Kepribadian dan Keteladanan Penulis Kitab | Halaqah 04

Halaqah 04 ~ Kepribadian dan Keteladanan Penulis Kitab

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Beliau adalah orang yang zuhud & ini diakui oleh guru²nya & orang yang mengetahui beliau. Satu kisah yg menunjukkan tentang zuhud nya al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah suatu hari Al Imam Asy Syafi’i pernah berkata Harun ar Rosyid

ياأمير المؤمنين إن اليمن يحتاج إلى قاض

Wahai Amirul mukminin sesungguhnya negeri Yaman ini membutuhkan Qodi

Maka Harun ar Rosyid beliau mengatakan

Pilihlah seseorang kami akan menjadikan dia sebagai Qodi berdasarkan pilihanmu wahai Al Imam Asy Syafi’i

Maka Al Imam Asy Syafi’i berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal saat itu Imam Ahmad bin Hanbal sering bolak balik Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah

1.35

Al Imam Asy Syafi’i berkata kepada muridnya, _apakah engkau tidak menerima menjadi seorang Qodi Yaman wahai Ahmad_

Berarti sudah bisa dibayangkan bagaimana dia mendapat gaji, kedudukan dihadapan masyarakat, kekuasaan & Imam Ahmad bin Hanbal adalah orang yang berasal bukan dari orang yang mampu.

Disini ujian & apa yang dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, biasanya jika ditawarkan guru ini menjadi pendorong tersendri bagi dia Untuk menerima, apalagi tawaran itu baik & memang tabiat manusia senang dengan harta, kedudukan, ini menjadi seorang Qodi & yang menawarkannya adalah gurunya sendiri, jawab Imam Ahmad bin Hanbal

2.33

sesungguhnya aku mendatangi dirimu untuk menuntut Ilmu dimana ilmu ini menjadikan aku zuhud kepada dunia, ilmu yang aku pelajari siang & malam memabaca menghafalnya.

_Kemudian sekarang engkau menyuruhku untuk mendatangi Al Qodho (untuk menjadi seorang Qodi)_ padahal aku datang kepadamu untuk menuntut ilmu yang bisa membimbingku , zuhud terhadap dunia ini, kemudian engkau menyuruhku untuk menjadi seorang Qodi. Demikian jawaban Imam Ahmad bin Hanbal, kemudian beliau mengatakan

3.23
Kalau bukan karena ilmu niscaya aku tidak akan berbicara kepadamu setelah hari ini

Ini ucapan Al Imam Ahmad bin Hanbal terhadap gurunya Imam Ahmad, ini menunjukkan bagaimana ilmu Sudah masuk kedalam sanubari beliau & merasakan nikmatinnya beliau mengetahui tentang bagaimana dunia & hakikatnya dan bagaimana jabatan yang bisa melalaikan dari semua ilmu karena tentunya meskipun menjadi seorang Qodi dia akan menghukumi seorang manusia itu ada kesibukan tersendri mengurangi jatah waktu untuk ilmu, untuk menghafal, mengajar karena nanti akan disibukkan dengan urusan manusia (urusan persengketaan tanah, rumah tangga, kriminal dst) ini akan mengurangi jatah ilmu untuk mengajar menghafal dst.

Sehingga beliau menolak dengan ucapan tadi tawaran yg diberikan oleh Al Imam Asy Syafi’i.

Sebagian guru kami juga demikian ada diantara mereka yg (kita) tidak pernah melihat mereka memegang satu jabatan (dikampus) tapi gencar didalam menyampaikan Ilmu/menulis, seminggu beberapa kali beliau mengadakan dars dan banyak kitab yang sudah ditulis, namun kita tidak mendengar beliau menjadi seorang ketua/sekertaris prodi (misalnya) tapi isinya adalah mengajar & mengajar & kita lihat manfaatnya & muridnya yang banyak.

Ada sebagian yang lain sengaja dia bahkan mengundurkan diri dari perkuliahan karena khawatir sibuk dengan selain Ilmu & diluar sana beliau mengkhususkan diri untuk menulis/mengajar & kita melihat manfaatnya yang besar bagi kaum musliimin. Meskipun kita tidak mengatakan yang memegang jabatan (misalnya) itu tercela (tidak) mereka juga para guru² kita yang mulia & kampus juga butuh dengan orang² seperti itu, bagaimana kita meninggalkan kampus dipegang oleh orang² yang tidak berilmu.

Kita mengambil faedah dari keduanya baik mereka yang memegang jabatan, kita mengambil faedah bagaimana beliau disela² sebagai seorang (ketua/sekertaris) masih sempat untuk menyampaikan/memberikan nasehat, kita lihat ilmu mereka ketika ujian/sidang proposal/desertasi dst mereka juga memiliki Ilmu, kita melihat disiplinnya mereka sebagai seorang pegawai, kita melihat contoh mereka yg baik kalau memang ditunjuk diberikan amanah. Masing-masing memiliki kelebihan.

Disini Al Imam Ahmad bin Hanbal beliau lebih memilih untuk mengkhususkan diri dengan ilmu, disana ada para Imam/ulama yg mereka menjadi Qodi & mereka juga menyebarkan ilmu/menulis ilmu, kalau tidak salah seperti Ibnu Hajar Al Asqolani yang memiliki kitab Fathul Bari beliau adalah seorang Qodi, kita lihat bagaimana karangan² beliau tidak kalah dengan yang lain. Karangan² yg banyak & luar biasa manfaatnya untuk kaum musliimin.

Ketika mendengar ucapan Imam Ahmad ini maka Al Imam Asy Syafi’i apakah beliau marah?(tidak) beliau malu kepada Imam Ahmad bin Hanbal & beliau diam.

Ini menunjukkan bagaimana adab dan penghormatan Al Imam Asy Syafi’i kepada muridnya Imam Ahmad bin Hanbal.

Beliau rahimahullah termasuk orang yang menjadi teladan dalam kesabaran, mempertahankan Aqidah dan ini jelas dalam kisah diujinya beliau rahimahullah karena dijaman beliau orang² Mu’tajilah yg mereka mengatakan Al Qur’an adalah makhluk, mereka banyak mempengaruhi manusia & juga penguasa sehingga penguasa saat itu menuruti apa yang dikatakan oleh ulama² Mu’tajillah diharuskan rakyat untuk meyakini Al Quran adalah makhluk bahkan dari tingkat yg masih kecil sampai (tingkat kanak²) sudah haruskan untuk diajarkan kepada mereka bahwasanya Al Qur’an adalah makhluk.

Para ulama ahlu Sunnah diharuskan untuk mengatakan kepada kaum musliimin bahwasanya Al Qur’an adalah makhluk kalau tidak mereka harus menghadapi siksaan, penjara dst sehingga saat itu Ulama² Ahlu Sunnah teruji, ada diantara mereka menganggap ini adalah sebuah keterpaksaan sehingga terpaksa mengucapkan kendati dalam hatinya mereka mengingkari, ada diantara mereka yg melakukan tauriyyah (mengucapkan sesuatu & dia menginginkan satu makna tapi dipahami oleh orang lain adalah makna yang lain) untuk/supaya terlepas dari siksaan dst & mengucapkan sesuatu dipahami oleh mereka seakan² kita menyetujui ucapan mereka padahal kita memaksudkan makna yg lain. Itu satu cara yg mereka tempuh, ada diantara yang tegar dengan terus terang mengatakan Al Qur’an adalah Kalamullah bukan makhluk & dia siap untuk menghadapi resiko apapun yang terjadi baik dipenjara , dipecut atau dibunuh dia sampaikan sebagaimana apa yang dipelajari tanpa disembunyikan.

Diantara yang mengambil cara ini adalah Al Imam Ahmad bin Hanbal, beliau merasa wajib bagi beliau untuk menampakan karena beliau Imam yang diteladani & dilihat oleh orang banyak dan beliau memilih bersabar, bersabar dengan siksaan & terus beliau menjaga & menyampaikan kebenaran bahwasanya Al Qur’an adalah Kalamullah & bukan makhluk sampai saat itu ada sebagian orang² yang menghasut beliau untuk mau memberontak kepada penguasa , karena mereka sudah berlebihan terhadap para ulama, rakyat & yang dia dakwahkan adalah sebuah penyimpangan bahkan sebuah kekufuran mengatakan Al Qur’an adalah makhluk.

Tapi Al Imam Ahmad bin Hanbal beliau adalah seorang Imam diantara Imam ahlu Sunnah wal jamaah beliau tau bahwasanya penguasa ini terpengaruh, beliau adalah orang yang jahil, dia terpengaruh oleh subhat² orang² Mu’tajillah, beliau tidak menghukumi penguasa tersebut sebagai orang yang kafir keluar dari agama Islam masih menganggap sebagai orang yg Muslim padahal perlakuannya kepada Imam Ahmad bin Hanbal sudah sangat keterlaluan. Karena prinsip dasar diantara prinsip² Ahlu Sunnah wal jamaah bahwasanya kedholiman penguasa ini tidak menjadikan halal untuk memberontak kepada penguasa. Oleh itu akibatnya bisa lebih parah daripada ini, beliau tidak terpengaruh hasutan sebagian orang untuk keluar & memberontak kepada penguasa saat itu.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى