Halaqah 24 ~ Landasan Pertama, Ma’rifatullah (Bagian 12) Dalīl Menyembelih (الذبح) | HSI BA

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 24 ~ Landasan Pertama, Ma’rifatullah (Bagian 12) Dalīl Menyembelih (الذبح)

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه


Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Penjelasan Kitāb Al Ushūlu AtsTsalātsah wa Adillatuhā (3 Landasan utama dan dalīl-dalīlnya) yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb bin Sulaimān At Tamimi rahimahullāh.

• MENGENAL ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA’ĀLA

Kemudian beliau mengatakan:

ودليل الذّبح قوله تعالى :{ قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ‌۞ لَا شَرِيكَ لَهُۥۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ}

• Dalīl Adz-Dzabh (menyembelih)

Dan dalīl bahwasanya menyembelih hanya untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla semata, adalah firman Allāh Subhānahu wa Ta’āla dalam surat Al An’ām 162-162 :

إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ

“Katakanlah sesungguhnya shalātku, dan sembelihanku, hidupku dan matiku adalah untuk Allāh Rabbil Ālamīn dan tidak ada sekutu baginya”

Allāh mengatakan didalam ayat ini وَنُسُكِى dan nusukh maknanya adalah sembelihan.

Seorang muslim berikrar bahwasanya shalāt, ibadah, do’a demikian pula sembelihannya, amal yang di lakukan ketika hidup, amalan yang dilakukan ketika dia meninggal dunia semuanya untuk Allāh Rabbul Ālamīn.

Menunjukkan bahwa sembelihan hanya untuk Allāh, tidak boleh diserahkan kepada yang lain, tidak ada sekutu baginya.

Menyembelih bisa berupa ibadah dan apabila berupa ibadah maka tidak boleh seseorang menyembelih kecuali untuk Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Tidak boleh seseorang menyembelih dengan niat mengagungkan selain Allāh seperti seseorang yang menyembelih untuk jinn, meskipun jinn tersebut dinamai dengan berbagai nama, dinamai dengan Nyi Fulān, atau Kyai Fulān atau dinamai dengan yang bahurekso dan intinya semua adalah jinn.

Tidak boleh seseorang menyembelih seekor hewan (misalnya) dengan tujuan untuk mengagungkan kepada makhluk seperti jinn (misalnya) dan ini semua adalah termasuk syirik. Karena menyembelih adalah ibadah, jika diserahkan kepada selain Allāh maka orang yang melakukannya adalah orang yang musyrik (menyekutukan Allāh) didalam ibadahnya.

Dan syirik ini bukan syirik kecil, orang yang menyembelih untuk selain Allāh, maka dia terjerumus kedalam syirik yang besar (yang mengeluarkan dia dari Islām dan membatalkan seluruh amalannya) apabila dia meninggal dunia maka dia tidak akan diampuni dosa syirik tersebut oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allāh tidak akan mengampuni dosa syirik”

(QS. An-Nissā: 48)

Oleh karena itu hati-hati seorang muslim didalam masalah ibadah ini (menyembelih) jangan sampai dia dalam kasus tertentu diperintahkan oleh orang lain untuk menyembelih untuk selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Kemudian beliau mengatakan:

ومن السنة :{لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ}

Dan dalīl dari sunnah Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam :

لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ

“Allāh melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allāh.”

(Hadīts shahīh riwayat Muslim nomor 1978)

Dan makna dari laknat Allāh adalah dijauhkan dari rahmat Allāh Subhānahu wa Ta’āla, orang yang dilaknat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla maka dia dijauhkan dari rahmat Allāh dari kasih sayang Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Hidup didunia dalam keadaan tidak memiliki kasih sayang.

Menunjukkan bahwasanya menyembelih adalah ibadah yang tidak boleh diserahkan kepada selain Allāh.

وَمَن يَلْعَنِ اللَّهُ فَلَن تَجِدَ لَهُ نَصِيرًا

“Barangsiapa yang Allāh laknat maka dia tidak akan menemukan penolong.”

(QS. An-Nissā:52)

Bagaimana orang yang dilaknat oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla mendapatkan pertolongan?

Oleh karena itu ini menunjukkan tentang bahaya menyembelih untuk selain Allāh, tidak boleh seseorang menyembelih untuk makhluk dengan maksud ta’dhim (mengagungkan dia) merendahkan dirinya dihadapan, mengharapkan manfaat dan juga menghindarkan mudharat dari dirinya kemudian dia menyembelih untuk makhluk tersebut.

Wallāhu Ta’āla A’lam.

وبالله التوفيق و الهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى