Halaqah 42 ~ Pembatal keislaman yang ke 9 bagian 5 | HSI NI.2

📘 Silsilah Ilmiyyah An-Nawaqidhul Islam
🔊 Halaqah 42 ~ Pembatal keislaman yang ke 9 bagian 5

Halaqah yang ke-42, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

كَمَا وَسِعَ الخَضِرَ الخُرُوجَ عَنْ شَرِيعَةِ مُوسَى عَلَيهِ السَّلَامُ، فَهُوَكَافِرٌ

Sebagian mereka beralasan dengan kisah Khodir (yaitu Nabi Khodir عَلَيهِ السَّلَامُ), sebagian mengatakan

“boleh kita keluar dari syariat Rasulullah ﷺ dengan alasan bahwasanya Nabi Khodir dahulu beliau keluar dari syari'atnya Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ”

Maksudnya adalah kisah yang Allah sebutkan didalam surat Al Kahfi, dimana Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ didalam sebuah hadits disebutkan, pernah ditanya oleh Bani Israil

“apakah engkau mengetahui disana ada orang yang lebih ‘alam" (yang lebih tau) pada dirimu maka Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ menjawab sesuai dengan ilmunya ”tidak ada disana orang yang lebih tahu dari pada aku”

Maka Allah mewahyukan kepada Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ bahwasanya disana ada hamba diantara hamba-hamba Allah yang dia memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ dan beliau (Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ) diperintahkan oleh Allah untuk menemui hamba tersebut

Bertemulah Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ dengan Nabi Khodir dan Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ meminta ijin kepada Nabi Khodir menemani beliau dan Nabi Khodir mensyaratkan boleh menemani beliau dalam bepergian tetapi harus bersabar, tidak boleh menanyakan sesuatu sampai dikabarkan oleh Nabi Khodir عَلَيهِ السَّلَامُ

Maka terjadilah kisah yang disebutkan di dalam surat Al Kahfi.

Nabi Khodir عَلَيهِ السَّلَامُ merusak sebuah kapal, kemudian membunuh seorang anak kecil kemudian ketika keduanya (Nabi Musa dan Nabi Khodir) mampir kesebuah desa dan mereka tidak menghormati keduanya tidak menjamu mereka Nabi Khodir عَلَيهِ السَّلَامُ mendirikan (memperbaiki ) sebuah dinding dan ini semua secara dzhahir adalah perkara yang aneh.

Bagaimana seseorang merusak kapal orang lain, bahkan kapal tersebut adalah milik orang-orang miskin.

Bagaimana seorang muslim membunuh anak kecil yang tidak berdosa.

Bagaimana seseorang ketika dia tidak dijamu dan tidak dihormati justru berbuat baik kepada mereka (memperbaiki salah satu dinding yang sudah akan roboh)

Maka ini pertanyaan-pertanyaan di ajukan oleh Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ kepada Nabi Khodir, kemudian dijawab satu per satu oleh Nabi Khodir عَلَيهِ السَّلَامُ

Bahwasanya kapal tadi adalah kapal milik orang-orang miskin dan disana ada seorang Raja yang senang mengambil kapal orang lain dengan tidak hak (dengan dzhalim) Nabi Khodir عَلَيهِ السَّلَامُsengaja merusak kapal tersebut maksudnya adalah dilubangi dirusak sebagian supaya raja tersebut tersebut tidak mengambil kapal orang-orang miskin tersebut, karena kapal yang rusak tentunya raja tersebut tidak ingin mengambil kapal yang rusak, Raja ingin mengambil kapal yang bagus (yang masih utuh) adapun kapal yang sudah berlubang maka dia tidak mengambilnya, sengaja oleh Nabi Khodir dilubangi supaya tidak diambil oleh raja tersebut.

Demikian pula kenapa beliau membunuh anak kecil tersebut karena beliau diwahyukan oleh Allah bahwasanya anak kecil ini apabila sudah besar akan durhaka kepada kedua orang tuanya. Maka Allah ingin menggantikan dengan anak yang lain.

Adapun dinding, maka dinding tersebut adalah milik seorang dua anak yatim dan Allah ingin memberikan  (mengembalikan) kepada keduanya harta yang ditinggalkan oleh orang tuanya yang ditaruh dibawah dinding tersebut, baru setelah itu Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ mengetahui, ternyata memang disana ada orang yang lebih tahu dari pada beliau عَلَيهِ السَّلَامُ dan Nabi Khodir menurut pendapat yang shahih adalah seorang Nabi diantara Nabi-nabi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى karena disebutkan didalam Alquran beliau mengatakan

وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ

“...Dan tidaklah aku melakukan itu semua dari diriku sendiri...”

Artinya beliau melakukan itu semua adalah dari wahyu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Mereka mengatakan disini Nabi Khodir عَلَيهِ السَّلَامُ keluar dari syariatnya Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ kemudian mereka mengatakan ini menunjukkan bahwasanya kita boleh atau sebagian manusia boleh keluar dari syariat nya Rasulullah ﷺ

Kita katakan ini adalah alasan yang tidak benar dan alasan yang batil karena Nabi Khodir عَلَيهِ السَّلَامُ bukan termasuk Bani Israil, sedangkan Nabi Musa عَلَيهِ السَّلَامُ diutus kepada Bani Israil.

Oleh karena itu tidak dikatakan bahwasanya Nabi Khodir keluar dari syari'atnya Nabi Musa, seandainya Nabi Khodir tidak mengikuti syari'atnya Nabi Musa maka ini adalah jalan yang benar, karena beliau bukan termasuk bani Israil.

Oleh karena itu tidak dikatakan dan tidak benar alasan bolehnya keluar dari syari'atnya Nabi Muhammad ﷺ dengan alasan bahwasanya Nabi Khodir telah keluar dari syari'atnya Nabi Musa

فهو كافر

Maka orang yang demikian adalah orang yang kafir keluar dari agama islam, batal amalannya apabila dia meninggal dunia dalam keadaan tidak bertaubat kepada Allah dari perbuatan (keyakinan) ini maka dia tidak akan diampuni oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan tempat kembalinya adalah neraka, selama-lamanya nya disana dan diharamkan masuk ke dalam surgaNya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Ustadz Abdullah Roy