Halaqah 15 ~ Menjauhi Bid’ah Dan Setiap Bid’ah Adalah Sesat (Bag.4)

Halaqah 15 ~ Menjauhi Bid’ah Dan Setiap Bid’ah Adalah Sesat (Bag.4)

📘 Halaqah Silsilah Ushulus Sunnah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Diantara hal yang menunjukkan tentang keharaman Bid’ah dalil² dari Al Qur’an adalah Firman Allāh ﷻ,

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
[QS Al Maidah 3]

pada hari ini Aku telah sempurnakan untuk kalian agama kalian & Aku sempurnakan nikmatKu untuk kalian & Aku ridho-i Islam ini sebagai agama bagi kalian

Didalam ayat ini Allāh ﷻ mengabarkan bahwasanya agama Islam ini telah sempurna & masing² dari kita faham makna sempurna, agama yang sempurna yaitu agama yang sudah tidak memerlukan tambahan lagi, Allāh ﷻ yang menyempurnakan & Dialah yang mengabarkan bahwasanya agama ini (Islam) telah sempurna artinya tidak perlu tambahan lagi apa yang kita perlukan berupa ibadah yang bisa menjadi sebab masuknya seseorang kedalam Surga sudah disampaikan Nabi kita Muhammad ﷺ, ibadah apa saja yg itu merupakan sebab masuknya seseorang kedalam Surga sudah dijelaskan oleh Rasulullah ﷺ, termasuk Aqidah keyakinan sudah disampaikan oleh Nabi ﷺ inilah makna kesempurnaan & ini yang mengabarkan adalah Allāh ﷻ sendiri dalam Al Qur’an, Allāh yg mengabarkan bahwasanya agama ini sempurna.

Kalau kita melakukan bid’ah didalam agama, melakukan sebuah ibadah yang tidak diajarkan oleh Nabi kita Muhammad ﷺ pada hakikatnya seseorang meragukan kesempurnaan Islam itu sendiri, berarti syariat & Islam yang dibawa Nabi ﷺ itu adalah tidak cukup meyakini bahwasanya itu tidak sempurna sehingga perlu ditambah² supaya lebih indah & lebih sempurna lebih nyaman dilaksanakan & dipraktekan supaya menambah tali ukhuwwah & silaturahim dst.

Maka ini tentunya kalau kita pikirkan ini adalah tuduhan yg keji terhadap Islam bahwasanya Islam belum sempurna sehingga perlu membuat ibadah²- keyakinan² yang baru yang tidak diajarkan oleh Rasulullah ﷺ.

Sehingga Al Imam Malik rahimahullah dalam ucapan beliau

من ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة ، فقد زعم أن محمدا ﷺ خان الرسالة

Barangsiapa yang membuat Bid’ah didalam Islam kemudian memandang itu adalah perkara yang baik maka dia telah menyangka/menuduh Muhammad ﷺ menghianati risalah Allāh

Berarti ada sesuatu yang belum disampaikan oleh Nabi ﷺ kepada umat nya, sehingga kita amalkan sekarang & ternyata menurut (sebagian orang) ini belum disampaikan oleh Nabi ﷺ tapi diamalkan oleh orang² sekarang, berarti ada sesuatu yang tidak disampaikan oleh Nabi ﷺ atau dengan kata lain beliau ﷺ telah menghianati risalah karena Allāh mengatakan

..بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ ۖ..
[QS Al Maidah 67]

.. hendaklah engkau sampaikan yang diturunkan kepadamu dari Allāh

Ini adalah amanat dari Allāh, kalau seseorang sampai membuat Bid’ah didalam agama & menganggap itu adalah baik berarti pada hakikatnya dia telah menuduh Rasulullah ﷺ menghianati risalah Allāh ﷻ.

Ini yg pertama celaan terhadap agama Islam & kedua celaan terhadap Rasulullah ﷺ.

Kemudian diantara hal yang menunjukkan tentang haramnya Bid’ah, bahwasanya orang yang melakukan bid’ah didalam agama ini seakan² dia menudukan dirinya sebagai yang membuat syariat, mengatakan ini wajib, sunnah, halal, haram padahal itu tidak pernah diajarkan oleh Nabi ﷺ, ketika dia membuat Bid’ah didalam agama maka dia telah menudukan dirinya sebagai pembuat syariat padahal yang berhak untuk membuat syariat adalah Allāh ﷻ

…أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ…
[QS Al Araf 54]

Ketahuilah milik Allāh penciptaan & juga perintah

Syariat hanya Allāh saja yang berhak untuk mensyariatkan adapun kita kewajibannya adalah mengikuti syariat bukan membuat syariat, Allāh ﷻ mengatakan,

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
[QS Ash Shura : 21]

apakah mereka memiliki sekutu² yang mensyariatkan bagi mereka dari agama ini apa yang tidak diijinkan oleh Allāh

Ini menunjukkan bahwasanya perbuatan membuat Bid’ah didalam agama ini adalah perkara yang membahayakan seakan² dia menjadikan dirinya sebagai orang yang berhak untuk mensyariatkan padahal yang berhak untuk mensyariatkan satu²nya hanyalah Allāh ﷻ saja.

Didalam ayat yang lain Allāh ﷻ mengatakan,

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
[QS Al an’am : 153]

Dan sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus maka hendaklah kalian mengikutinya & janganlah kalian mengikuti jalan² yang lain sehingga kalian berpecah belah dari jalan Allāh

ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم

Yang demikian adalah wasiat Allāh kepada kalian supaya kalian bertaqwa.

Sesungguhnya ini adalah jalanku yg lurus, apa jalan beliau ﷺ? Jalan beliau adalah Islam yang murni – فَٱتَّبِعُوهُ – maka hendaklah kalian mengikuti jalan Islam yang murni saja, yang belum dimasuki ajaran² yang baru.

فَٱتَّبِعُوهُ

Maka ikutilah jalan Nabi ﷺ, karena beliau menempuh jalan Islam yang murni bukan Islam yang sudah ditambah² oleh sebagian orang itulah yg diharuskan untuk diikutkan.

وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ

Dan janganlah kalian mengikuti jalan² yang lain

Mujahid rahimahullah (murid Abdullah Ibn Abbas radiallahu anhu) seorang salaf & seorang Ahli tafsir ketika beliau mentafsirkan firman Allāh

وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ

Janganlah kalian mengikuti jalan², beliau mengatakan Al Bid’ah wal subhat.

Yang dimaksud dengan jalan² disini yg kita Tidak boleh mengikutinya ini adalah Bid’ah² & subhat².

Berarti ini adalah dalil yg menunjukkan tentang diharamkannya bid’ah karena Allāh mengatakan

وَلَا تَتَّبِعُواْ

Dan janganlah kalian mengikuti

ٱلسُّبُلَ

Jalan² (Bid’ah²).
Itu juga jalan² juga namun bukan jalan Allāh itu bukan jalan Rasulullah ﷺ tapi itu adalah jalan syaitan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى