yang membaca Al Qur’an
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka dari setiap huruf yang dibaca dia mendapatkan satu kebaikan dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan, aku tidak mengatakan bahwasanya الم adalah satu huruf, tapi Alif adalah satu huruf, lam adalah satu huruf & mim satu huruf.

Menunjukkan bahwasanya Al Qur’an yang merupakan Kalamullah ini berupa huruf.

Didalam Al Qur’an dibeberapa surat Allāh memulai surat tersebut dengan huruf-huruf yang dipotong² seperti

الم، ق،ص، حم، كحيمعص

Ini semua menunjukkan bahwasanya Al Qur’an berupa huruf, demikian yang disebutkan oleh sebagian ahli tafsir, kenapa Allāh ﷻ memulai dengan huruf-huruf yang dipotong tadi, ingin menunjukkan bahwasanya Al Qur’an adalah berupa huruf.

Oleh karenanya jika kita perhatikan setelah huruf-huruf tadi disebutkan tentang Al Qur’an, contoh misalnya, dalam surat Al Baqarah

۞ الۤمّۤ ۚ
۞ ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

(Ayat kedua ذٰلِكَ الْكِتٰبُ) Maksudnya adalah Al Qur’an.

Allāh ﷻ

۞ قٓ ۚ وَالۡقُرۡاٰنِ الۡمَجِيۡدِۚ

Kebanyakan dari surat-surat tersebut ketika diawali dengan huruf-huruf yang dipotong-potong setelahnya adalah Allāh ﷻ menyebutkan tentang Al Qur’an.

Syahidnya disini bahwasanya Kalamullah adalah sifat Allāh , harus kita yakini itu adalah sifat Allāh, kalau itu adalah sifat Allāh maka sama dengan sifat-sifat Allāh yang lain yaitu dia bukan makhluk, Allāh ﷻ memiliki sifat mendengar, Ilmu, Melihat, apakah itu makhluk? tidak.

Allāh ﷻ adalah Al Kholik , Allāh ﷻ adalah yang Maha mencipta , Allāh adalah Al Kholiq dengan DzatNya , Nama-namaNya dan juga sifat-sifatNya maka Allāh Dialah Al Kholiq. Sifat Allāh bukan makhluk sehingga beliau mengatakan

وليس بمخلوق

Kalau itu memang Kalamullah maka dia bukan makhluk, jadi Al Qur’an bukan makhluk tapi dia adalah sifat dan sifat Allāh bukan makhluk.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى