Guru dan Pujian Para Ulama kepada Penulis Kitab | Ushulus Sunnah Halaqah 02

Halaqah 02 ~ Guru dan Pujian Para Ulama kepada Penulis Kitab

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Ketika beliau bertemu dengan Imam Asy Syafi’i & saat itu Imam Asy Syafi’i saat itu (kita tahu siapa beliau) sempat berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal (muridnya)

يا أبا عبد الله إذا صح الحديث عندك فأعلمني به أذهب إليه حجازيا كان أو شاميا أو عراقيا أويمانيا

Beliau mengatakan kepada muridnya (Imam Ahmad) _wahai Abu Abdillah kalau misalnya disana ada hadits yg shahih menurutmu maka kabarkan kepadaku, aku akan bermazhab dengan hadits tersebut, baik hadits itu diriwayatkan oleh orang² Hijaz, Syam atau orang² Irak, Yaman_.

Apa faedah yang bisa kita ambil dari ucapan ini, menunjukkan tentang keutamaan Al Imam Ahmad bin Hanbal, sampai gurunya sendiri mengatakan (seperti diatas) , padahal siapa Imam Asy Syafi’i beliau seorang Ulama besar yg dikenal dengan fiqh, hadits nya & ini menunjukkan tentang bagaimana Imam Ahmad bin Hanbal didalam masalah Hadits beliau di akui oleh gurunya & yang lain.

Al Imam Ibnu Katsir ketika menyebutkan ucapan Imam Asy Syafi’i ini, beliau mengatakan

إن في قول الشافعي هذا لأحمد لا إجلانا كثيرا وشهادة في العلم عظيمة

Sesungguhnya didalam perkataan Imam Asy Syafi’i ini terhadap Imam Ahmad menunjukkan bagaimana penghormatan Imam Asy Syafi’i kepada Imam Ahmad bin Hanbal (padahal itu muridnya), ini adalah persaksian dari Imam Syafi’i yang besar terhadap ilmu yang dimiliki oleh muridnya (Imam Ahmad bin Hanbal), terkadang seorang guru memuji muridnya.

Dari sini kita mengetahui bahwasanya muridnya ini berhak untuk diambil ilmunya (ada rekomendasi/tazkiyah) dari gurunya.

Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah beliau memiliki kitab hadits yang luas, disebutkan disitu ribuan hadits Nabi ﷺ yaitu Musnad Imam Ahmad bin Hanbal yg beliau pilih yang beliau pilih dari 750rb hadits beliau menghafal dari 1jt, 750rb hadits beliau memilihnya diantara hadits² tersebut kemudian dicantumkan kedalam kitab beliau Al Musnad , Musnad Ahmad bin Hanbal yang dahulu ada 6 jilid , sekarang sudah dicetak oleh Mua’sasah ar risalah yaitu sampai 50 jilid dengan di tahqiq, anaknya yaitu Abdullah menceritakan

كان أبي يحفظ ألف ألف حديث

Dahulu bapakku menghafal 1000X1000 hadits diambil 750rb (dipilih sebagiannya) kemudian dicantumkan didalam kitab Al Musnad.

Disana ada selain dari ucapan Asy Syafi’i yg menunjukkan keutamaan Imam Ahmad bin Hanbal, para ulama yg lain seperti Imam Bukhari, Ali bin Madini, Yahya Ibn Ma’in yang menunjukkan tentang keutamaan Imam Ahmad bin Hanbal, Yahya Ibn Main (termasuk ulama hadits yg sangat keras dalam menghukumi perawi) sehingga jika ada seorang rawi yg sudah dikatakan tsiqoh oleh beliau maka tidak usah kita cari yang lain, karena beliau termasuk orang yang keras didalam menilai seorang perawi, beliau mengatakan

كان في أحمد بن حنبل خصال ما رأيتها في عالم قط كان محدثا و كان حافظا وكان زاهدا وكان عاقلا

Yahya Ibn Ma’in (beliau salah seorang guru Imam Ahmad) jadi bukan hanya seorang guru saja yg memuji Imam Ahmad tetapi lebih dari 1 orang guru, mengatakan _didalam diri Imam Ahmad bin Hanbal yaitu ada sifat² yang aku tidak melihat sifat² ini pada seorang Alim_ (maksudnya ini pujian dari beliau) dan mungkin saja itu ada pada diri beliau saja juga ulama² lain mereka tahu (mereka merendahkan diri mereka) beliau mengatakan beliau seorang muhadits, seorang Hafidz, seorang yang zuhud & orang yang berakal, karena Mungkin disaat itu ada penuntut ilmu sama² mencari ilmu tetapi belum tentu dia hafal atau dia memiliki Hafalan belum tentu diberikan oleh Allāh zuhud semangat didalam ibadah & tidak menyibukan diri dengan dunia & menganggap dunia ini sesuatu yang berharga di mata mereka, Yahya bin Ma’in mendapatkan sifat² yang mulia ini ada pada diri Al Imam Ahmad bin Hanbal beliau adalah seorang muhadits, Hafalannya tidak usah diragukan & beliau adalah seorang yang zuhud ilmu yang beliau dapatkan ini membawa kepada zuhud.

Abu Zur’ah ar Roji mengatakan beliau mengatakan

ماأعرف في أصحابنا أسود رأس أفقه منه يعني أحمد بن حنبل

Aku tidak mengetahui orang yang lebih faqih daripada beliau

Yaitu lebih faham tentang hadits daripada Al Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, beliau adalah orang yang sangat kuat hujjah nya didalam ilmu, jadi selain beliau adalah seorang muhadits ahli fiqh ternyata beliau didalam bermunadzoroh /berhujja dihadapan orang² yg sesat/menyimpang dalam masalah aqidah Allāh ﷻ memberikan kepada beliau kekuatan didalam berhujjah, ini tidak semua ulama diberikan yang demikian sebagian mereka bisa jika membacakan ayat, hadits, mengajarkan aqidah tapi belum tentu dia bisa dihadapkan dengan yg lain untuk berdebat & bermunadzoroh jadi ada Ilmu tersendiri/ syarat² tersendiri.

Al Imam Ahmad bin Hanbal termasuk orang yang diberikan oleh Allāh ﷻ kelebihan sehingga Kalau kita melihat percakapan beliau dan munadzoroh dengan lawannya yang ada di zaman beliau yaitu orang² Mu’tazilah, kita dapatkan bagaimana beliau orang yang sangat cepat menghadirkan ayat, hadits hujjah dan mematahkan hujjah yg dibawakan oleh orang² ahli bida, sehingga para ulama menyebutkan dari percakapan² tersebut mereka mengetahui bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam bermunadzoroh/mendebat orang² ahlu bida. Jangan di yakini jika seorang Ustadz yang sudah mengajar tentang aqidah Tauhid dst kemudian bisa diajak untuk berdebat atau dia pasti bisa mengalahkan orang lain (tidak), ini ada ilmu tersendiri & asalnya bukan kebiasaan ulama² ahlu Sunnah memperdebatkan agama & kita diatas keyakinan yang kuat terhadap agama ini & aqidah kita, kita bukan seorang yang diatas keraguan sehingga perlu kita membicarakan/memusyawarahkan aqidah ini dengan orang lain, jika kita kalah maka kita ikut aqidah mereka & sebaliknyapun yang seperti ini adalah tingkah laku & prilaku orang² didalam aqidah.

Sehingga kita tidak hajjah /tidak membutuhkan berdebat dengan mereka didalam keadaan tertentu/terpaksa para ulama kita berdebat, bukan kebiasaan mereka tetapi didalam keadaan tertentu/terpojokan diharuskan mereka untuk berbicara maka mereka berdebat dengan memohon pertolongan dari Allāh seperti para ulama kita seperti Imam Ahmad tiba-tiba didatangkan/dihadapkan kepada seorang ahlu bida disuruh untuk berdebat dihadapan Raja disana ada Al Imam Abdullah Ibn Muhammad Ali adrom didatangkan juga dihadapan Ahmad ibnu abi Du’at disuruh untuk berdebat dihadapan seorang kholifah dalam keadaan terpaksa mereka melakukan debat tadi dengan memohon pertolongan & taufiq dari Allāh ﷻ untuk bisa menjadi sebab tingginya kalimat Allāh ﷻ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى