Halaqah 162 ~ Aqidah Ahlu Sunah terhadap Ahlu Bait Bag 06

Halaqah 162 ~ Aqidah Ahlu Sunah terhadap Ahlu Bait Bag 06

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-162 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Keyakinan kita tentang para sahabat Nabi ﷺ jelas, bahwa para sahabat radhiyallahu ta’ala ‘anhum adalah sebaik-baik manusia setelah para Nabi dan juga para Rasul, di rekomendasi dan dipuji oleh Allāh ﷻ di dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullāh ﷺ di dalam sunnahnya dan ini adalah ijma’ mereka adalah manusia yang terbaik, dan bahwasanya istri-istri Nabi ﷺ mereka adalah istri-istri Nabi ﷺ di dunia dan juga di akhirat, sebagaimana mereka adalah istri Nabi ﷺ di dunia maka di akhirat mereka adalah istri Nabi ﷺ.

Dan sebagaimana Allāh ﷻ kabarkan di dalam Al-Qur’an bahwasanya wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik, Nabi ﷺ kita sepakat orang yang paling baik maka istri-istri beliau adalah thayyibāt mereka adalah wanita-wanita yang mulia dan wanita-wanita yang baik Allāh ﷻ pilih mereka untuk menjadi pendamping Nabi-Nya ﷺ, kita berlepas diri dari jalannya orang-orang rafidhah.

Dan kita juga berlepas diri dari jalannya orang-orang nawāshib jamak dari an-nāshib atau nāshibah yang artinya adalah memasang, dinamakan demikian karena mereka memasang permusuhan dengan keluarga Nabi ﷺ, ini kebalikan dari rafidhah yang berlebihan terhadap keluarga Nabi ﷺ adapun nawāshib mereka memusuhi dan menyakiti keluarga Nabi ﷺ mereka memasang permusuhan dan perseteruan kepada keluarga Nabi ﷺ.

Yang perlu dipahami, orang-orang rafidhah menyangka dan menuduh ahlussunnah nawāshib karena menganggap bahwasanya kita ini tidak cinta kepada keluarga Nabi ﷺ, karena kita menghormati Abu Bakr dan Umar dan seluruh para sahabat dan mereka beranggapan orang yang wala kepada para sahabat berarti dia benci terhadap ahlul bait, menyangka bahwasanya di sana ada pergulakan yang hebat antara para sahabat Nabi ﷺ dengan keluarga Nabi ﷺ sehingga mereka mengatakan antum berpihak pada para sahabat atau pada ahlul bait.

Kalau melihat kita mencintai para sahabat dan menghormati mereka maka mereka mengecap kita sebagai seorang nāshibi dan ini terlontar di ucapan-ucapan mereka mereka menganggap kita ini nāshibi padahal kenyataannya tidak demikian, siapa yang mengatakan kita benci terhadap ahlul bait, Abu Bakr Ash-Shiddiq sebagaimana telah berlalu penukilannya sampai beliau mengatakan sungguh saya menyambung dengan keluarga Nabi ﷺ itu lebih saya cintai daripada saya menyambung keluarga saya sendiri, itu ucapan Abu Bakr Ash-Shiddiq.

Umar Bin Khattab sebagaimana telah berlalu ketika berkata kepada Abbas sungguh keislamanmu di hari ketika engkau masuk islam itu lebih saya cintai dan lebih membahagiakan saya daripada islamnya Al-Khattab apabila dia masuk ke dalam agama Islam, ini semua karena mereka mengikuti wasiat Rasulullāh ﷺ yang menyuruh kaum muslimin untuk menjaga hak para keluarga Nabi ﷺ.

Jadi orang-orang rafidhah menganggap kita ini sebagai nāshibah dan mungkin orang-orang nāshibah ketika melihat kita mencintai Ahlul Bait menganggap kita ini seorang rafidhah yang dianggap kita berlebihan terhadap keluarga Nabi ﷺ padahal tidak, kita mencintai keluarga Nabi ﷺ tapi kita tidak meyakini bahwasanya mereka adalah orang yang maksum atau mengetahui ilmu yang ghaib mengetahui kapan dia meninggal dunia ini kita tidak melakukan yang demikian, kita berlepas diri dari ghuluwnya orang-orang rafidhah dan sekaligus kita berlepas diri dari tingkah laku orang-orang nawāshib.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى