Halaqah 99 ~ Hadits 5 Tentang Sifat Kaki Bagi Allah ﷻ Bag 02

Halaqah 99 ~ Hadits-Hadits Yang Berkaitan Dengan Penjelasan Nama dan Sifat Allah ﷻ ~ Hadits 5 Tentang Sifat Kaki Bagi Allah ﷻ Bag 02

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-99 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Dan disebutkan didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dimana Nabi ﷺ mengatakan

تحاجت الجنة والنار: فقالت النار أوثرت بالمتكبرين والمتجبرين، وقالت الجنة: فما لي لا يدخلني إلا ضعفاء الناس وسقطهم

Surga dan neraka saling berhujjah satu dengan yang lain, berkata neraka aku diwariskan dengan orang-orang yang sombong orang-orang yang membanggakan dirinya menyombongkan dirinya, dan ini menunjukkan tentang bahaya sombong karena tempat kembali orang yang sombong adalah jahannam, diwariskan kepadanya orang-orang yang sombong

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

tidak akan masuk ke dalam surga orang yang di dalam hatinya ada dzarrah (semut kecil) dari kesombongan, yang dimaksud kesombongan disini adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia, hati-hati dengan menolak kebenaran dan juga meremehkan manusia yang lain, kita diajarkan untuk merendahkan diri kita dan menghormati orang lain

وقالت الجنة

Dan berkata surga

فما لي لا يدخلني إلا ضعفاء الناس وسقطهم

Kenapa aku tidak memasukiku kecuali orang-orang yang lemah diantara manusia, orang-orang yang terbuang diantara mereka, dan ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk surga mereka adalah orang-orang yang lemah, bukan orang-orang yang memiliki pangkat memiliki jabatan memiliki kedudukan tapi mereka adalah orang-orang yang lemah diantara manusia, maka tentunya ini adalah ikram bagi mereka karena biasanya orang-orang yang demikian mereka tidak sibuk dengan dunia dan lebih konsentrasi dalam akhiratnya.

Dan disana ada orang-orang yang lemah tapi dia tidak bertaqwa kepada Allāh ﷻ maka tentunya kelemahan dia dalam hal ini tidak menjadikan sebab baginya untuk masuk ke dalam surga. Ada orang yang dia lemah miskin fakir dan dia menyekutukan Allāh ﷻ, tapi yang dimaksud dengan ضعفاء الناس di sini mereka adalah orang-orang lemah yang mereka bertakwa kepada Allāh ﷻ

قال الله تعالى للجن

Maka Allāh ﷻ mengatakan kepada al-jannah

أنت رحمتي أرحم بك من أشاء من عبادي

Engkau adalah rahmat-Ku (rahmah disini adalah rahmah yang makhluk, dan disana ada Rahmat yang bukan makhluk yang merupakan sifat Allāh ﷻ yang terkandung dalam nama Allāh ﷻ Ar-Rahman dan Ar-Rahim) Aku merahmati denganmu (surga) siapa yang Aku kehendaki dari hamba hamba-Ku

وقال للنار

Dan Allāh ﷻ berkata kepada neraka

إنما أنت عذابي

Sesungguhnya engkau adalah adzab-Ku

أعذب بك من أشاء من عبادي

Aku mengadzab dengan dirimu orang yang Aku kehendaki dari hamba hamba-Ku

ولكل واحدة منكما ملؤها

Dan bagi masing-masing dari keduanya (baik surga maupun neraka) penuhnya, artinya masing-masing dari keduanya akan dibuat penuh

فأمَّا النَّارُ فلا تَمْتَلِئُ حتَّى يَضَعَ رِجْلَهُ، فَتَقُولُ: قَطْ قَطْ

Adapun neraka maka dia tidak akan penuh sampai Allāh ﷻ meletakkan Rijl-Nya (rijl ini adalah nama lain dari qadam) kemudian jahannam mengatakan cukup cukup Ya Allāh ﷻ

فَهُنالِكَ تَمْتَلِئُ

Maka disanalah neraka akan penuh, yaitu ketika Allāh ﷻ meletakkan Kaki-Nya di atas jahannam

ويُزْوَى بَعْضُها إلى بَعْضٍ

Dan akan dilipat sebagian ke sebagian yang lain

ولا يَظْلِمُ اللَّهُ عزَّ وجلَّ مِن خَلْقِهِ أحَدًا

Dan Allāh ﷻ tidak mendzalimi seorangpun dari makhluk-Nya, mereka masuk ke dalam jahannam adalah karena kedzaliman mereka

وما ظلمهم الله ولكن كانوا هم الظالمون

Allāh ﷻ tidak mendzalimi mereka tapi merekalah yang mendzalimi diri mereka sendiri, sudah diutus kepada mereka Rasul diturunkan kepada mereka kitab diberikan kepada mereka qudrah untuk taat kepada Allāh ﷻ diberikan mereka iradah diberikan mereka petunjuk dan mengetahui mana yang salah mana yang benar, Allāh ﷻ tidak mendzalimi mereka tapi mereka lebih memilih jalan kekufuran.

وأَمَّا الجَنَّةُ فإنَّ اللَّهَ عزَّ وجلَّ يُنْشِئُ لها خَلْقًا

Adapun surga maka Allāh ﷻ menciptakan untuknya خَلْقًا, surga adalah makhluk Allāh ﷻ yang sangat besar ketika masuk penduduk surga maka di sana ada tempat yang masih kosong, maka Allāh ﷻ menciptakan makhluk dan memasukkan mereka ke dalam surga, dan ini adalah keutamaan dan karunia yang Allāh ﷻ berikan kepada mereka, diciptakan oleh Allāh ﷻ kemudian mereka masuk kedalam surga sehingga penuhlah masing-masing dari surga maupun neraka.

Sebagian ahlul bida mereka menta’wil sebagaimana mereka melakukannya pada sifat-sifat yang lain, sifat Dhahik di ta’wil oleh mereka dengan kehendak untuk memberikan pahala, dan disini mereka juga menta’wil, seperti kaidah-kaidah mereka sebelumnya menganggap bahwa menetapkan sifat Al-Qadam Ar-Rijl bagi Allāh ﷻ ini adalah tasybih karena makhluk memiliki rijl dan juga qadam (kaki) maka kita tidak boleh menetapkan sifat kaki bagi Allāh ﷻ.

Mereka mengatakan yang dimaksud dengan rijl disini adalah jama’ah yaitu tha’ifah (sekelompok), jadi mereka menganggap bahwasanya sampai Allāh ﷻ menaruh di dalamnya jama’ah manusia sehingga melipatlah neraka sebagian ke sebagian yang lain, jadi dia terlipat karena dimasukkan ke dalamnya jamaah atau beberapa orang manusia, mereka berdalil dengan bahwasanya karena orang arab mengatakan rijlu jarāt maksudnya adalah sekelompok serangga sehingga dari sini mereka mengatakan rijl disini maknanya adalah jama’ah.

Namun apa yang mereka katakan ini adalah ucapan yang bathil, ini adalah mentahrif sifat di antara sifat-sifat Allāh ﷻ. Diantara yang menunjukkan tentang kebatilannya di dalam hadits ini Nabi ﷺ mengatakan يَضَعَ (meletakkan) dan Beliau ﷺ tidak mengatakan يُلْقِيْ (melemparkan), kalau yang dimaksud rijl disini adalah sekelompok manusia maka harusnya melemparkan

كُلَّمَآ أُلۡقِيَ فِيهَا فَوۡجٞ سَأَلَهُمۡ خَزَنَتُهَآ

Demikian Allāh ﷻ memperlakukan mereka yaitu dengan melemparkan bukan meletakkan, tapi disini Allāh ﷻ meletakkan. Kemudian juga rijl disini di idhafahkan kepada Allāh ﷻ dan kita tahu bahwasanya sesuatu yang di idhafahkan kepada Allāh ﷻ maka harusnya ini adalah pemuliaan padahal misalnya kalau mau dimaknai dengan sekelompok manusia maka harusnya mereka ini dihinakan bukan dimuliakan.

Kemudian diantara yang membatalkan ta’wil ini, didalam lafadz yang lain

حَتَّى يَضَعَ فِيهَا قَدَمَهُ

dan ini tidak bisa dita’wil dengan sekelompok manusia, kalau rijl mereka masih bisa permainkan meskipun ada bantahannya tadi tapi ketika datang dengan lafadz قَدَمَهُ apa yang bisa mereka lakukan, qadam ya qadam (kaki).

Maka Ahlussunnah wal jama’ah mereka menetapkan sifat Al-Qadam bagi Allāh ﷻ sesuai dengan keagungan-Nya tidak sama dengan kaki yang dimiliki oleh makhluk, dan sudah berlalu ketika menafsirkan Ayat Kursiy bahwasanya Kursiy adalah tempat dua Qadam Allāh ﷻ, ini datang dari sahabat Abdullāh ibn Abbas dan tentunya beliau tidak berbicara dalam hal yang ghaib seperti ini kecuali beliau mendengarnya dari Rasulullāh ﷺ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى