Halaqah 48 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Diinil Islam Bil Adillah: Dalil Dari Sunnah Tentang 3 Tingkatan Dalam Islam | HSI BA

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 48 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Dīnil Islam Bil Adillah: Dalil Dari Sunnah Tentang 3 Tingkatan Dalam Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Beliau mengatakan (rahimahullah)- ودليل – maksudnya adalah dalil bahwasanya Islam yang dibawa Rasulullah ﷺ ini ada 3 tingkatan.

Dalil yang dimaksud disini bukan hanya menunjukan tentang Ihsan, karena kita tahu yg dibahas terakhir adalah Ihsan. Jadi Dalil dari Sunnah disini maksudnya bukan hanya ingin mendatangkan dalil untuk khusus Ihsan saja, tapi maksud beliau adalah ingin mendatangkan dalil umum yang menunjukan bahwasanya Islam yang dibawa Rasulullah ﷺ ini memiliki 3 tingkatan, beliau mengatakan

والدليل من السنة: حَدِيثُ جِبْرِيلَ الْمَشْهُورُ: عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهما

Yaitu hadits Jabrail (nama lain dari Jibril Malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu dari Allah subhanahu wa Taala kepada para NabiNya) – الْمَشْهُورُ – yang masyhur, hadits ini sering disebutkan oleh para ulama dan dikenal oleh kaum muslimin sehingga disifati dengan – الْمَشْهُورُ -, kalau para ulama mengatakan sebagaiman dalam hadits Jibril yang Masyhur itu adalah ini , meskipun disana mungkin ada hadits yang lain jg disebutkan ttg Jibril tapi tidak sampai dikenal sebagai hadits Jibril & hadits ini maka dikenal oleh para Ulama & thulabul ilm sebagai Hadits Jibril

قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
 
Dari Umar semoga Allah meridhoi keduanya

Yang meriwayatkan hadits bukan hanya Umar, tapi hadits ini juga diriwayatkan Abu Hurairah radiallahuanhu & juga diriwayatkan oleh Umar dan beliau membawakan riwayat disini adalah riwayat Umar Ibn Khotob radiallahu anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam shahihnya & inilah yang dibawakan oleh Al Imam An Nawawi rahimahullah didalam Arbain an Nawawiyah, adapun yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radiallahu anhu maka hadits yg diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, beliau mengatakan

_Ketika kami dalam keadaan duduk – عِنْدَ رَسُولِ اللهﷺِ – bersama Rasulullah ﷺ_

Tentunya duduknya mereka duduk Istifadah / duduk Ta’alum mengambil faecah dari Rasulullah ﷺ, dalam keadaan demikian

إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ

Tiba² muncul lah atas kami seorang laki²

Dilihat dari sahlnya dari luarnya dia adalah seorang laki² sebagaimana manusia mereka melihat dhohirnya – شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ – sifat laki² tersebut adalah pakaiannya sangat putih (berarti beliau memakai pakaian berwarna putih) & disifati شَدِيدُ sangat putih / bukan hanya putih biasa tapi sangat bersih seperti baru belum pernah dipakai

شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعْرِ
Dan rambutnya sangat hitam

لا يُرَىٰ عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ,
 
Pakaian yang sangat putih &rambut yang sangat hitam tadi, tidak terlihat padanya bekas barusaja bepergian.
Karena orang yang bepergian apalagi dia memakai pakaian yang putih, pasti disana bekasnya, demikian pula rambutnya tidak ada bekas yang bepergian karena orang yang bepergian dia tentunya rambutnya acak²an , ketika mereka melihat laki² ini ternyata tidak memiliki bekas sedikitpun baru saja bepergian ingin bertemu dengan Rasulullah ﷺ

وَلا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ
 
Ternyata salah seorang diantara kami tidak ada yang mengenal ar Rojul , baik Umar maupun yang ada dikanan kirinya / tidak ada diantara mereka yang mengenal laki²

حَتَّىٰ جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺَ،

Kemudian dia datang kepada Nabi ﷺ.

Kalau orang yang datang dan belum pernah mengenal beliau akan susah untuk membedakan antara beliau dengan para shahabat, tidak ada yang membedakan antara beliau dengan yang lain

فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَىٰ رُكْبَتَيْهِ،

Beliau menyandarkan kedua lututnya kepada kedua Lutut Nabi ﷺ.

Menyandarkan kedua lututnya dhomir yang pertama rukbahnya kembali kepada rajul dia menyandarkan dua lututnya kepada kedua lutut Rasulullah ﷺ.

Disini disebutkan didalam Fathul Bari berarti duduknya duduk Iftirosh

وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَىٰ فَخِذَيْهِ

Kemudian beliau meletakkan kedua telapak tangannya diatas kedua pahanya
Rukhbataihi – رُكْبَتَيْهِ – yang pertama dhomir kembali kepada rojul, Rukhbah yang kedua hanya kembali kepada Rasulullah ﷺ.

Demikian pula yang kedua – وَوَضَعَ كَفَّيْه – dia meletakkan dua telapak tangannya ه yang pertama kembali kepada rojul, ه yang kedua – فَخِذَيْهِ – ada dua kemungkinan, kemungkina yang pertama kedua telapak tangannya diatas pahanya sendiri, kemungkinan yang kedua dia meletakkan kedua telapak tangannya diatas pahanya Rasulullah ﷺ.

Disebutkan didalam Fathul bari ada sebuah riwayat yang menunjukan ternyata yang dimaksud dengan paha disini adalah pahanya Rasulullah ﷺ

Dan ini tentunya adalah khaiah bentuk yang menunjukan bahwasanya laki² ini benar² ing belajar

وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ!
 
Kemudian dia mengatakan wahai Muhammad

أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلامِ؟
 
Kabarkan kepadaku tentang Islam.

Dia mengatakan wahai Muhammad (memanggil langsung namanya) dan ini bukan kebiasaan para Shahabat Rasulullah ﷺ, mereka yang sangat dekat dengan beliau mereka memanggil Nabi ﷺ dengan namany tapi dengan Ya Rasulullah , Ya Nabiallah. Pertama kali yang beliau tanyakan adalah tentang al-Islam.

maka Nabi ﷺ mengatakan

فَقَالَ:
أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لا إِلٰهَ إِلا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَتُقِيمَ الصَّلاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا


Beliau menjawab dengan 5 Rukun Islam (yang sudah berlalu penjelasannya). Ditanya temtang Islam, beliau menjawab dengan rukunnya. Padahal didalam Islam tentunya bukan hanya 5 ini saja, tapi disana banyak perkara, beliau ﷺ mendatamgkan rukunnya inti dari apa yang ada didalam Islam ini dengan harapan supaya si penanya ini mengambil faedah

فقَالَ: صَدَقْتَ.
 
Ternyata laki² ini mengatakan – صَدَقْتَ – engkau benar , membenarkan apa yang dikabarkan oleh Nabi berupa rukun Islam yang 5

فَعَجِبْنَا لَهُ؛ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ!
 
Maka kamipun heran terhadap laki² ini dimana dia bertanya dan dia yang membenarkan.

الله تعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang