Halaqah 192 ~ Ahlus Sunnah Meyakini Sabda Rasulullah ﷺ bahwa Mukmin Satu dengan yang lain ialah seperti Jasad

Halaqah 192 ~ Ahlus Sunnah Meyakini Sabda Rasulullah ﷺ bahwa Mukmin Satu dengan yang lain ialah seperti Jasad

📘 Halaqah Silsilah Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-192 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah mengatakan

وَقَوْلِهِ ﷺ

Dan sabda Nabi ﷺ

مَثَلُ المُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ ؛ كَمَثَلِ الْجَسَدِ الوَاحِدِ : إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ؛ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ‏

Dan mereka juga meyakini sabda Nabi ﷺ, permisalan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang beriman di sini adalah Al-Mukminuna Al-Kumal (orang-orang yang beriman dan sempurna keimanannya).

Permisalan mereka di dalam masalah kecintaan, saling menyayangi, saling lemah lembut satu dengan yang lain seperti jasad yang satu, ketika mereka saling mencintai. Permisalan bagaimana mereka saling mencintai dan saling menyayangi, saling mengerti satu dengan yang lain, itu seperti jasad yang satu.

Bagaimana jasad yang satu?

Beliau berikan penjelasan di sini إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ kalau salah satu di antara anggota tubuh tadi, karena dia adalah jasad yang satu kepala, kemudian tangan, kaki, perut, dada. Ini jasad yang satu, mereka adalah jasad yang satu tapi fungsinya berbeda-beda. Kalau salah satu di antara anggota badan tadi isytakaa (اشْتَكَى) yaitu merasa sakit, mungkin kepalanya yang sakit misalnya.

تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ‏

Maka seluruh anggota badannya akan saling memanggil satu dengan yang lain, meminta tolong satu dengan yang lain. Padahal yang sakit hanya kepalanya saja.

بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ

Dengan panas badan.

Al-Hummaa (الْحُمَّى) artinya adalah panas badan.

Yang sakit kepalanya tapi ternyata yang merasakan panas bukan hanya kepalanya, tangannya, kakinya, badannya, merasakan panas, padahal yang sakit hanya kepalanya atau yang terluka misalnya ujung jarinya tapi yang merasakan panas seluruh badannya.

Maksudnya kalau memang ada salah satu di antara kita yang terkena musibah maka orang Islām yang lain merasa dirinya terkena juga. Dia juga merasa sedih, mungkin ada saudara seislāmnya yang terkena musibah misalnya di Irian Jaya. Tanah longsor atau musibah yang lain maka orang yang beriman yang sempurna keimanannya dia merasa sedih.

Ini kalau memang sudah sempurna keimanannya dia akan merasakan yang demikian tapi kalau orang yang imannya belum sempurna artinya masih biasa-biasa saja mungkin dia akan mengatakan koq bisa ya dia merasa sedih?

Karena memang belum sempurna keimanannya, tapi orang yang sudah sempurna keimanannya maka dia akan sampai derajat ini dalam kecintaan dia dalam kasih sayang dia.

Kalau ada seorang mukmin di manapun dia berada, misalnya di Myanmar atau di China atau di mana saja di mana kaum muslimin misalnya di sana diperlakukan dengan perlakuan yang tidak baik atau di Palestina atau di mana saja.
Maka di dalam hatinya dia akan merasakan kesedihan, mereka adalah saudara Ana Fīllāh, sama-sama menyembah kepada Allāh diperlakukan demikian.

Tapi Ahlus Sunnah wal Jamā’ah berbeda dengan aliran yang sesat meskipun mereka punya perasaan yang demikian. Perasaan sedih tapi tingkah laku mereka diatur oleh agama.

Ketika mereka ingin membantu saudaranya yang terkena musibah tadi, maka mereka ikat caranya dengan cara yang disyari’atkan oleh Allāh Azza wa Jalla bukan hanya sekedar dengan semangat, “Oh kalau ada saudara kita di Palestina demikian dan demikian maka kita datang ke sana dan berperang dan seterusnya”.

Bukan hanya sekedar perasaan kemudian melakukan apa saja yang diinginkan tapi seorang harus kembali kepada dalīl. Mencintai saudara kita seislam silakan dan itulah yang diperintahkan. Tapi cara mencintai mereka pun harus kembali kepada dalīl.

تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ‏

Akhirnya seluruh anggota badannya panas وَالسَّهَرِ‏
dan seluruh anggota badannya dalam keadaan tidak tidur.

Padahal yang sakit hanya kakinya saja tapi semuanya tidak bisa tidur karena satu anggota badan yang dalam keadaan kesakitan. Demikian keadaan orang yang sempurna keimanannya bersikap.

Hadīts ini diriwayatkan oleh Al-Bukhāri dan juga Muslim.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى