Sunnah Adalah Atsar-Atsar Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam (Bag.1) | Halaqah 22

Halaqah 22 ~ Sunnah Adalah Atsar-Atsar Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam (Bag.1)

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Dan beliau mengatakan

وَالسُّنَّةُ عِنْدَنَا آثَارُ رَسُولِ اَللَّهِﷺ

Dan Sunnah menurut Kami adalah atsar² Rasulullah ﷺ.

Yang dimaksud dengan As Sunnah didalam ucapan beliau

وَالسُّنَّةُ عِنْدَنَا

adalah sunnah dengan makna hadits-hadits Rasulullah ﷺ.

Karena sebagaimana telah berlalu terkadang sunnah maknanya adalah agama ini secara keseluruhan seperti sabda Nabi ﷺ

فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّينَ

Maka hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahkum

Maksudnya adalah dengan agamaku yang mencakup apa yang ada di dalam Alquran dan juga hadis maka ini adalah sunnah secara umum.

Terkadang sunnah maknanya lebih khusus daripada itu yaitu hadits-hadits Nabi ﷺ kalau misalnya disebutkan di sana Al-Qur’an kemudian setelahnya disebutkan as-slSunnah maka yang dimaksud adalah Hadits seperti misalnya sabda Nabi ﷺ

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ

Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya kitab Allah dan Sunnahku.

Kitab Allah dan Sunnah RasulNya dari sini kita bisa mengartikan sunnah sebagai hadits karena disebutkan sebelumnya kita bahwa kitab Allah yaitu Alquran ketika disebutkan sebelumnya Al-Qur’an maka ini dimaksud dengan sunnah di sini adalah hadits Nabi ﷺ sehingga seorang ulama atau seorang Dai terkadang dia mengatakan dalilnya adalah dengan Alquran dan sunnah dan juga ijma berarti yang dimaksud dengan sunnah di sini adalah hadits-hadits Nabi ﷺ.

عندنا

menurut kami itu (menurut ahlussunnah wal jamaah) yang dimaksud dengan Sunnah adalah

آثَارُ رَسُولِ اَللَّهِ ﷺ

Atsar²nya Rasulullah ﷺ.

Kalau diartikan dalam bahasa kita adalah bekas². kalau ada seseorang yang berjalan kemudian di sana ada bekas telapak kakinya maka dikatakan

هذا ٱتار فولا

Ini adalah bekas dari dari telapak kaki fulan

Dari sini kita mengetahui bahwasanya makna dari

آثَارُ رَسُولِ اَللَّه ﷺ

adalah bekas atau apa yang ditinggalkan oleh Nabi ﷺ dan apa yang ditinggalkan oleh beliau ﷺ/ bekas-bekas beliau ﷺ yang sampai kepada kita terkadang berupa ucapan beliau ﷺ dan terkadang pula berupa perilaku dan juga amalan beliau bukan berupa ucapan tapi berupa perilaku beliau yang di nukio dan ceritakan oleh para sahabat dahulu Nabi ﷺ demikian dan demikian maka ini juga termasuk peninggalan beliau ﷺ. Jadi hadits bukan hanya ucapan beliau saja beliau mengatakan misalnya

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan tidak ada contohnya dari kami maka itu adalah tertolak.

atau beliau mengatakan

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ …

Ini adalah ucapan Nabi ﷺ.

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ،
بُنِي الإسلامُ عَلى خَمْسٍ
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ

Ini adalah bekas-bekas dan juga peninggalan Nabi ﷺ yang sampai kepada kita dinukil dari generasi ke generasi oleh para rawi² yang tsiqoh dan sampai kepada umat didengar oleh mereka dan diamalkan oleh mereka.

Maka ini termasuk atsar Rasulullah ﷺ itu termasuk Hadits Nabi.

Terkadang atsar beliau adalah berupa perilaku atau amalan tidak terbatas pada ucapan saja tapi juga pada amalan misalnya dahulu Nabi ﷺ ketika akan masuk ke dalam rumah beliau bersiwak, bisa maka ini adalah amalan yang dinukil dari beliau ﷺ, dahulu beliau ﷺ misalnya dahulu Nabi ﷺ seperti ucapan Aisyah dahulu Nabi ﷺ senang untuk mendahulukan sebelah kanan ketika beliau bersuci dan ketika beliau memakai sendal dan di seluruh perkara-perkara yaitu perkara yang baik maka ini juga termasuk sunnah.

Syahidnya disini bahwasanya Sunnah Nabi ﷺ dan peninggalan beliau hadits-hadits beliau maka terkadang berupa ucapan dan juga berupa perbuatan.

Dan terkadang pula hadits Nabi ﷺ dan atsar beliau ini merupakan taqrir yaitu persetujuan dari beliau ﷺ, beliau tidak mengucapkan dan beliau tidak melakukan tapi dilakukan sebuah perkara di depan beliau tidak mengingkari maka ini dianggap sebagai Taqrir Nabi ﷺ membolehkannya demikian, karena seandainya itu adalah sebuah kemungkaran maka pasti akan diingatkan dan akan dilarang oleh Nabi ﷺ, ini adalah kewajiban beliau sebagai seorang Rasul apabila tahu itu adalah sebuah kemungkaran maka harus beliau menyampaikan kepada umat.

إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ خير ما يعلمه لهم، وينذرهم شر ما يعلمه لهم

Sesungguhnya tidak ada seorang Nabi sebelumku kecuali wajib atasnya untuk menyampaikan kepada mereka mengajarkan kepada mereka kebaikan yang dia tahu dan mengingatkan mereka dari kejelekan yang biasa .

Sehingga tidak mungkin Nabi ﷺ membiarkan sebuah kemungkaran sementara beliau tahu itu adalah sebuah kemungkaran dan kewajiban adalah mengingkarinya sehingga kalau Nabi ﷺ membiarkan ini adalah dianggap sebagai Sunnah Taqririyyah Sunnah yang berupa taqrir berarti perkara tersebut adalah perkara yang diperbolehkan contoh misalnya ada seorang sahabat yang mengatakan,

كُنَّا نَعْزِلُ وَالْقُرْآنُ يَنْزِلُ

Kami dahulu melakukan Azl sedangkan Al-Qur’an dalam keadaan turun.

Artinya itu mereka lakukan dan Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi ﷺ seandainya perbuatan Azl ini yaitu menumpahkan air mani di luar kemaluan ini adalah sesuatu yang diharamkan tentunya akan datang di sana pengharaman namun ketika itu dilakukan oleh para sahabat dan tidak ada di sana dalil baik dari Alquran maupun dari Sunnah Nabi ﷺ yang menunjukkan tentang keharamannya menunjukkan ke dalam perbuatan yang diperbolehkan.

Tayyib itu adalah contoh dari sunnah Nabi ﷺ dan juga Atsar Nabi ﷺ yang berupa taqrir.

Dari sini kita mengetahui bahwasanya Atsar terkadang maksudnya adalah Hadits Nabi

آثار رسول الله ﷺ

Berarti maksudnya adalah hadits² Nabi ﷺ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى