Halaqah 60 ~ Dalil Yang Menunjukkan Sifat Melihat Bagi Allah ﷻ -Dalil Kedua

Halaqah 60 ~ Dalil Yang Menunjukkan Sifat Melihat Bagi Allah ﷻ -Dalil Kedua

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-60 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Disini beliau akan membawakan untuk kita ayat-ayat yang menunjukkan bahwasanya diantara sifat Allāh ﷻ adalah Ar-Ru’yah

وَقَوْلُهُ

Dan juga firman Allāh ﷻ

أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرَى

Apakah dia tidak tahu bahwasanya Allāh ﷻ melihat, ayat ini berkaitan dengan Abu Jahl yang dia melarang Nabi ﷺ untuk melakukan shalat

أَرَءَيۡتَ إِن كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰٓ ١٣
أَلَمۡ يَعۡلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ ١٤


Allāh ﷻ mengatakan apakah dia tidak tahu bahwasanya Allāh ﷻ melihatnya, yaitu melihat apa yang dia perbuat ketika dia melarang Nabi-Nya untuk melakukan shalat padahal Beliau ﷺ mengajak kepada ketakwaan dan dia di atas petunjuk, memerintahkan untuk bertakwa bukan memerintahkan dengan perkara-perkara yang buruk tapi Beliau ﷺ menyuruh untuk bertakwa kepada Allāh ﷻ

أَلَمۡ يَعۡلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ ١٤

Apakah dia tidak tahu, yaitu Abu Jahl, bahwasanya Allāh ﷻ melihat apa yang dilakukan, dan ini sama ini juga ancaman, yang sebelumnya أَمْ يَحْسَبُونَ juga ancaman. Kalau

إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسۡمَعُ وَأَرَى

janji Allāh ﷻ untuk menjaga mereka, jadi terkadang Allāh ﷻ mengabarkan bahwasanya Allāh ﷻ melihat mendengar kalau itu adalah tentang wali-wali-Nya maka ini adalah janji Allāh ﷻ untuk bersama mereka menolong mereka, kalau ini berkaitan dengan musuh-musuh Allāh ﷻ maka ini adalah tahdid (ancaman) kepada mereka. Allāh ﷻ melihat dan Allāh ﷻ akan membalas

أَلَمۡ يَعۡلَم بِأَنَّ ٱللَّهَ يَرَىٰ ١٤

Berarti Allāh ﷻ memiliki sifat Ar-Ru’yah, Allāh ﷻ mengatakan

فَإِنۡ عَصَوۡكَ فَقُلۡ إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تَعۡمَلُونَ ٢١٦

Kalau mereka memaksiati dirimu katakanlah kepada mereka sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian kerjakan, kemudian Allāh ﷻ menyuruh nabinya untuk bertawakal kepada Allāh ﷻ

وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱلۡعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ ٢١٧

Dan bertawakallah kepada Allāh ﷻ Dzat Yang Maha Perkasa dan Yang Maha Menyayangi.

Dan ini seharusnya seorang ketika berdakwah menghadapi orang-orang yang menyelisihi, kita harus tegas bahwasanya kita tidak mengikuti apa yang mereka lakukan dan diiringi dengan tawakal kepada Allāh ﷻ berserah diri kepada Allāh ﷻ menyerahkan seluruhnya kepada Allāh ﷻ, kita bertawakal kepada Allāh ﷻ karena Dia-lah yang Al-Aziz Ar-Rahim dan Dia-lah

الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ

Dia-lah yang melihat dirimu ketika engkau dalam keadaan shalat, dalam keadaan kita beribadah Allāh ﷻ melihat kita, karena kita banyak yang lalai sehingga dalam shalat kita perasaan seperti ini jarang hadir, tapi orang yang diberikan taufik oleh Allāh ﷻ dalam keadaan shalat dia bisa merasakan bahwasanya Allāh ﷻ melihat apa yang sedang terjadi, melihat dia dalam keadaan sholat

وَتَقَلُّبَكَ فِي ٱلسَّٰجِدِينَ ٢١٩

Dan Allāh ﷻ melihat bagaimana engkau bersama orang-orang yang sujud, dalam keadaan متقَلبين yaitu dalam keadaan mengangkat kepala menundukkan kepala lagi mengangkat kepala, Allāh ﷻ melihat apa yang kita lakukan dalam shalat kita dan ini memberikan ketenangan kepada diri kita bahwasanya Allāh ﷻ Dia-lah yang akan menjaga kita, Dia-lah yang akan menerima amal ibadah kita dan Dia-lah yang akan menjaga kita, Allāh ﷻ melihat dan mendengar apa yang kita lakukan termasuk diantaranya adalah berbagai ibadah sujud dan shalat

إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ٢٢٠

Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui

Berarti tawakkal hanya kepada Allāh ﷻ karena Dia-lah Yang Maha Melihat, yang melihat kita dalam keadaan kita shalat dalam keadaan apapun.

Kemudian ayat yang terakhir tentang masalah Ru’yah ini

وَقَوْلُهُ: وَقُلِ اعْمَلُواْ فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُون

Dan Firman Allāh ﷻ dan katakanlah اعْمَلُواْ (hendaklah kalian beramal), ini berkaitan tentang orang-orang munafiq karena sebelumnya disebutkan

وَمِمَّنۡ حَوۡلَكُم مِّنَ ٱلۡأَعۡرَابِ مُنَٰفِقُونَۖ وَمِنۡ أَهۡلِ ٱلۡمَدِينَةِ

Kemudian Allāh ﷻ mengatakan

وَءَاخَرُونَ ٱعۡتَرَفُواْ بِذُنُوبِهِمۡ

Ini tentang orang sholeh

خَلَطُواْ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَءَاخَرَ سَيِّئًا عَسَى ٱللَّهُ أَن يَتُوبَ عَلَيۡهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٌ ١٠٢
خُذۡ مِنۡ أَمۡوَٰلِهِمۡ صَدَقَةٗ تُطَهِّرُهُمۡ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيۡهِمۡۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٞ لَّهُمۡۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ١٠٣
أَلَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ هُوَ يَقۡبَلُ ٱلتَّوۡبَةَ عَنۡ عِبَادِهِۦ وَيَأۡخُذُ ٱلصَّدَقَٰتِ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ ١٠٤
وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ١٠٥

[At-Taubah]

Yaitu katakanlah kepada orang-orang munafiqin silahkan kalian mengamalkan apa yang kalian inginkan berupa kenifaqan

فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُم

Allāh ﷻ akan melihat apa yang kalian lakukan, dan di sini karena berkaitan dengan orang-orang munafiq berarti ini adalah ancaman yaitu Allāh ﷻ akan membalas kalian dengan sebab perbuatan, وَرَسُولُهُ dan rasul-Nya akan melihat juga, Allāh ﷻ akan menampakkan sehingga rasul-Nya tahu, وَالْمُؤْمِنُون dan juga orang-orang yang beriman Allāh ﷻ akan menampakan kenifaqan kalian dan ini adalah ancaman dari Allāh ﷻ kepada orang-orang munafiqin atas perbuatan mereka.

Kita bisa membaca beberapa ayat Alhamdulillah yang isinya adalah penetapan bahwasanya Allāh ﷻ memiliki sifat As-Sami’ dan juga Ar-Ru’yah, jadi kadang Allāh ﷻ menggunakan kata سمع kadang يسمع kadang أسمع kadang نسمع ini semua menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻ memiliki sifat Sami’ yang haqiqi yang sesuai dengan keagungan Allāh ﷻ. Karena sebagian ada yang mentakwil sebagaimana telah berlalu ketika pembahasan tentang sifat As-Sami’ wal Bashar jadi ada sebagian yang mentakwil As-Sami’ wal Bashar dengan ilmu, demikian pula dengan Ru’yah ditakwil oleh mereka dengan ilmu, As-Sami’ juga ditakwil dengan ilmu, Ar-Ru’yah ditakwil dengan ilmu.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى