Halaqah 18 ~ Kapan seseorang boleh beralasan dengan Takdir | HSI 9

📘 Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah
🔊 Halaqah 18 ~ Kapan seseorang boleh beralasan dengan Takdir

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين


Halaqah yang Ke-18 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah Kapan seseorang boleh beralasan dengan Takdir

Takdir dijadikan hujjah dan alasan didalam musibah dan bencana dan tidak boleh dijadikan hujjah dan alasan didalam dosa dan  kemaksiatan

Ketika musibah seseorang mengatakan "ini adalah takdir Allah” dan “ini adalah dengan izin Allah” Atau mengatakan “apa yang Allah kehendaki pasti terjadi”

Maka hal ini akan membawa ketenangan dan kebaikan pada dirinya.  Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

(مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ)

“Tidaklah menimpa sebuah musibah kecuali dengan izin Allah dan barangsiapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan memberikan petunjuk kepada dirinya dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Surat At-Taghabun : 11)

Dan Nabi ﷺ bersabda

وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا , وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

”Dan apabila engkau tertimpa musibah maka janganlah engkau mengatakan seandainya aku melakukan demikian niscaya akan demikian dan demikian, akan tetapi ucapkanlah ini adalah takdir Allah dan apa yang Allah kehendaki akan Dia lakukan karena sesungguhnya ucapan seandainya ini membuka amalan syaitan” (HR Muslim)

Namun ketika berbuat maksiat dan dinasehati maka tidak boleh seseorang berhujjah dengan takdir atas maksiat yang dia lakukan kemudian dia mengatakan “saya berbuat maksiat karena takdir Allah” atau “kalau Allah menghendaki niscaya saya tidak berbuat maksiat” dan lain lain

Orang-orang musyrikin ketika dahulu didakwahi oleh para Nabi untuk bertauhid mereka menolak dan mereka berhujjah dengan takdir atas kesyirikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

وَقَالَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ نَحْنُ وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ كَذَٰلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ

“Dan berkata orang-orang musyrikin seandainya Allah menghendaki niscaya kami tidak menyembah selain Allah sedikit pun kami dan bapak-bapak kami dan niscaya kami tidak mengharamkan sedikit pun demikianlah orang-orang sebelum mereka maka tidak ada kewajiban atas rasul kecuali menyampaikan dengan jelas” (Surat An-Nahl : 35)

Adapun ucapan Nabi Adam عليه السلام yang disebutkan didalam hadits

  احتجَّ آدمُ وموسى ، فقالَ لَهُ موسَى : أنتَ آدمُ الَّذي أخرجتكَ خطيئتُكَ منَ الجنَّةِ ؟ فقالَ لَهُ آدمُ : أنتَ موسى الَّذي اصطفاكَ اللَّهُ برسالتِه وبكلامِه ، ثمَّ ، تَلومُني على أمرٍ قُدِّرَ عليَّ قبلَ أن أُخلَقَ؟ فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم : فحجَّ آدمُ موسَى

“Adam dan Musa saling berhujjah, maka berkata Musa engkau adalah Adam yang dosamu telah mengeluarkanmu dari surga berkata Adam engkau adalah Musa yang Allah telah memilihmu sebagai seorang Rasul dan memilihmu sebagai manusia yang pernah diajak bicara oleh Allah, kemudian engkau mencelaku atas sebuah perkara yang telah ditakdirkan untukku sebelum aku diciptakanmaka Rasulullah ﷺ bersabda Adam telah mengalahkan Musa dalam berhujjah Beliau ﷺ mengucapkannya dua kali (HR Al Bukhari dan Muslim)

Maka perlu diketahui bahwa Nabi Adam عليه السلام didalam hadits ini tidak berhujjah dengan takdir atas dosa yang beliau lakukan akan tetapi beliau berhujjah dengan takdir atas musibah yang menimpa beliau dan keturunan beliau, yaitu musibah keluarnya beliau dari surga yang efeknya juga dirasakan oleh keturunan beliau عليه السلام

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullah Roy
Di kota Al-Madinah