Halaqah 31 ~ Cara Mewujudkan Beriman Dengan Takdir Allah Bag 4

Halaqah 31 ~ Cara Mewujudkan Beriman Dengan Takdir Allah (Bag 4)

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Berkata Al Imam Ahmad bin hambal

وَمَنْ لَمْ يَعْرِفْ تَفْسِيرَ اَلْحَدِيثِ

Barangsiapa yang tidak memahami atau belum mengerti tentang tafsir pengertian dari sebuah hadits Kalau memang dia belum sampai belum memahami.

وَيَبْلُغْهُ عَقْلَهُ

dan belum sampai akalnya.

Dia sudah berusaha untuk memahaminya tapi dia belum sampai akalnya maka

فَقَدْ كُـفِيَ ذَلِكَ وَأُحْكِمَ لَهُ،

Maka sudah dicukupi.

Artinya itu ada pemahaman yang benar tapi karena keterbatasan akalnya dan juga ilmunya dia belum bisa memahami tapi dia yakin sebagai orang yang beriman pasti di sana ada pemahaman yang benar yang mencerahkan ini semua.

Jangan sampai karena dia belum paham kemudian dia mengingkari mengatakan ini hadis tidak shahih padahal dia diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, ini hadis adalah hadis yang palsu padahal dia adalah hadits yang shahih yang tergesa-gesa harusnya kalau memang dia beriman dan dia mengetahui tentang kekurangan dirinya dan juga kekurangan akalnya yakin bahwasanya ini ada pemahaman yang benar nah dia berusaha untuk mencari pemahaman tadi, kalau di dalam hatinya Ada kebenaran dan kesungguhan untuk mencari kebenaran Insyaallah dia mendapatkan Taufiq dari Allāh, kalau dia belum paham maka dia katakan,

آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ

Kami beriman dengan itu semuanya, semuanya adalah berasal dari Allah.

sambil dia terus berusaha untuk mentadabburi dan menanyakan ini kepada para ulama

وَأُحْكِمَ لَهُ

Semuanya itu sudah dikuatkan agama ini kokoh tidak ada yang samar didalam agama Islam.

Seandainya ada sebagian kita yang tidak memahami maka di sana anda ulama yang mereka memahami yang terkadang kita tidak memahami karena kita baru belajar tapi ada teman yang lain yang memahami atau seandainya itu belum dipahami oleh kita dan teman kita tapi dipahami oleh Ustadz atau seandainya tidak dipahami oleh kita dapatkan kita dipahami oleh para aimmah/ para masayaikh.

Karena ilmu ini bertingkat-tingkat ini harus kita yakin yang demikian kalau memang di sana ada sesuatu yang belum kita pahami dan belum sampai akalnya maka harus kita yakini itu sudah dicukupi dan dijelaskan oleh para ulama yang sejelas-jelasnya.

فَعَلَيْهِ اَلْإِيمَانُ بِهِ وَالتَّسْلِيمُ لَهُ،

Sehingga dalam keadaan demikian kewajiban dia adalah beriman dengannya dan menyerahkan diri.

Kewajiban dia adalah beriman dengan hadits tersebut dengan apa yang dikandungnya dan kita menyerahkan, diri menyerahkan diri kita dengan seluruh anggota badan kita dengan dhohir dan juga bathin kita.

مِثْلُ حَدِيثِ ” اَلصَّادِقِ اَلْمَصْدُوقِ

Tentang hadis ini hadisnya adalah hadits Abdullāh Ibnu Mas’ud yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,

Dimana disitu Abdullah ibnu Mas’ud mengatakan telah mengabarkan kepadaku

اَلصَّادِقِ اَلْمَصْدُوقِ

disini adalah Rasulullah ﷺ beliau adalah Ashodiq yang jujur dan benar Al Mashduq yg beliau adalah dijujuri artinya adalah ada yang mengatakan yang dimaksud adalah Malaikat Jibril ketika menyampaikan wahyu kepada Nabi ﷺ maka beliau menyampaikan dengan benar berarti Nabi ﷺ adalah

اَلصَّادِقِ اَلْمَصْدُوقِ

karena beliau jujur dalam menyampaikan kepada kita dan Malaikat Jibril ketika menyampaikan kepada Nabi juga jujur sehingga beliau adalah

اَلصَّادِقِ اَلْمَصْدُوقِ

tidak ada yang berkhianat semuanya amanah dalam menyampaikan yaitu hadits yang isinya

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ،

Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama 40 hari dalam keadaan sebagai nutfah kemudian 40 hari yang kedua sebagai alaqoh, kemudian 40 hari yang ketiga sebagai mushgoh

ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الـْمَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرٌّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ

Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat kemudian dia meniup nyawa didalam janin tersebut yaitu setelah berumur 120 hari atau 4 bulan

وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ

lahir melalui kemudian disuruh untuk menulis 4 kalimat.

بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ.

Disuruh untuk menulis ajalnya, disuruh untuk menulis rezekinya, disuruh untuk menulis amalan yang dia lakukan dan apakah dia menjadi orang yang bahagia atau orang yang sengsara.

Maka ini harus kita benarkan meskipun mungkin sebagian kita tidak sampai akarnya tapi kalau dia sama-sama beriman maka dia harus membenarkan dan harus dia mengimani ini contoh saja,

وَمِثْلُ مَا كَانَ مِثْلَهُ فِي اَلْقَدَرِ،

Dan seperti tentang masalah takdir dan juga demikian.

Mungkin ada beberapa hadits dan tidak dipahami oleh sebagian kita makanya harus beriman dan mempercayainya.

وَمِثْلُ أَحَادِيثِ اَلرُّؤْيَةِ كُلِّهَا،

Dan seperti hadis-hadits tentang rukyah maksudnya adalah melihat Allāh di hari kiamat.

Ini termasuk akidah ahlussunnah yang harus kita yakini

۞وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَّاضِرَةٌ
۞ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

Wajah-wajah dihari tersebut sangat berseri-seri kepada Rabb mereka, mereka melihat.

۞ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوا الْحُسْنٰى وَزِيَادَةٌ ۗ

Bagi mereka orang-orang yang berbuat baik, maka mereka mendapatkan surga dan mereka akan mendapatkan tambahan.

Nabi ﷺ pernah menceritakan kepada para shahabat tentang sebuah hadis di mana ketika penduduk surga sudah masuk ke dalam surga yang merasakan nikmat yang ada di sana dikatakan kepada mereka Bahwasanya Allāh ingin memberikan kepada kalian janjinya kemudian mereka mengatakan bukankah Allāh telah memasukkan kami ke dalam Surga menyelamatkan kami dari Neraka dan memutihkan wajah-wajah kami, kemudian setelah itu Allāh menampakkan wajahNya dan mereka melihat wajah Allāh kemudian mereka mengatakan mereka tidak merasakan kenikmatan yang lebih besar daripada kenikmatan melihat wajah Allāh ﷻ.

Kemudian Nabi ﷺ membacakan firman Allāh,

۞ لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ..

Sebagian orang mereka menolak hadits-hadits, tentang melihat Allāh ﷻ dihari kiamat dengan sebab karena tidak masuk akal, tidak masuk akal melihat Allāh di hari kiamat melihat Allāh di dalam surga sehingga mereka menolak hadits² yang mutawatir tentang masalah melihat Allāh ﷻ, ketika kita memahami melihat Allāh dan juga tentang masalah takdir masalah Nama dan juga sifat Allāh, kewajiban kita adalah beriman, kewajiban kita adalah membenarkan. Kalau anda di sana sesuatu yang belum kita pahami yakinlah bahwasanya di sana ada orang yang memahaminya semuanya sudah dicukupi semuanya sudah dikokohkan dan dikuatkan dalam agama kita kita berusaha semaksimal mungkin berusaha untuk bertanya berusaha untuk memahami dengan maksud ingin memahami kebenaran tersebut, kalau kita belum sampai ke sana maka kita katakan

آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۗ

Kami beriman dengannya semuanya adalah berasal dari Allāh

وَإِنْ نَأَتْ عَنْ اَلْأَسْمَاعِ وَاسْتَوْحَشَ مِنْهَا اَلْمُسْتَمِعُ

Meskipun hadits-hadits tadi tentang masalah takdir, tentang masalah melihat Allā,h tentang masalah sifat Allāh misalnya, itu mungkin aneh di pendengaran manusia, mungkin banyak manusia yang ketika kita sampaikan tentang hadits-hadits tadi kok ana baru pertama yang ini baru mendengar tentang hadis tersebut, kalau memang itu adalah shahih dari Nabi ﷺ harus kita benarkan dan harus kita Imani, anehnya dia karena dia tidak belajar kemudian

وَاسْتَوْحَشَ مِنْهَا اَلْمُسْتَمِعُ

Dan mungkin ada seseorang yang mendengarnya dan dia menganggap ini adalah sesuatu yang mengerikan atau sesuatu yang tidak mungkin, ini sesuatu yang menurut dia adalah termasuk menyamakan Allāh dengan makhluk atau menyerupakan Allāh dengan makhluk sebagaimana ini dilakukan oleh sebagian orang ketika kita sebutkan tentang sifat Allāh ﷻ, tangan Bahwasanya Allāh memiliki dua tangan dan bahwasanya Allāh ﷻ memiliki khodam Allāh ﷻ memiliki ashobith sebagaimana itu semua ada dalam dalil-dalil yang shahih, mungkin sebagian orang mengatakan nauzubillah aku berlindung dari kepada

Allāh ﷻ dari yang demikian, subhanallah padahal itu yang mengabarkan adalah Allāh ﷻ yang mengabarkan adalah Rasulullah ﷺ,meskipun ada orang yang mengatakan demikian maka tidak boleh kemudian menjadikan kita mundur dan mengingkari sifat tersebut harus kita tetapkan sebagaimana datang,

وَإِنَّمَا عَلَيْهِ اَلْإِيمَانُ بِهَا

Dan kewajiban dia adalah beriman dengannya, diulang-ulang oleh Beliau, kewajiban dia adalah beriman dengannya percaya dia adalah seorang yang beriman

وَأَنْ لَا يَرُدَّ مِنْهَا حَرْفًا وَاحِدًا

Dan tidak boleh dia menolak meskipun hanya satu huruf kalau itu adalah hadits itu adalah ayat tidak boleh dia tolak meskipun hanya satu huruf apalagi mengingkari satu kata apalagi yang mengingkari satu kalimat

وَغَيْرَهَا مِنْ اَلْأَحَادِيثِ اَلْمَأْثُورَاتِ عَنْ اَلثِّقَاتِ

Dan hadits² yang lain yang telah datang dari orang-orang yang tsiqoh bukan dari orang-orang yang dhaif atau orang-orang yang pendusta itu adalah hadis-hadits yang shahih yang harus kita benarkan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى