Halaqah 15 ~ Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 4 | HSI NI.1

📘 Silsilah Ilmiyyah An-Nawaqidhul Islam
🔊 Halaqah 15 ~ Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 4

Halaqah yang ke-15, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Ada diantara saudara kita yang membolehkan bertawassul dengan cara meminta kepada orang yang shalih yang sudah meninggal, berdoa kepada mereka, meminta syafa'at kepada mereka, dengan alasan-alasan diantaranya

Yang pertama

Bahwasanya orang-orang yang shalih tersebut mereka dalam keadaan hidup, apabila hidup maka dia mendengar, dan apabila dia mendengar maka kita boleh meminta doa dari mereka,

Sebagaimana seseorang ketika hidupnya (orang yang shalih tersebut hidup) maka boleh kita meminta doa dari orang yang shalih tersebut.

Kita katakan

1. Benar orang-orang yang shalih dan juga para Nabi dalam keadaan hidup dialam kubur mereka, sebagaimana manusia yang lain, mereka juga dalam keadaan hidup di alam kubur mereka.

Karena manusia apabila meninggal dunia kemudian di kuburkan akan ada disana azab kubur dan akan ada disana nikmat kubur, ada diantara manusia yang hidup di alam kubur dalam keadaan di azab seperti orang-orang munafik, orang-orang kafir, orang-orang musyrikin, demikian pula sebagian orang-orang beriman yang mereka melakukan dosa di azab karena dosanya di alam kubur, di azab dalam keadaan hidup

Demikian pula disana ada nikmat kubur para Nabi, para Rasul, orang-orang yang meninggal fiisabilillah, orang-orang yang shalih, orang-orang yang beriman mendapatkan kenikmatan di alam kubur, dan mereka dalam keadaan hidup tetapi kehidupan mereka, kehidupan yang lain dengan kehidupan kita di dunia.

Mereka hidup tetapi di alam yang lain yang dinamakan dengan alam barzakh (alam kubur), ada diantara mereka yang hidup dalam keadaan baik mendapatkan kenikmatan dan ada diantara mereka yang hidup dalam keadaan tersiksa, mendapatkan azab kubur.

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ فَرِحِينَ بِمَا آَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Allah mengabarkan tentang orang-orang yang syuhada (syahid fisabilillah)

“Janganlah engkau menyangka bahwasanya orang-orang yang meninggal yang terbunuh fisabilillah mereka adalah  (أَمْوَاتًا)  meninggal dunia

بَلْ أَحْيَاءٌ

Akan tetapi mereka dalam keadaan hidup

عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

Disisi Rabb mereka, mereka mendapatkan rezeki

Allah mengabarkan di dalam ayat ini bahwasanya orang-orang yang terbunuh fisabilillah, mereka dalam keadaan hidup, maksudnya adalah hidup dengan kehidupan di alam Barzakh, kehidupan di alam kubur, bukan kehidupan seperti kita

عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

Disisi Rabb mereka, mereka hidup dan juga mendapatkan rezeki (mendapatkan kenikmatan dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى)

فَرِحِينَ

Mereka dalam keadaan bergembira

بِمَا آَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ

Dengan apa yang Allah berikan kepada mereka berupaya karunia

وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ

Dan mereka memberikan kabar gembira kepada saudara-saudara mereka yang belum mendapatkan syahadah fisabilillah

أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Supaya mereka jangan takut dan jangan mereka bersedih” (Al-Imran 169-170)

Demikianlah Allah menggambarkan kehidupan orang-orang syuhada, mereka mendapatkan rezeki di alam kubur bahkan mereka berkeinginan, mereka memberikan kabar gembira kepada saudara-saudara mereka yang belum mendapatkan syahadah fisabilillah, supaya mereka tidak bersedih dan jangan mereka takut

Dan ini yang dimaksud dengan kehidupan Barzakhiyyah, kehidupan di alam Barzakh yang berbeda dengan kehidupan kita

Ustadz Abdullah Roy