Halaqah 178 ~ Ahlu Sunah Mengikuti Wasiat Rasulullah ﷺ Bag 03

Halaqah 178 ~ Ahlu Sunah Mengikuti Wasiat Rasulullah ﷺ Bag 03

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-178 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Bagaimana aqidah Ahlus Sunnah terhadap atsar-atsar Rasūlullāh ﷺ dan juga para Salaf.

Rasūlullāh ﷺ memberikan mau’idzah yaitu nasihat yang isinya adalah Targhib dan juga Tarhib

تَمَسَّكُوابِهَا

“Hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku tersebut.”

Tamassakū ( تَمَسَّكُوا) itu dengan tangan, pegang kuat-kuat, bukan تمسح hanya sekedar diusap saja tapi تَمَسَّكُوا pegang kuat-kuat. Meskipun orang berusaha untuk melepaskan tangan kita dari sunnah Nabi ﷺ ini, maka kita tetap berpegang kuat, bersabar

وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

“Dan hendaklah kalian gigit sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.”

Jadi bukan hanya dipegang tetapi kita gigit dengan gigi geraham kita, dan ini adalah gigi yang kalau kita ingin kuat dalam menggigit maka dengan gigi geraham ini.

عَضُّوا عَلَيْهَا

“Hendaklah kalian gigit sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian.”

Dan ini menunjukkan ta’kid dan penguatan dari Nabi ﷺ, keharusan kita untuk berpegang teguh dengan sunnah Rasūlullāh ﷺ. Dan pahala orang yang mengikuti sunnah khususnya di zaman fitnah sangat besar sekali.

Disebutkan di dalam hadīts bahwasanya orang yang berpegang teguh dengan sunnah Nabi ﷺ di akhir zaman, maka mereka mendapatkan pahala 50 orang sahabat Rasūlullāh ﷺ. Dan sudah kita sebutkan bagaimana pahala seorang sahabat dan seorang yang berpegang teguh mendapatkan pahala 50 orang sahabat. Seandainya kita mendapatkan pahala satu orang sahabat saja luar biasa, apalagi kalau sampai 50 orang sahabat.

وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ

Kemudian Beliau ﷺ memberikan wasiat lagi: “Hendaklah kalian berhati-hati dengan مُحْدَثَاتِ الأُمُورِ perkara-perkara yang muhdats (di ada-adakan).”

Dan yang dimaksud dengan perkara di sini adalah perkara agama الأمور الدينة.

أمر الدينين

Hati- hati, Beliau ﷺ mengatakan وَإِيَّاكُمْ dan kalimat وَإِيَّاكُمْ ini adalah peringatan, supaya kita hati-hati. Bukan sebagian orang justru malah mengamalkan dan semangat untuk mengamalkan perkara yang di ada-adakan dalam agama.

Beliau ﷺ mengatakan: وَإِيَّاكُمْ hati-hati! Menunjukkan bahwasanya perkara yang di ada-adakan di dalam agama ini adalah perkara yang berbahaya, makanya Beliau ﷺ memperingatkan dan mengatakan وَإِيَّاكُمْ. Bahayanya adalah

Pertama: Tidak akan diterima oleh Allāh ﷻ.

مَن عَمِلَ عملًا ليس عليه أمرُنا فهو رَدٌّ

Orang yang melakukan perkara yang baru dalam agama ini, seakan-akan mengatakan agama Islām itu tidak sempurna, sehingga perlu kita mengamalkan amalan ini, meskipun tidak ada dalam sunnah.

Orang yang melakukan bid’ah dalam agama seakan-akan menuduh Nabi ﷺ mengkhianati risalah Allāhﷻ . Berarti ada sesuatu yang belum disampaikan oleh Nabi Muhammad ﷺ.

Bahaya yang banyak, maka Nabi ﷺ mengatakan وَإِيَّاكُمْ hati-hati kalian!

فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ

Karena sesungguhnya setiap bid’ah adalah kesesatan. كُلَّ بِدْعَةٍ yaitu segala yang baru di dalam agama Islām ini, yang tidak dicontohkan oleh Rasūlullāh ﷺ dan para sahabatnya. Kita disuruh untuk berpegang teguh dengan Sunnah Beliau ﷺ dan Sunnah para Khulafa’ur Rasyidin dan kita dilarang untuk melakukan bid’ah di dalam agama.

Kulla bid’atin ( كُلَّ بِدْعَةٍ) semua bid’ah.

Dan Beliau ﷺ adalah orang yang paling fasih orang yang paling jujur, Beliau ﷺ mengatakan كُلَّ بِدْعَةٍ setiap bid’ah itu adalah sesat. Lalu bagaimana masih ada orang yang mengatakan sebagian bid’ah adalah sesat dan sebagian yang lain adalah hasanah. Mana yang kita benarkan apakah ucapan Nabi ﷺ atau ucapan orang tersebut?

Ucapan nabi كُلَّ بِدْعَةٍ setiap bid’ah, tapi kita harus tahu bid’ah apa yang dimaksud oleh Nabi ﷺ apakah bid’ah dalam dunia? Jawabannya tidak! Karena Beliau ﷺ mengatakan

وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ

Perkara-perkara yang baru yaitu di dalam agama. Makanya dalam hadīts:

مَن عَمِلَ عملًا ليس عليه أمرُنا

“Barangsiapa yang mengamalkan sebuah amalan tidak ada perkara kami di atasnya.”

Perkaranya Rasul ﷺ bukan perkara dunia tapi perkara agama, Beliau ﷺ adalah Rasul, Mubaligh yang menyampaikan dari Allāh ﷻ. Adapun dalam masalah dunia maka ini perkaranya luas sebagaimana Beliau ﷺ ucapkan

أَنْتُمْ أَعْلَمُ بأَمْرِ دُنْيَاكُمْ

“Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian.”

ضَلالَةٌ

“Semuanya adalah sesat.”

Tidak ada bid’ah yang hasanah atau bid’ah yang baik, semuanya adalah sesat. Sebagaimana ucapan Nabi ﷺ, dan dalam riwayat disebutkan:

وكل ضلالة في النار

“Dan setiap yang sesat itu di dalam Neraka.”

Tidak ada yang sesat itu di dalam Surga, tidak ada! Setiap yang sesat di dalam neraka. Ini bahaya yang lain dari bid’ah, terancam orangnya dengan Neraka. Jadi orang yang mengikuti bid’ah bukan dia semakin dekat dengan Allāh ﷻ tetapi justru menjadi sebab dia masuk ke dalam Nerakanya Allāh ﷻ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى