Halaqah 03 ~ Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3 | HSI NI.1

📘 Silsilah Ilmiyyah An-Nawaqidhul Islam

Halaqah yang ke-3, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Dan disana ada pembatal keislamaan yang berupa 'aqidah, berupa keyakinan, berupa i'tiqad.

⇒ Meyakini bahwasanya ada ilah selain Allah,
⇒ Meyakini bahwasanya hukum selain hukum Allah adalah lebih baik dari pada hukum Allah,
⇒ Meyakini bahwasanya shalat tidak wajib, atau
⇒ Meyakini bahwasanya sesuatu yang diharamkan jelas didalam agama meyakini bahwasanya itu halal. 

Maka ini adalah keyakinan yang bisa membatalkan keislaman seseorang, sebagaimana orang-orang munafik mereka dahulu mengucapkan kalimat لا إله إلا الله dan mengucapkan محمداً رسول الله akan tetapi mereka tidak berkeyakinan dengan dua kalimat syahadat tersebut, didalam hati mereka, mereka tidak percaya bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah. Ini adalah bentuk kekufuran yang berupa keyakinan meskipun mereka mengatakan dihadapan Rasulullah ﷺ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ“sesungguhnya engkau adalah rasulullah” tapi mereka tidak meyakini itu didalam hati mereka dan Allah menghukumi mereka sebagai orang kafir 

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

"Apabila datang kepadamu wahai Muhammad orang orang munafik"

قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ 

mereka berkata “kami bersaksi bahwasanya engkau adalah Rasulullah

Ini dikatakan oleh orang-orang munafik قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ

وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ 

dan Allah tahu bahwasanya engkau adalah rasul-Nya

وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

dan Allah bersyahadat (bersaksi) bahwasanya orang-orang munafik adalah berdusta  (Al-Munafiqun : 1)

Berdusta didalam ucapan mereka, mereka mengatakan ”aku bersaksi bahwasanya engkau adalah Rasulullah “ akan tetapi dusta didalam hati mereka. 

يَقُولُونَ بِأَلْسِنَتِهِم مَّا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ ۚ 

“Mereka mengucapkan dengan lisan-lisan mereka apa yang tidak ada di dalam hati mereka”. (Al-Fath : 11)

Hati mereka kufur dan mengingkari meskipun lisan mereka mengucapkan, menunjukkan kepada kita bahwasanya di sana ada keyakinan yang bisa membatalkan keIslaman seseorang. 

Demikian pula pembatal keIslaman bisa berupa perbuatan anggota badan, seperti:

• Seseorang yang bersujud kepada selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , atau
• Menyembelih untuk selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Maka ini adalah berupa perbuatan dan ini semua termasuk kufur, ini semua dinamakan dengan Nawaqidhul Islam, yaitu perkara-perkara yang membatalkan keIslaman seseorang.

Mengetahui Nawaqidhul Islam (pembatal-pembatal keislaman) merupakan perkara yang sangat penting.

Seseorang mengetahui kebaikan untuk diamalkan dan mengetahui kejelekan supaya bisa terhindar dari kejelekan tersebut.

Orang yang hanya mengetahui kebaikan tetapi tidak mengetahui kejelekan, dikhawatirkan akan terjerumus didalam kejelekan tersebut, disadari atau tidak disadari.

Mempelajari kejelekan tujuannya adalah untuk supaya kita terjauh dan terhindari dari kejelekan tersebut.

Ibrahim ‘alayhissalam, beliau ‘alayhissalam, berdo’a kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى 


وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ ,رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ

beliau mengatakan dan berdoa kepada Allah

“Ya Allah, jauhkanlah aku dan anak-anakku dari menyembah berhala” (Ibrahim: 35)

Berdo’a dengan do’a ini, meminta kepada Allah supaya dijauhkan beliau dan juga keturunan beliau dari menyembah berhala, berlindung kepada Allah dari kesyirikan karena orang yang terjerumus ke dalam kesyirikan (penyembahan kepada berhala, penyembahan kepada makhluk) maka dia telah keluar dari Islam. Beliau ‘alayhissalam takut atas diri beliau, takut terjerumus ke dalam kesyirikan, demikian pula takut apabila ada keturunan beliau yang terjerumus ke dalam kesyirikan. 

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ 

“Ya Allah, jauhkanlah aku, keeluargaku dan juga anak keturunanku dari menyembah berhala”. 

Padahal siapa beliau ‘alayhissalam? 

✓ Beliau adalah Imamul al-muwahhidin, imamnya orang-orang yang bertauhid kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى 
✓ Beliaulah yang telah memecah berhala-berhala yang ada di kaumnya dengan tangan beliau sendiri, dan 
✓ Beliau disakiti dan diuji karena mempertahankan 'aqidah beliau, mentauhidkan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , dan
✓Beliau mengajak kaumnya, mengajak bapaknya, mengajak raja di zaman beliau untuk mentauhidkan Allah, dan
✓ Beliau mendapatkan ujian yang berat karena berdakwah kepada Tauhid, dilempar ke dalam api, dan dengan izin Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  api tersebut menjadi dingin. 

Dan ini semua adalah ujian yang berat bagi beliau ‘alayhissalam. 

Akan tetapi meskipun demikian, beliau sangat takut apabila terjerumus ke dalam kesyirikan, oleh karena itu beliau berdo’a kepada Allah dan mengatakan: 

وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ 

Apabila beliau ‘alayhissalam takut dengan kesyirikan tersebut padahal beliau adalah imamul muwahhidin (imamnya orang-orang yang bertauhid), yang kita diperintahkan untuk mengikuti millah beliau, Maka bagaimana dengan kita?

Tentunya orang seperti kita harusnya lebih takut terjerumus ke dalam kesyirikan tersebut.