Menjauhi Pertengkaran Atau Perdebatan (Bag.1) | Halaqah 17

Halaqah 17 ~ Menjauhi Pertengkaran Atau Perdebatan (Bag.1)

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Beliau mengatakan setelah sebelumnya menyebutkan bahwa termasuk pokok Sunnah adalah berpegang teguh dengan apa yang berada diatasnya para Shahabat Rasulullah ﷺ, mengikuti mereka meninggalkan bid’ah dan setiap bid’ah maka itu adalah sesat. Ini sudah kita bahas termasuk pokok Ahlu Sunnah yang membedakan antara mereka Ahlu Bidah dengan adalah berpegang teguhnya mereka dengan jalan & pemahaman para salaf dan juga meninggalkan bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan, kemudian beliau mengatakan

وترك الخصمومات

Dan meninggalkan pertengkaran.

Pertengkaran Allāhu ta’ala alam yang dimaksud dengan beliau pertengkaran secara umum, baik masalah dunia maupun masalah agama karena nanti setelahnya beliau akan menyebutkan pertengkaran secara khusus yaitu yang berkaitan dengan agama. Sehingga khusumat yang awal/pertama ini lebih umum dari yang kedua.

Mereka (Ahlu Sunnah wal jama’ah) diantara ciri-ciri mereka adalah mereka meninggalkan khusumat/pertengkaran.

Yang dimaksud dengan khusumat/pertengkaran pengertiannya adalah banyak berbicara atau berdebat dengan maksud untuk mendapatkan harta atau mendapatkan hak tertentu.

Dan yang namanya khusumat ada sebabnya diantara sebabnya adalah jidal nanti akan disebutkan tentang bagaimana Ahlu Sunnah wal jama’ah mereka meninggalkan jidal. Khusumat ini adalah pertengkaran (hasilnya) adapun sebabnya diantaranya adalah karena debat yang tidak syar’i, debat yang tidak terpenuhi disana syarat-syarat perdebatan.

Kenapa Ahlu Sunnah mereka meninggalkan yang dinamakan khusumat karena berdasarkan hadits Nabi ﷺ, yaitu hadits Abu Umamah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam sunnan nya,

«أنا زعيم ببيت في رَبَضِ الجنة لمن ترك المِرَاءَ وإن كان مُحِقًّا،

Aku menanggung dengan sebuah rumah di Surga yang paling tinggi bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia berada di pihak yang benar.

Maka hadits ini menunjukkan kepada kita tentang keutamaan meninggalkan perdebatan meskipun seseorang sebenarnya dia berada di pihak yang benar. Dia tinggalkan karena Allah dan menginginkan yang lebih baik yaitu disisi Allāh yaitu Surga dan masuk didalam Surga dan mendapatkan rumah didalam Surga maka Ahlu Sunnah wal jama’ah secara umum diantara sifat mereka bukan orang yang senang bertengkar/berdebat, kebiasaan mereka adalah menerima dan menyerahkan diri kepada Allāh tidak mengikuti hawa nafsu mereka

اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

Dan tidak pantas bagi seorang yang beriman baik laki-laki maupun wanita apabila Allāh ﷻ sudah menentukan sebuah perkara kemudian mereka memiliki pilihan yang lain.

Ini secara umum Ahlu Sunnah wal jama’ah pengikut Nabi ﷺ dan juga para shahabat bukanlah termasuk orang yang senang untuk bertengkar dan juga berdebat kebiasaan mereka adalah mengikuti dalil. Kalau memang itu adalah shahih didalam sunnah dan itu adalah ayat dengan pemahaman yang benar maka mereka menyerahkan diri berpegang teguh dengan kebenaran tersebut dan tidak memperbanyak yg dinamakan dengan perdebatan.

Sehingga Al Imam Ahmad bin Hambal disini menyebutkan bahwa diantara pokok-pokok aqidah mereka adalah tarqul Khusumat. Disana ada beberapa Atsar dari sebagian salaf yang mereka melarang kita dan mengingatkan kita dari Khusumat ini, berkata Ali bin abu Thalib

إيّاكُم والخُصومَةَ فإنَّها تمحق الدِّين

Hati-hatilah kalian dengan Khusumat banyak bertengkar entah itu secara langsung atau di Facebook/medsos, hati-hati kalian dengan Khusumat yang tidak syar’i yang masing-masing disitu terlihat mengikuti hawa nafsu baik dia itu seorang ahli Sunnah ataupun bukan, terkadang Ahlu Sunnah juga terbawa bukan lagi ingin menampakkan agama Allāh tapi karena ingin menampakkan kehebatan kemampuannya didalam menghafal/mendatangkan dalil dst

إيّاكُم والخُصومَةَ

Hati² kalian dengan pertengkaran baik itu dengan Ahlu bid’ah maupun Ahlu Sunnah sendiri, ini bukan termasuk kebiasaan Ahlu Sunnah

فإنَّها تمحق الدِّين

Karena sesungguhnya Khusumat itu bisa merusak/ menghilangkan agama.
Ini bisa mengurangi iman seseorang, sebelumnya seseorang istiqamah didalam dakwah, ibadah tetapi karena dia mulai membuka pintu untuk bertengkar dengan yang lain akhirnya diikuti pertengkaran yang pertama dengan pertengkaran yang selanjutnya akhirnya bisa merusak keistiqomahan. Hati² dengan yang namanya Khusumat ini.

Al Ahnas Ibnu Qois beliau mengatakan

كثرة الخصومة تنبت النفاق في القلب

Banyak bertengkar kebiasaan sebagian orang adalah bertengkar tidak bisa menjaga lisan / memanas²in orang yang lain, berkata dengan ucapan yang jelek kepada siapa saja dan dia merasa senang kalau diladeni.

كثرة الخصومة تنبت النفاق في القلب

Banyak bertengkar ini menumbuhkan kenifaqan didalam hati seseorang.

Hati² karena bukan termasuk sifat seorang yang beriman baik laki-laki maupun wanita apalagi seorang Ahlu Sunnah kebiasaan mereka adalah tunduk dengan dalil, berbicara dan diam karena Allāh, bukan seorang yang memperbanyak pertengkaran.

Muawiyah Ibnu Qurah rahimahullah mengatakan

إيَّاكم وهذه الخصومات؛ فإنَّها تحبط الأعمال

Hati² kalian dengan pertengkaran², kalau sudah dimulai disana ada tujuan yang tidak baik, ucapan² yang kotor yang dilontarkan maka hati-hati jangan kita mengikuti yang demikian, jangan habiskan waktu kita dan korbankan iman kita karena mengikuti hawa nafsu

فإنَّها تحبط الأعمال

Karena yang demikian bisa membatalkan amalan.

Ini pesan dari para salaf yang mereka sudah berpengalaman.

Al Furaid Ibnu Iyad beliau mengatakan,

لا تجادلوا أهل الخصومات

Janganlah kalian mendebat orang² yang memang dia suka bertengkar,

فإنهم يخوضون في آيات الله

Karena sesungguhnya mereka ini adalah orang² yang senang berbicara/memperdebatkan tentang ayat-ayat Allāh, Allāh ﷻ mengatakan

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللهَ عَلَى مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ

Dan diantara manusia ada yang menakjubkan dirimu, ucapannya didalam kehidupan didunia ini, kemudian mempersaksikan Allāh atas apa yang ada didalam hatinya padahal dia adalah orang yang – أَلَدُّ الْخِصَامِ – orang yang suka untuk berrdebat.

Maka secara umum kita harus berhati-hati dari yang namanya pertengkaran karena dikhawatirkan dari kebiasaan seseorang senang bertengkar/berdebat didalam masalah dunia akhirnya akan menjadikan seseorang dia suka bertengkar dan berdebat didalam masalah azab, karena kalau sudah menjadi kebiasaan muncul didalam hatinya sifat uzub merasa dirinya adalah orang yang pandai dan diberikan kemampuan untuk berbicara dan beretorika sehingga membawa dia senang untuk berdebat didalam masalah agamanya bukan hanya masalah dunianya.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى