Halaqah 96 ~ Hadits 2 tentang Sifat Faroh Bagi Allah ﷻ

Halaqah 96 ~ Hadits-Hadits Yang Berkaitan Dengan Penjelasan Nama dan Sifat Allah ﷻ ~ Hadits 2 tentang Sifat Faroh Bagi Allah ﷻ

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-96 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Hadits-hadits yang merupakan hadits-hadits tentang sifat-sifat Allāh ﷻ.

Beliau rahimahullāh mengatakan

وَقَوْلُهُ صلى الله عليه وسلم

Dan sabda Nabi ﷺ

((لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهُ الْمُؤْمِنِ التَّائِبِ مِنْ أَحَدِكُمْ بِرَاحِلَتِهِ)). مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

لَلَّهُ, la disini dalam bentuk taukid, sungguh Allāh ﷻ lebih bergembira, فَرَح artinya berbahagia atau bergembira, berarti disini ada penetapan sifat Faraḥ bagi Allāh ﷻ, Allāh ﷻ bergembira, maka kita harus menetapkan sifat Faraḥ ini bagi Allāh ﷻ, bahwasanya Allāh ﷻ memiliki sifat Al-Faraḥ sesuai dengan keagungan-Nya tidak sama dengan farah yang dimiliki oleh makhluk. Allāh ﷻ lebih bergembira

بِتَوْبَةِ عَبْدِهُ الْمُؤْمِنِ التَّائِبِ مِنْ أَحَدِكُمْ بِرَاحِلَتِهِ

dengan taubat hamba-Nya daripada salah seorang diantara kalian dengan rāhilahnya yaitu tunggangannya, dia gunakan untuk yarhal (safar, bepergian yang jauh). Sungguh Allāh ﷻ lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya daripada salah seorang diantara kalian dengan hewan tunggangannya.

Hadits ini ada panjangnya, disini beliau Syaikhul Islam hanya menyebutkan secara singkat, di sana ada ada kisahnya, Nabi ﷺ mengatakan

لله أشد فرحا بتوبة عبده حين يتوب إليه من أحدكم كان على راحلته بأرض فلاة , فانفلتت منه , وعليها طعامه وشرابه فأيس منها

Sungguh Allāh ﷻ lebih bergembira dengan taubat seorang hamba ketika dia bartaubat kepada-Nya, jadi Allāh ﷻ sangat bergembira dan lebih bergembira dengan taubat seseorang, yaitu seorang hamba yang dia adalah seorang muslim yang bersaksi لا إله إلا الله محمد رسول الله tapi karena hawa nafsunya dia bergelimang dengan kemaksiatan, lupa kepada Allāh ﷻ dan sibuk dengan dunianya

حين يتوب إليه

kemudian dia bertaubat kepada Allāh ﷻ, maka Allāh ﷻ sangat sangat bergembira dengan taubatnya, subhanallāh, Allāh ﷻ tidak benci karena dia telah berbuat maksiat melakukan dosa dia lupa kepada Allāh ﷻ, tapi Allāh ﷻ bergembira, Allāh ﷻ tidak benci dan tidak murka tapi justru Allāh ﷻ bergembira dan sangat bergembira dengan taubat orang tadi, bahkan lebih besar kegembiraan-Nya daripada

من أحدكم

salah seorang diantara kalian

كان على راحلته

yang dia berada diatas hewan tunggangannya

بأرض فلاة

di gurun pasir, dalam keadaan dia sendiri dengan onta tunggangannya tidak ada di sana manusia tidak ada di sana makanan tidak ada minuman

فانفلتت منه

Ternyata rāhilah (onta) ini lepas pergi darinya, karena suatu sebab mungkin dia lalai akhirnya onta ini pergi darinya

وعليها طعامه وشرابه

sementara di atas onta tadi ada makanan dan juga minuman, berarti onta yang dia tunggangi yang dengannya dia bisa menempuh jalan yang jauh yang mengurangi capeknya dia, seandainya dia bawa makanan dan minuman sementara dia dalam keadaan jalan kaki di gurun yang panas dan tidak menaiki hewan tunggangan maka ini perkara yang sangat berat, ditambah lagi makanan dan minumannya tidak ada, di bawa oleh onta tadi, apa yang dirasakan oleh orang tersebut

فأيس منها

maka dia putus asa, dia mau teriak sekeras apapun tidak ada yang mendengar tidak ada orang disana, air tidak ada makanan tidak ada, maka dia pun putus asa, pasrah dan tidak ada yang bisa dia lakukan

فأتى شجرة

maka dia mendatangi sebuah pohon, untuk berteduh

فأضطجع في ظلها

kemudian dia berbaring di bayangan pohon tadi, menunggu kematian tidak ada yang bisa dia lakukan melihat ke kanan ke kiri ke depan belakang tidak ada ontanya, jauh tidak tau ke mana mungkin dia sudah pergi sesuai dengan keinginannya, dia berbaring di bayangan pohon tadi

قد أيس من راحلته

dia sudah putus asa dari onta tadi, tinggal menunggu kematian

فبينا هو كذلك

ketika dia dalam keadaan seperti itu

إذا هو بها قائمة عنده

ketika dia dalam keadaan berbaring dibawah pohon tadi dalam keadaan sudah putus asa sudah tidak ada harapan, tiba-tiba onta tadi berdiri di depannya, datang ke dia padahal dia sudah putus asa

قائمة عنده

dalam keadaan berdiri di depannya

فأخذ بخطامها

kemudian dia mengambil tali kekang onta tadi

ثم قال من شدة الفرح

kita bisa bayangkan bagaimana gembiranya orang tadi dia bisa melanjutkan perjalanan dia bisa makan bisa minum bisa bertemu dengan keluarganya kembali bisa sampai kepada tujuannya tidak termudharati maka tentunya dia sangat gembira, gembira yang luar biasa sehingga disebutkan

ثم قال من شدة الفرح

kemudian dia berkata karena saking gembiranya dia

اللهم أنت عبدي وان ربك

Ini seorang hamba Allāh ﷻ ingin memuji Allāh ﷻ, karena dia tahu bahwa yang mendatangkan onta ini adalah Allāh ﷻ, dia sebagai seorang yang sangat lemah tidak ada yang bisa dia lakukan kecuali pasrah saja saat itu, Allāh ﷻ yang mendatangkan onta tadi maka dia memuji Allāh ﷻ tapi salah dalam mengucapkan, dia mengatakan

اللهم أنت عبدي وان ربك

Ya Allāh ﷻ engkau adalah hambaku dan aku adalah rabbmu, ucapan yang kufur, terbalik, kenapa dia salah

أخطأ من شدة الفرح

dia salah karena saking gembiranya, terkadang seseorang ketika sangat gembira salah salah dalam bicara, kita kadang bergembira karena gembiranya biasa ucapannya masih bisa terkontrol, masih kita sampaikan dengan cara yang terkontrol, tapi ada orang yang sangat sangat bergembira sehingga ucapannya sudah tidak terkontrol, seperti orang ini.

Kita bisa membayangkan bagaimana gembiranya orang tadi ketika dia mendapatkan ontanya mendapatkan makanan dan juga minumannya, ketahuilah bahwasanya kegembiraan Allāh ﷻ dengan taubat kita kalau kita bertaubat kepada-Nya itu lebih besar daripada kegembiraan orang tadi. Subhanallāh siapa yang tidak bergembira dan berbahagia memiliki Rabb yang demikian rahimnya demikian rahmatnya.

Dan apa yang ditunggu oleh seorang hamba, kenapa dia menunda-nunda taubat kepada Allāh ﷻ dan tidak bersegera untuk bertaubat kepada Allāh ﷻ karena Allāh ﷻ sangat bergembira dengan taubatnya seseorang. Dan ini menunjukkan keutamaan taubat kepada Allāh ﷻ dan keutamaannya sangat besar dan Allāh ﷻ sangat bergembira dengan taubat kita kepada Allāh ﷻ. Kemudian di antara faidah yang bisa kita ambil bahwasanya disini menetapkan tentang sifat bahagia bagi Allāh ﷻ sesuai dengan keagungan-Nya tidak sama dengan kebahagiaan yang dimiliki oleh makhluk.

Kemudian juga disini menjadi dalil bahwasanya seseorang yang mengucapkan kekufuran tidak serta merta dia langsung menjadi kafir, seperti yang diucapkan oleh laki-laki ini adalah sebuah kekufuran tapi dia tidak kafir dengan ucapannya karena itu dia lakukan dalam keadaan dia tidak sengaja, bukan kesengajaan karena saking gembiranya dalam keadaan tidak menyengaja, ini jadi dalil Ahlussunnah Wal Jama’ah bahwasanya tidak semua orang yang mengucapkan atau melakukan sebuah kekufuran kemudian dia langsung dihukumi sebagai orang yang telah keluar dari agama Islam. Ini adalah hadits dan beliau mengatakan muttafaqun ‘alaih hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim.

Sebagian ahlul bida menta’wil faraḥ ini dengan irodatu ats-tsawāb, mengembalikan makna faraḥ kepada iradah, mereka mengatakan faraḥ ini disini adalah irodatu ats-tsawāb maka ini tentunya ta’wil yang tidak benar dan kalau misalnya kita terima itu adalah iradah maka ini tidak terlepas dari tasybih karena makhluk juga memiliki iradah, ketika mereka menetapkan sifat iradah bagi Allāh ﷻ berarti sesuai dengan qaidah mereka, mereka telah mentasybih Allāh ﷻ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى