Halaqah 54 ~ Dalil Yang Menunjukkan Sifat Tangan (Lanjutan) dan Mata Bagi Allah ﷻ

Halaqah 54 ~ Dalil Yang Menunjukkan Sifat Tangan (Lanjutan) dan Mata Bagi Allah ﷻ

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-54 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Firman Allāh ﷻ

وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَة

Dan berkata orang-orang Yahudi tangan Allāh ﷻ terbelenggu, Allāh ﷻ Maha Mendengar apa yang diucapkan oleh musuh-musuh Allāh ﷻ tentang diri Allāh ﷻ, Allāh ﷻ Maha Mendengar. Berkata orang-orang Yahud tangan Allāh ﷻ terbelenggu maksudnya adalah Allāh ﷻ tidak mau memberi kepada kami Allāh ﷻ tidak mau memberikan kekayaan kepada kami, ini ucapan yang kukuh, kemudian Allāh ﷻ mengatakan

غُلَّتْ أَيْدِيهِم

Yang terbelenggu adalah tangan-tangan mereka, maksudnya adalah yang bakhil yang tidak mau berinfaq itu mereka orang-orang yahud, orang-orang Yahudi adalah min abkholinnas (orang yang paling bakhil), orang yang paling sulit untuk berinfaq itu adalah orang-orang yahud,

غُلَّتْ أَيْدِيهِم

Terlalu cinta dengan dunia

وَلُعِنُواْبِمَا قَالُواْ

Dan mereka dilaknat dengan sebab ucapan mereka, yaitu mengejek Allāh ﷻ menghina Allāh ﷻ, dengan mengatakan seperti itu bahwasanya tangan Allāh ﷻ terbelenggu maka mereka dilaknat dengan sebab mensifati Allāh ﷻ dengan kebakhilan

بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَان ِ يُنفِقُ كَيْفَ يَشَاء

Akan tetapi يَدَاهُ kedua tangan Allāh ﷻ adalah terbuka, terbentang, maksudnya

يُنفِقُ كَيْفَ يَشَاء

Allāh ﷻ berinfaq (memberikan rezeki) sesuai dengan apa yang Dia kehendaki, bukan dengan kehendak orang yahud

ٱللَّهَ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ

Allāh ﷻ meluaskan rezeki bagi siapa yang dikehendaki

وَيَقۡدِرُۚ

Dan Allāh ﷻ juga menyempitkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki dengan hikmah dari Allāh ﷻ. Ketika Allāh ﷻ menjadikan sebagian orang menjadi fakir, menjadi miskin apakah berarti Allāh ﷻ bakhil?

تعالى الله عما يصفون

Maha Tinggi Allāh ﷻ dari apa yang mereka sifatkan. Allāh ﷻ menjadikan sebagian orang miskin dengan hikmah-Nya karena Allāh ﷻ tahu kalau orang ini menjadi orang kaya tambah rusak dan Allāh ﷻ menjadikan sebagian menjadi orang yang kaya dengan hikmah-Nya, jangan dikatakan seperti yang diucapkan oleh orang-orang Yahud mengatakan bahwasanya tangan Allāh ﷻ terbelenggu maksudnya Allāh ﷻ tidak memberi kepada mereka,

غُلَّتْ أَيْدِيهِم

Yang bakhil adalah mereka orang-orang Yahudi dan mereka dilaknat dengan sebab ucapan tadi, apa yang menjadikan mereka dilaknat karena mereka mensifati Allāh ﷻ dengan kebakhilan mengatakan bahwasanya tangan Allāh ﷻ terbelenggu, dan ini adalah keyakinan yang salah.

بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَان

Bahkan kedua tangan Allāh ﷻ ini terbentang, berarti Allāh ﷻ memiliki dua tangan sebagaimana ayat yang pertama tadi, tidak boleh kita menolaknya, tidak boleh kita mentakwilnya tidak boleh kita mentafwidnya yaitu meyakini bahwasanya dia memiliki makna tapi kita tidak mengetahui makna, jangan kita takwil menjadi qudroh atau dengan ni’mah.

Mungkin ada pertanyaan, ustadz di sana ada sebagian ayat yang menunjukkan bahwasanya disebutkan oleh Allāh ﷻ tangan ini dengan satu, Allāh ﷻ mengatakan

تَبَٰرَكَ ٱلَّذِي بِيَدِهِ ٱلۡمُلۡكُ

Maha Suci Allāh ﷻ atau Maha Berkah Allāh ﷻ yang di tangan-Nya kerajaan, dan banyak

والذي نفس محمد بيده

Dan demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, kenapa di sini disebutkan satu, tadi kita katakan Allāh ﷻ memiliki dua tangan?

Para ulama menjelaskan tidak ada pertentangan disini karena terkadang disebutkan mufrad maksudnya adalah lil jins, untuk menunjukkan jenisnya, jadi Allāh ﷻ memiliki dua tangan ketika dikatakan

تَبَٰرَكَ ٱلَّذِي بِيَدِهِ

Yad di sini adalah mufrad maksudnya adalah lil jins (menunjukkan jenisnya) tidak ada pertentangan, Allāh ﷻ memiliki dua tangan sebagaimana ini sahih dalam surat Shad dan juga Al-Maidah.

Didalam ayat yang lain Allāh ﷻ menyebutkan tangan ini dengan jamak, Allāh ﷻ mengatakan

أَوَ لَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّا خَلَقۡنَا لَهُم مِّمَّا عَمِلَتۡ أَيۡدِينَآ أَنۡعَٰمٗا فَهُمۡ لَهَا مَٰلِكُونَ
[Yaasiin:71]

Apakah mereka tidak melihat bahwasanya Kami menciptakan untuk mereka dari apa yang dilakukan oleh tangan-tangan Kami, أَنۡعَٰمٗا hewan-hewan ternak فَهُمۡ لَهَا مَٰلِكُون yang mereka memiliki hewan ternak tadi.

Di sini أَيۡدِينَآ jamak, para ulama menjelaskan diantara maknanya, tidak ada di sana pertentangan, Al-Jamak disini menunjukkan ta’dzim itu yang pertama, kemudian ada yang mengatakan bahwasanya ini adalah lil musyakalah, asalnya adalah kedua tangan kami tapi ketika yang setelahnya adalah Allāh ﷻ menggunakan dhamir jama’ yaitu نا maka lil musyakalah, untuk supaya serasi sehingga sebelumnya menggunakan kalimat yang jamak juga, ini dikatakan oleh sebagian ahlul lughah dan ada dalam bahasa Arab demikian, berarti tidak ada disini pertentangan, Allāh ﷻ Dia-lah yang memiliki tangan dan jumlah tangan Allāh ﷻ adalah dua tangan sebagaimana ini jelas dalam surat shaad dan juga surat Al-Maidah.

Kemudian setelahnya

وَقَولُهُ

Dan juga Firman Allāh ﷻ

وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا

Dan bersabarlah terhadap hukum dari Robb-mu, dan hukum di sini Allāhu A’lam mencakup dua yaitu hukum yang qodhari dan juga hukum Syar’i, hukum yang qodhari yaitu takdir Allāh ﷻ kita disuruh untuk bersabar, hukum yang Syar’i yaitu aturan-aturan Allāh ﷻ Syariat Allāh ﷻ kita bersabar di dalam menjalankannya. Bersabarlah engkau terhadap hukum Robbmu فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا maka sesungguhnya engkau adalah dengan mata-mata Kami, ini menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻ memiliki mata dan maknanya engkau adalah dengan mata-mata Kami ini maksudnya adalah Kami senantiasa melihatmu, itu adalah keladziman, Allāh ﷻ memiliki mata berarti kita senantiasa dilihat oleh Allāh ﷻ.

Kemudian Firman Allāh ﷻ

وَحَمَلْنَاهُ عَلَى ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا جَزَاء لِّمَن كَانَ كُفِرَ

Dan kami mengangkut dia, yaitu mengangkut Nuh ‘alaihissalam, di atas sesuatu yang memiliki alwah yaitu papan-papan dan paku, artinya kapal yang mereka miliki sangat sederhana papan dan juga paku, kapal yang besar yang dinaiki oleh Nuh dan orang-orang yang beriman dengan beliau.

Di tengah-tengah banjir yang sedemikian besarnya, tidak ada banjir yang lebih besar dari banjir tersebut baik sebelumnya maupun setelahnya, banjir yang sangat besar tapi Allāh ﷻ dengan kekuasaan-Nya berjalan kapal yang sederhana ini yang terbuat dari papan dan juga paku saja tapi dia تَجْرِي berjalan diatas air بِأَعْيُنِنَا dengan mata-mata Kami, dilihat oleh Allāh ﷻ diperhatikan oleh Allāh ﷻ dan dijaga oleh Allāh ﷻ sehingga dia tidak tenggelam, Allāh ﷻ yang menjaganya Allāh ﷻ yang melihatnya, berarti ayat ini juga menunjukkan tentang sifat mata bagi Allāh ﷻ

جَزَاء لِّمَن كَانَ كُفِر

Kenapa Allāh ﷻ menjaganya, ini adalah balasan bagi orang yang dikufuri, yaitu balasan untuk nabi Nuh yang dikufuri oleh kaumnya, yang didustakankan oleh kaumnya. Kemudian juga firman Allāh ﷻ

وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِّنِّي وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْنِي

Dan Aku melemparkan pada dirimu kecintaan dari-Ku, maksudnya Allāh ﷻ jadikan orang itu suka kepada nabi Musa ‘Alaihissalam, siapa yang menjadikan istri Fir’aun menjadi senang dan suka dengan nabi Musa yang tidak dia kenal yang ditemukan di sungai, Allāh ﷻ yang menjadikannya, sehingga ini menjadi sebab selamatnya dia dan diambilnya dia dari sungai, kemudian dia merayu Fir’aun supaya membiarkan anak ini untuk tetap hidup, Allāh ﷻ yang menjadikan wanita tadi menjadi suka kepada nabi Musa, ini bentuk penjagaan Allāh ﷻ menjadikan seseorang yang itu berada di keluarga musuh nabi Musa ‘Alaihissalam dan juga kaumnya ternyata mereka menjadi cinta dan suka kepada nabi Musa ‘Alaihisalam.

وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْنِي

Dan supaya engkau diperlakukan kepadamu عَلَى عَيْنِي diatas mata-Ku, maksudnya adalah di atas perhatian dari Allāh ﷻ penglihatan dari Allāh ﷻ, jadi diperlakukan nabi Musa di dalam istana Fir’aun di rawat dan seterusnya dan Allāh ﷻ melihatnya, Allāh ﷻ yang menjaganya, ini juga menetapkan sifat ‘ain bagi Allāh ﷻ.

Pada dua ayat yang pertama disebutkan أَعْيُن dan ini adalah jamak, ayat yang terakhir disebutkan عَيْنِي yaitu satu mata, mana yang benar? semuanya benar, dan di sana ada hadist yang menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻ memiliki dua mata sebagaimana Allāh ﷻ memiliki dua tangan maka Allāh ﷻ memiliki dua mata yaitu di dalam sebuah hadits ketika Nabi ﷺ menceritakan tentang sifat dari Dajjal, beliau ﷺ mengatakan

إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ

Sesungguhnya Allāh ﷻ tidak أَعْوَر,

أَلاَ وَإِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُمْنَى

Ketahuilah bahwasanya dajjal ini adalah أَعْوَر mata bagian kanannya.

الأَعْوَر di dalam bahasa Arab ini adalah sifat bagi orang yang punya dua mata, salah satu diantara dua matanya ini tidak bisa untuk melihat, di dalam bahasa Arab namanya الأَعْوَر dan orang yang cacat seperti itu dinamakan dengan أَعْوَر. Ketika Nabi ﷺ mengatakan

إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ

Allāh ﷻ bukan أَعْوَر menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻ memiliki dua mata dan dua mata Allāh ﷻ adalah sempurna sehingga Ahlus Sunnah meyakini bahwasanya Allāh ﷻ memiliki dua mata sesuai dengan keagungan Allāh ﷻ, adapun Dajjal maka dia memiliki dua mata tapi mata sebelah kanannya tidak bisa untuk melihat, jadi Dajjal memiliki dua mata adapun orang yang menggambarkan karena kebodohannya bahwasanya Dajjal ini hanya memiliki satu mata ini salah besar, sehingga katanya ada di mana itu ada bayi yang lahir dengan satu mata saja ini jangan-jangan dajjal, ini salah memahami. Dajjal itu dua mata cuma salah satu diantara dua matanya adalah yaitu mata kanannya ini tidak bisa untuk melihat, mata kirinya itu seperti anggur, ini keadaan dajjal, dan ini dalil Ahlus sunnah wal jama’ah bahwasanya Allāh ﷻ memiliki dua mata.

Ketika Allāh ﷻ menyebutkan tentang bahwasanya Allāh ﷻ memiliki أَعْيُن atau memiliki mata-mata, kenapa di sini menggunakan lafadz jamak? ini adalah untuk musyakalah untuk keserasian karena setelahnya menggunakan dhamir jamak maka Allāh ﷻ menjamakkan ‘ain, atau untuk ta’dzim untuk pengagungan, adapun عَيْني mataku maka yang dimaksud adalah lil jins untuk menunjukkan jenis dan ini ada di dalam bahasa arab yang demikian dan dengan demikian tidak ada disana pertentangan antara ayat-ayat ini.

Jadi Allāh ﷻ memiliki dua mata sesuai dengan keagungan-Nya, adapun أَعْيُن yang disebutkan dalam sebagian ayat maka ini adalah lil musyakalah untuk keserasian, kemudian adapun عَيْن yaitu mufrad maka ini adalah untuk menunjukkan jenis. Allāhu A’lam

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى