Halaqah 155 ~ Urutan Kekhalifan

Halaqah 155 ~ Urutan Kekhalifan

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-155 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Beliau menyebutkan

وَذَلِكَ أَنَّهُمْ يُؤْمِنُونَ أَنَّ الْخَلِيفَةَ بَعْدَ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم : أَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ، ثُمَّ عُثْمَانُ، ثُمَّ عَلِيٌّ

Demikian pula mereka meyakini bahwasanya khalifah setelah Rasulullāh ﷺ adalah Abu Bakar kemudian Umar kemudian Utsman kemudian Ali radhiyallāhu ‘anhum ajma’in, mereka yaitu Ahlussunnah Wal Jama’ah meyakini bahwa khalifah setelah Rasulullāh ﷺ adalah Abu Bakar berdasarkan ijma’ para sahabat radhiyallāhu ta’ala ‘anhum Muhajirin dan juga Anshar semuanya sepakat mengangkat dan membai’at Abu Bakar Ash-Shiddiq, dan ijma’ mereka adalah hujjah.

Di samping itu Nabi ﷺ telah mengisyaratkan di dalam beberapa hadits bahwasanya yang menjadi khalifah setelah Rasulullāh ﷺ adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, seperti misalnya ketika ada seorang wanita datang kepada Rasulullāh ﷺ kemudian Rasulullāh ﷺ menyuruh dia untuk pulang atau menyuruh dia untuk datang kembali yaitu pulang dan kapan-kapan datang kembali, kemudian wanita ini mengatakan

أرَأَيْتَ إنْ جِئْتُ ولَمْ أجِدْكَ؟

bagaimana pendapatmu seandainya aku datang dan aku tidak mendapatkan dirimu wahai Rasulullāh ﷺ, maksudnya adalah bagaimana kalau aku datang dan engkau meninggal dunia, maka Nabi ﷺ mengatakan

إنْ لَمْ تَجِدِينِي فَأْتي أبَا بَكْرٍ

kalau engkau tidak mendapatkan aku maka datanglah kepada Abu Bakar, hadist ini diriwayatkan oleh Bukhari, menunjukkan bahwasanya Rasulullāh ﷺ mengisyaratkan bahwa yang menjadi khalifah setelah beliau adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Ketika Rasulullāh ﷺ sakit Beliau ﷺ mengatakan

مروا أبا بكر فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ

Suruhlah Abu Bakar Ash-Shiddiq supaya beliau mengimami manusia, Beliau ﷺ tidak menyuruh yang lain tapi menyuruh Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk menjadi pengganti Beliau ﷺ dalam mengimami manusia, di sini Umar Bin Khattab radhiyallāhu ta’ala ‘anhu memahami kalau Rasulullāh ﷺ memberikan amanah dan mempercayai Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk memimpin manusia di dalam perkara agama mereka berarti beliaulah yang dipercaya untuk memimpin manusia di dalam dunia mereka, sehingga beliau mengatakan kalau Rasulullāh ﷺ telah menjadikan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai pengganti Beliau ﷺ di dalam masalah urusan akhirat kita (shalat kita) bagaimana kita tidak ridha beliau sebagai khalifah kita di dalam urusan dunia kita, sehingga yang berhak untuk menjadi khalifah setelah Rasulullāh ﷺ adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallāhu ta’ala ‘anhu. Kemudian

ثُمَّ عُمَرُ

kemudian setelahnya adalah Umar radhiyallāhu ta’ala ‘anhu, Abu Hafs Umar Bin Khattab radhiyallāhu ta’ala ‘anhu dan laqab beliau adalah Al-Faruq, maka beliau dengan kesepakatan para sahabat radhiyallāhu ta’ala ‘anhum dan juga istikhlaf dari Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Sebelum meninggalnya Abu Bakar Ash-Shiddiq telah menunjuk Umar Bin Khattab radhiyallāhu ta’ala ‘anhu sebagai khalifah, kemudian dibai’at oleh para sahabat radhiyallāhu ta’ala ‘anhum dan tidak ada khilaf semuanya sepakat membaiat Umar radhiyallāhu ta’ala ‘anhu termasuk diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib, yang sebelumnya membai’at Abu Bakar Ash-Shiddiq di zaman Umar beliau membai’at Umar Bin Khattab radhiyallāhu ta’ala ‘anhu bahkan menjadi termasuk orang yang dekat dengan Umar Bin Khattab radhiyallāhu ta’ala ‘anhu.

ثُمَّ عُثْمَانُ

Kemudian setelahnya adalah Utsman radhiyallāhu ta’ala ‘anhu, yang menjadi khalifah setelah dipilih oleh ashabusy syura, Umar radhiyallāhu ta’ala ‘anhu ketika beliau akan meninggal dunia karena ditusuk oleh Abu Lu’lu al-majusi maka beliau sempat mengangkat 6 orang untuk memusyawarahkan siapa yang menjadi khalifah setelah Umar radhiyallāhu ta’ala ‘anhu, dipilihlah setelah bermusyawarah Utsman radhiyallāhu ta’ala ‘anhu sebagai khalifah yang ketiga kemudian dibai’at oleh para sahabat para tabi’in

ثُمَّ عَلِيٌّ

kemudian setelah itu Ali radhiyallāhu ‘anhum ajma’in, setelah meninggalnya Utsman maka Ali Bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib Bin Hasyim yang memiliki kunyah Abu Thurob menikah dengan Fatimah radhiyallāhu ta’ala ‘anhum jami’an dibai’at oleh para salaf untuk menjadi khalifah yang keempat sepeninggal Utsman radhiyallāhu ta’ala ‘anhu.

Maka ini adalah keyakinan Ahlussunnah Wal Jama’ah, dan ucapan beliau disini ثُمَّ adalah lit tartib untuk menunjukkan urutan ini ada maknanya, karena sekali lagi di sana ada sekte yang mengatakan bahwasanya Ali radhiyallāhu ta’ala ‘anhu beliau sebenarnya adalah yang berhak untuk menjadi khalifah setelah Rasulullāh ﷺ kemudian mencela Abu Bakar Ash-Shiddiq dan menuduh beliau sebagai yang telah merampok kekhilafahan kemudian mereka mengkafirkan Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mengkafirkan setiap orang yang membai’at Abu Bakar Ash-Shiddiq, padahal seluruh sahabat mereka membai’at Abu Bakar Ash-Shiddiq termasuk diantaranya adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallāhu ta’ala ‘anhu.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى