Halaqah 88 ~ Dalil yang Menunjukkan Bahwa Di antara Kalam Allah ﷻ ialah Al Qur’an Bag 05

Halaqah 88 ~ Dalil yang Menunjukkan Bahwa Di antara Kalam Allah ﷻ ialah Al Qur’an Bag 05

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-88 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Ayat ayat yang menunjukkan bahwasanya Al-Qur’an adalah termasuk Kalāmullāh. Beliau mengatakan mendatangkan Firman Allāh ﷻ

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ

Dan sungguh Kami mengetahui, Allāh ﷻ Dia-lah Yang Maha Mendengar Maha Mengetahui, bahwasanya mereka (orang-orang kafir Quraisy) mengatakan bahwasanya ada seseorang yang mengajari Rasulullāh ﷺ.

Mereka mengetahui apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ adalah Al-Qur’an, Muhammad ﷺ  mengabarkan kepada mereka bahwasanya ini adalah dari Allāh ﷻ tapi mereka mengingkari dan kufur tidak menerima apa yang diucapkan oleh Nabi ﷺ tapi tanpa ilmu mereka berdusta dan mengatakan ini yang mengajari adalah seorang manusia, itu bukan berasal dari Allāh ﷻ ini yang mengajari adalah seorang manusia, berarti ini ucapan orang-orang kafir maka hati-hati orang yang mengingkari dan mengatakan ini bukan berasal dari Allāh ﷻ tapi ini diciptakan oleh Allāh ﷻ, hati-hati dengan ucapannya karena yang mengingkari itu dan mengatakan itu bukan dari Allāh ﷻ adalah orang-orang kafir Quraisy.

Mereka mengatakan bahwasanya yang mengajari Nabi Muhammad ﷺ adalah seorang manusia, belajar dengan orang tadi dan mengatakan dia adalah orang yang beragama Nasrani, belajar kepada orang tersebut kemudian setelah itu dia mendatangkan Al-Qur’an dan mengatakan itu adalah Kalāmullāh itu berasal dari Allāh ﷻ padahal itu adalah bukan. Allāh ﷻ mengetahui ucapan mereka dan ketika Nabi Muhammad ﷺ membaca Al-Qur’an dan mengetahui bahwasanya Allāh ﷻ mendengar apa yang diucapkan oleh musuh-musuh-Nya, tentunya ini adalah perkara yang menenangkan hati

وَلَقَدْ نَعْلَمُ

Sungguh Kami mengetahui, sebagaimana Allāh ﷻ Mendengar

لَّقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُواْ إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاء

Ketika Allāh ﷻ telah mengabarkan kepada kita tentang bahwasanya Allāh ﷻ mengetahui ucapan musuh-musuh kita maka ini adalah ketenangan tersendiri bagi diri seseorang, Allāh ﷻ tahu bahwasanya orang-orang kafir Quraisy mereka mengucapkan ucapan ini, dan ilmu di sini ada konsekuensinya yaitu tahdid dan juga ancaman kepada mereka, Allāh ﷻ Mendengar orang-orang Yahudi mengatakan bahwasanya Allāh ﷻ adalah faqir maka ini adalah ancaman demikian pula di sini Allāh ﷻ mengetahui bahwasanya mereka mengatakan ini adalah diajarkan oleh seorang manusia, ini juga merupakan ancaman. Kemudian Allāh ﷻ membantahnya dan mengatakan

لِّسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَـذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُّبِينٌ

Lisān artinya lughah (bahasa), ada kitab namanya Lisānul Arab (Bahasa Arab), dan Allāh ﷻ mengatakan

وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ خَلۡقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفُ أَلۡسِنَتِكُمۡ وَأَلۡوَٰنِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡعَٰلِمِينَ   ٢٢
[Ar-Rūm]

Dan diantara ayat-ayat Allāh ﷻ adalah penciptaan langit dan juga bumi dan perbedaan bahasa-bahasa kalian

Ratusan bahkan ribuan bahasa di dunia dan mereka saling memahami yaitu orang yang memiliki bahasa tadi saling memahami satu dengan yang lain, satu benda ini memiliki banyak ungkapan atau kata dalam berbagai bahasa, siapa yang mengajarkan mereka bahasa yang begitu banyak ini? Dia-lah Allāh ﷻ, ini adalah menunjukkan tanda-tanda kekuasaan Allāh ﷻ

وَأَلۡوَٰنِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡعَٰلِمِينَ

dan juga perbedaan warna kulit kalian, sesungguhnya di dalam yang demikian ada tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahuinya

لِّسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ

Bahasa orang yang mereka isyaratkan, يُلْحِدُونَ artinya adalah yang mereka condong kepadanya dan maksudnya disini adalah yang mereka isyaratkan yang mereka katakan bahwa orang tersebut mengajari Nabi ﷺ, يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ maksudnya adalah yang mereka isyaratkan atau yang mereka condong kepadanya dan yang dimaksud adalah bahasa orang atau manusia yang dianggap oleh mereka mengajari kepada Nabi ﷺ tadi, أَعْجَمِيٌّ bahasa yang diajarkan adalah bahasa a’jamiy bukan bahasa Arab, dia berbahasa أَعْجَمِيٌّ selain bahasa Arab.

Kalau memang yang mengajarkan kepada Nabi Muhammad ﷺ dengan bahasanya (bukan bahasa Arab) maka harusnya kitab yang di bawakan oleh Muhammad ﷺ ini adalah kitab yang sama dengan bahasa tadi, itu secara akal demikian karena dia mengajarkan dengan bahasa dia tapi kenyataannya

وَهَـذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُّبِينٌ

Sementara ini, yaitu Al-Qur’an ini adalah dengan bahasa Arab yang jelas, yang mereka ketahui itu adalah bahasa Arab, huruf-hurufnya dalam bahasa Arab kata-katanya juga bahasa Arab mereka mengenal itu adalah bahasa Arab, sehingga didalam Al-Qur’an Allāh ﷻ dalam beberapa surat diawali dengan al-huruf al-muqatha’ah, huruf-huruf yang dipotong-potong oleh Allāh ﷻ

الٓمٓ
الٓر
حمٓ
كٓهيعٓصٓ
قٓ

Sebagian ulama mengatakan maksudnya Allāh ﷻ ingin menjelaskan bahwasanya Al-Qur’an terdiri dari huruf-huruf yang kalian kenal, di situ ada ا di situ ada ل di situ ada م di situ ada ر di situ ك dan seterusnya sehingga kalau kita perhatikan setelah huruf muqatha’ah tadi setelahnya disebutkan tentang Al-Qur’an

الٓمٓ  ١
ذَٰلِكَ ٱلۡكِتَٰبُ لَا رَيۡبَۛ فِيهِۛ

disebutkan setelahnya Al-Qur’an

يسٓ  ١
وَٱلۡقُرۡءَانِ ٱلۡحَكِيمِ  ٢

Yāsīn dan demi Al-Qur’an yang bijaksana

قٓۚ وَٱلۡقُرۡءَانِ ٱلۡمَجِيدِ ١

Qāf dan demi Al-Qur’an yang mulia.

Itu adalah dengan bahasa Arab yang jelas, kalian memahaminya kalian mengetahui tentang huruf-hurufnya maka kalau itu adalah bahasa Arab tidak mungkin Beliau ﷺ diajari oleh orang yang menggunakan asing, ini adalah kesombongan mereka, mereka sudah tahu ketika mereka membaca Al-Qur’an ini bukan dari ucapan Muhammad ﷺ, mereka adalah orang-orang Arab yang mengetahui tentang kefasihan bahasa Arab dan mereka sudah mengetahui tentang ucapan para tukang-tukang sya’ir, mereka mengetahui tentang bahasa Arab dengan pengetahuan yang mendalam.

Ketika mereka mendengar Al-Qur’an mereka paham bahwasanya ini bukan ucapan manusia, ini adalah ucapan Allāh ﷻ tapi mereka mengingkari dengan lisannya padahal dalam hati mereka mengetahui ini adalah bukan dari ucapan manusia, maka ayat ini menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻ Dia-lah yang menurunkan Al-Qur’an bukan Allāh ﷻ menciptakan Al-Qur’an. Mungkin ada yang bertanya, lalu bagaimana dengan Firman Allāh ﷻ

إِنَّهُۥ لَقَوۡلُ رَسُولٖ كَرِيمٖ ٤٠

Sesungguhnya itu adalah ucapan utusan yang mulia, Allāh ﷻ sebutkan dalam surat Al-Haqqah dan surat At-Takwir. Ulama menjelaskan maksudnya adalah Al-Qur’an itu diucapkan oleh Rasul yang mulia artinya dibaca kembali olehnya untuk orang lain, sehingga kalau kita perhatikan apa yang Allāh ﷻ disebutkan dalam surat Al-Haqqah dan juga dalam surat At-Takwir ini menunjukkan tentang Nabi Muhammad ﷺ dan juga Jibril. Kita perhatikan surat Al-Haqqah, Allāh ﷻ mengatakan

إِنَّهُۥ لَقَوۡلُ رَسُولٖ كَرِيمٖ ٤٠
وَمَا هُوَ بِقَوۡلِ شَاعِرٖۚ قَلِيلٗا مَّا تُؤۡمِنُونَ ٤١
وَلَا بِقَوۡلِ كَاهِنٖۚ قَلِيلٗا مَّا تَذَكَّرُونَ ٤٢

Sesungguhnya itu adalah ucapan Rasul yang mulia, maksudnya disini adalah Nabi Muhammad ﷺ yaitu Beliau ﷺ membaca Al-Qur’an, dibacakan kepada para sahabatnya

Bukanlah itu ucapan tukang sya’ir, sedikit sekali kalian beriman, dan itu bukan ucapan dukun sedikit sekali kalian mengingat.

Jadi kalau mereka mau memperhatikan apa yang dibaca oleh Nabi Muhammad ﷺ berupa Kalāmullāh mereka tahu ini bukan ucapan seorang tukang syair dan bukan seorang dukun, yang dia baca adalah Kalāmullāh.

Adapun ayat yang kedua dalam surat At-Takwir

إِنَّهُۥ لَقَوۡلُ رَسُولٖ كَرِيمٖ ١٩
ذِي قُوَّةٍ عِندَ ذِي ٱلۡعَرۡشِ مَكِينٖ ٢٠

Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah ucapan Rasul yang mulia, yang dimaksud malaikat Jibril, dua-duanya adalah Rasul utusan Allāh ﷻ, utusan Allāh ﷻ dari kalangan manusia dan utusan Allāh ﷻ dari kalangan malaikat

ذِي قُوَّةٍ عِندَ ذِي ٱلۡعَرۡشِ مَكِينٖ

dia adalah makhluk yang memiliki kekuatan dan dia adalah makhluk yang makīn عِندَ ذِي ٱلۡعَرۡشِ, Dzil ‘Arsy adalah Allāh ﷻ, Dia-lah yang memiliki ‘Arsy, jadi dia memiliki kedudukan yang tinggi disisi Allāh ﷻ, ini adalah sifat bagi malaikat Jibril

مُّطَاعٖ ثَمَّ أَمِينٖ ٢١

dia adalah malaikat yang ditaati karena dia adalah pemukanya ثَمَّ أَمِينٖ di sana yaitu disisi Allāh ﷻ dia adalah malaikat yang amīn yaitu malaikat yang amanah.

Jadi disini bukan berarti Al-Qur’an ini adalah ucapan Rasul atau kalāmu Rasul atau dia adalah kalām malaikat Jibril tapi disini adalah menyandarkan ucapan kepada yang menyampaikan. Jadi bukan berarti Al-Qur’an ini adalah ucapan rasul atau ucapan Jibril, sebab kalau maksudnya adalah itu maka berarti di sana ada pertentangan, kenapa dalam satu ayat disebutkan ini adalah ucapan Jibril kemudian ayat yang lain adalah ucapan Rasulullāh ﷺ, seandainya maksudnya adalah dia yang pertama kali mengucapkan berarti di sini ada pertentangan, sehingga makna yang benar ini adalah penyandaran ucapan kepada yang menyampaikan.

Jadi malaikat Jibril menyampaikan dari Allāh ﷻ kepada Nabi Muhammad ﷺ dan Nabi Muhammad ﷺ  beliau adalah seorang rasul menyampaikan ucapan tadi kepada para sahabatnya radhiallāhu ta’ala ‘anhum.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى