Dosa Besar Durhaka Kepada Kedua Orang Tua

Durhaka Kepada Orang Tua

Dosa Besar Ke 6 : Durhaka Kepada Kedua Orang Tua


Allâh Azza wa Jalla berfirman :

Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kepada selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, dan rendahkanlah  dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh sayang......
(QS Al-Isrâ` 17 : 23~24)

Allah Ta'ala juga berfirman :

"Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu bapaknya...."
(QS Al-Ankabut : 8)

Nabi   bersabda :

"Maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa besar yang paling besar ?".... Lalu beliau menyebutkan diantaranya adalah "Durhaka kepada kedua orang tua."
Muttafaq 'alaih.

Dan Nabi   juga bersabda :

"Keridhaan Allah terletak kepada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah terletak pada kemurkaan orang tua"  [1]
(Hadits sahih diriwayatkan oleh At Tirmidzi)

Kemudian dari beliau   bersabda :

"Orang tua adalah (sarana untuk mendapatkan) pintu surga yang tengah-tengah, maka jika engkau mau, silahkan engkau jaga, dan jika engkau mau, silahkan engkau sia-siakan" [2]
(Di shahihkan oleh At-Tirmidzi)

Dan dari beliau  bersabda :

"Surga itu berada dibawah telapak kaki ibu"  [3]

Kemudian :

"Seorang laki-laki datang meminta ijin (kepada Rasulullah shalallahu ''alayhi wa sallam) untuk berangkat jihad bersama beliau, maka beliau bertanya, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" Laki-laki itu menjawab, "Ya", Beliau bersabda, "Maka kepada mereka berdua lah hendaknya engkau berjihad". [4]

Nabi   juga bersabda :

"Ibumu, bapakmu, saudara perempuanmu, saudara laki-lakimu, dan seterusnya kebawah." [5]

Dan diriwayatkan oleh Nabi  bahwasannya beliau  juga bersabda :

"Tidak akan masuk surga, orang yang Durhaka (kepada kedua orangtuanya), tidak pula orang yang menyebut-nyebut sedekah (pemberian)nya, dan tidak juga pecandu minuman keras, serta tidak pula orang yang membenarkan sihir" [6]

Abdullah bin Amr Radhiyallahu 'anhu berkata :

"Seorang Arab Badui datang lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apa itu dosa besar?" Beliau menjawab, "Menyekutukan Allah". Orang itu bertanya lagi, "Lalu apa lagi?" Beliau menjawab, "Kemudian durhaka kepada kedua orang tua". Orang itu bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Beliau menjawab, "Kemudian sumpah dusta."

Darinya (Nabi)   bersabda :

"Tidak akan masuk surga, seseorang yang Durhaka kepada kedua orang tuanya, dan tidak pula yang mendustakan Qadar" [7]

Isa bin Thalhah bin Ubaidillah meriwayatkan dari Amr bin Murrah al-Juhani radhiyallahu 'anhu,

" Bahwasannya seorang laki-laki berkata, "Hai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda jika saya melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa Ramadhan, membayar zakat, dan berhaji ke Baitullah, apa yang akan saya dapatkan ?" Beliau menjawab, "Barangsiapa yang melakukan demikian, maka dia akan bersama para nabi, orang-orang Shidiq, orang-orang yang mati syahid,; kecuali jika ia durhaka kepada kedua orangtuanya" [8]

Dari Bakkar bin Abdul Aziz bin Abi Bakrah, bapakku menceritakan kepada kami, dari Abu Bakrah secara marfu' :

"Setiap dosa, Allah tunda pembalasannya sebagaimana dikehendakiNya hingga hari kiamat, kecuali durhaka kepada kedua orang tua, karena ia disegerakan bagi pelakunya" [9]

Dan Nabi  juga bersabda :

"Seorang anak tidak akan bisa membalas (kebaikan) orang tuanya, kecuali bila dia mendapatkan orang tuanya dalam keadaan sebagai budak lalu dia membelinya dan memerdekakannya" [10]
Diriwayatkan oleh Muslim.

Dan dari beliau  dengan sanad yang hasan, beliau bersabda :

"Allah melaknat orang yang Durhaka kepada kedua orang tuanya" [11]

Dan beliau   bersabda :

"Bibi adalah sekedudukan dengan ibu" Dishahihkan oleh at-Tirmidzi  [12]

Dari Wahab bin Munabbih, dia berkata, "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, 'Wahai Musa, hormatilah kedua orang tuamu, karena sesungguhnya orang yang menghormati kedua orang tuanya, maka Aku panjangkan umurnya dan aku berikan anak yang akan berbakti kepadanya. Dan (sebaliknya) barangsiapa yang durhaka pada kedua orang tuanya, akan Aku pendekkan umurnya dan akan Aku berikan anak yang akan durhaka kepadanya."

Ka'ab berkata, "Demi Dzat yang jiwaku berada diTanganNya, sesungguhnya Allah benar-benar menyegerakan kebinasaan seorang hamba apabila dia durhaka kepada kedua orang tuanya, agar Allah menyegerakan azab baginya, dan sesungguhnya Allah akan benar-benar menambah umur seorang hamba apabila dia berbakti kepada kedua orang tuanya agar semakin bertambah bakti dan kebaikannya"

Dan Abu Bakar bin Abi Maryam berkata, "Aku pernah membaca didalam kitab Taurat bahwa orang yang memukul bapaknya (hukumnya) dibunuh"

Wahab juga berkata, "Aku pernah membaca didalam Taurat bahwa orang yang menampar orang tuanya, hukumannya dirajam" [13]

___________________________________


[1]  Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, kitab al-Birr wa ash-shilah, Bab Ma Ja'a fi Ridha al-Walidain, no.1900 ;  al-Hakim didalam al-Mustadrak, kitab al-Birr wa ash-shilah, 4/152, dan al-Hakim berkata, "ini adalah hadits shahih berdasarkan syarat Muslim namun mereka berdua (al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya, dan ini disepakati oleh adz-Dzahabi, dan lafazhnya dalam riwayat mereka berdua adalah "Ridha Rabb tergantung pada Ridha orang tua, dan murka Rabb tergantung pada murka orang tua"

[2]  Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, 5/196;  at-Tirmidzi, kitab al-Birr wa ash-shilah, Bab Ma Ja 'a min al-Fadhil fi Ridha al-Walidain, no. 1901;  dan Ibnu Majah, kitab al-Adab, Bab Birr al-Walidain, no.3663, dan isnadnya adalah shahih.

[3]  Saya tidak mendapatkan hadits dengan lafazh seperti ini, akan tetapi maknanya termuat didalam Sunan An-Nasa'i, kitab al-Jihad, Bab ar-Rukhshah fi at-Takhalluf li man Lahu Walidah, 6/11, dengan lafazh,
"Bahwasannya Jamilah datang kepada Nabi Shalallahu'alayhi wasallam, lalu berkata, "Ya Rasulullah, saya ingin berperang dan saya datang untuk meminta pendapat anda" , Maka Nabi Shalallahu'alayhi wasallam bersabda, "Apakah engkau memiliki Ibu?" Jawabnya, "Ya" Beliau bersabda , "Tinggallah selalu didekatnya, karena sesungguhnya surga itu ada dibawah kedua kakinya" Dan isnadnya adalah Hasan.
Dan dalam Sunan Ibnu Majah, kitab Al-Jihad, Bab ar-Rajul Yaghzu wa lahu Abawan, no. 3781 dengan lafazh, " Kenapa denganmu, tetaplah berada dikakinya, karena di situlah surga itu"

[4]  Diriwayatkan oleh al-Bukhari, kitab al-Jihad, Bab al-Jihad bi Idzni al-Walidain, no. 3004 dan dalam kitab al-Adab, dan Muslim, kitab al-Birr, Bab








Sumber:
Al Kaba'ir
76 Dosa Besar yang Dianggap Biasa, Al-Imam al-Hafizh adz-Dzahabi,