Halaqah 29 ~ Cara Mewujudkan Beriman Dengan Takdir Allah Bag 2

Halaqah 29 ~ Cara Mewujudkan Beriman Dengan Takdir Allah (Bag 2)

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Ketiga kita harus meyakini bahwasanya segala sesuatu yang terjadi adalah dengan kehendak Allāh, bergeraknya sesuatu, diamnya sesuatu, cerdasnya seseorang, kebodohan seseorang, kemampuan seseorang, ketidakmampuan seseorang, maka itu adalah dengan kehendak. Tidak mungkin keluar dari kehendak Allāh subhanahu wa taala

۞ إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
[QS Yasin 82]

Sesungguhnya urusan Allāh apabila menghendaki sesuatu, Allāh tinggal mengatakan Kun jadilah bahkan jadilah sesuatu.

Kita berbicara kita menghadiri majelis ilmu kita membuka zoom untuk mendengarkan kajian maka ini dengan kehendak Allāh, Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allāh yang telah menghendaki kita untuk melakukan kebaikan, bahkan kehendak yang ada dalam diri kita terjadi dengan kehendak Allāh siapa yang menjadikan kita menghendaki untuk menghadiri kajian Allāh,

۞ وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
[QS At Takwir 29]

Tidaklah kalian menghendaki kecuali dikehendaki oleh Allāh Rabbul alamin.

Maka Alhamdulillah yang telah menghendaki untuk menjadikan kita sebagai seorang muslim bahkan menjadikan kita termasuk ahlussunnah bahkan menjadikan kita termasuk orang yang mau meluangkan waktu kita untuk menuntut ilmu agama ini, menghilangkan kebodohan dari diri kita.

Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini bergeraknya virus dari satu orang ke orang lain semuanya dengan kehendak Allāh kalau Allāh menghendaki akan berpindah terus tadi ke orang lain meskipun kita sudah pakai masker kita sudah pakai sanitizer dan seterusnya tapi kalau Allāh menghendaki ada saja yang di sana jalan untuk sampainya virus tadi kepada seseorang dan ada sebagian orang mungkin dia karena dia tidak mampu mungkin, untuk membeli masker misalnya dia tidak memakai masker dan ternyata dia berinteraksi dengan orang yang sebenarnya ada virus tadi ternyata dia tidak terkena Kenapa demikian ini adalah karena Allāh yang menghendaki virus tadi tidak mengenai orang tadi. Sehingga terkadang ada orang yang mungkin kita lihat tidak memakai aturan protokol kesehatan tapi ternyata dia tidak terkena sementara di sana ada sebagian orang yang sudah berusaha tapi dia terkena juga tapi bukan berarti kemudian kalau begitu sudah kita enggak usah pakai protokol kesehatan, tidak kita diperintahkan untuk mengambil sebab beda antara orang yang pertama dengan orang yang kedua orang yang dia mengambil sebab dan dia ingin melaksanakan apa yang diajarkan dalam agama kita, kita diperintahkan untuk mengambil sebab ketika kita sakit disuruh untuk berobat ketika kita mengetahui disana ada penyakit maka kita disuruh untuk menghindari ini anda syariat Yang di dalam agama kalau kita melakukan itu semuanya karena ingin mengamalkan apa yang diajarkan dalam agama kita maka kita mendapatkan pahala semua terjadi dengan masiatullah, semuanya terjadi dengan kehendak Allāh, semua perkara baik itu merupakan kenikmatan maupun berupa musibah.

Kita sekarang mungkin ingin pergi ke Haromain Karena sebab pandemi akhirnya kita tertunda untuk melakukan Safar ke Mekkah melakukan umroh melakukan haji atau berziarah ke Masjid Nabawi maka ini semua dengan takdir Allāh ﷻ menghendaki yang demikian, dan harus kita yakini Bahwasanya Allāh ﷻ apabila dia menghendaki sesuatu pasti di sana ada hikmahnya, bukan seperti kita makhluk yang kadang kita menghendaki sesuatu tapi berdasarkan hawa nafsu, kalau Allāh ﷻ menghendaki sesuatu ini dijadikan oleh Allāh bergerak ini dijadikan oleh Allāh diam, ini dijadikan oleh Allāh beriman ini dijadikan Allāh kafir pasti di sana ada hikmahnya.

Allāh ﷻ tidak melakukan sesuatu dengan sia-sia itu yang ketiga.

Kemudian yang keempat yang harus kita pahami dan harus ada dalam diri kita adalah meyakini bahwasanya segala sesuatu ini adalah diciptakan oleh Allāh ﷻ, Allāh mengatakan,

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ

Allāh menciptakan segala sesuatuظ

Baiknya maupun sifat dan juga pekerjaan-pekerjaan, Zat kita adalah Allāh yang menciptakan kepala kita, anggota badan, kita sifat yang kita miliki juga Allāh yang menciptakan kita dijadikan sebagai seorang yang pemalu atau pemarah atau penyayang maka sifat-sifat tersebut Allāh juga yang menciptakan, apa yang kita kerjakan juga Allāh yang menciptakan kita berbicara Allāh yang menciptakan jalannya kita, Allāh ﷻ mengatakan

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

Dan Allāh Dialah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan.

Maka kita harus meyakini Bahwasanya Allāh ﷻ Dialah yang menciptakan segala sesuatu dan segala sesuatu di sini merasuk di dalamnya ketaatan maupun kemaksiatan taatnya seseorang Allāh ﷻ menciptakan, kemaksiatan yang dilakukan oleh seseorang Allāh ﷻ yang menciptakan.

Ini adalah empat Maroqibul Qodar yang harus ada pada diri, kita sehingga kita dinamakan orang yang beriman dengan Takdir.

Apakah sesuatu yang ditakdirkan oleh Allāh pasti dicintai oleh Allāh? jawabannya tidak. Allāh ﷻ terkadang menghendaki sesuatu dan Allāh tidak mencintai sesuatu tersebut, Allāh menciptakan kemaksiatan tapi Allāh tidak mencintai kemaksiatan, Allāh menciptakan iblis dan Allāh tidak suka dengan iblis dan tidak mencintai iblis, harus kita pahami bahwasanya kehendak Allāh ada dua ada Iradah syar’iyah dan ada Iradah Kauniyah, ada kehendak Allāh yang dinamakan dengan Iradah Kauniyah yang berkaitan dengan alam semesta ini secara umum maka yang demikian itu tidak berkaitan dengan mahabatullah. Allāh mencipta dan bukan berarti Allāh mencintai apa yang dia ciptakan tersebut, ini berkaitan dengan iradah kaumnya dan di sana ada iradah syar’iyah, kehendak Allāh yang berkaitan dengan syariat seperti misalnya Allāh menghendaki Allāh menginginkan orang beriman dengan Rasul yang telah diutus, Allāh menghendaki yang demikian ini dinamakan syar’iyah, apakah ini masih terjadi terwujud? jawabannya tidak buktinya banyak orang yang mereka tidak beriman dengan Rasul, padahal Allāh ﷻ menginginkan untuk supaya mereka itu beriman ini adalah Iradah syar’iyah yang berkaitan dengan mahabatullah Dan Iradah syar’iyah yang belum tentu terjadi berbeda dengan iradah Kauniyah,

اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

Sesungguhnya perkaranya apabila Allāh menghendaki sesuatu tinggal mengatakan Kun jadilah maka akan terjadi sesuatu tersebut.

Adapun Iradah Syar’iyah maka ini belum tentu terjadi, kalau Iradah Kauniyah belum tentu dicintai adapun Iradah Syar’iyah pasti dicintai oleh Allāh ﷻ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى