Halaqah 78 ~ Dalil yang Menunjukkan Sifat Ma’iyyah (Kebersamaan) Allāh ﷻ

Halaqah 78 ~ Dalil yang Menunjukkan Sifat Ma’iyyah (Kebersamaan) Allāh ﷻ

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-78 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Dan masuk insya Allāh pada pembahasan ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah ma’iyyah yaitu sifat kebersamaan bagi Allāh ﷻ. Kenapa di sini beliau rahimahullah mendatangkan sifat ma’iyyah setelah sifat Al-‘Uluw bagi Allāh ﷻ, Allāhua’lam di sini karena adanya sebagian orang yang tidak bisa membayangkan Allāh ﷻ Dia-lah yang Maha Tinggi dan Dia bersama makhluk-Nya hingga sebagian mereka mengingkari Allāh ﷻ Maha Tinggi kemudian dia mengatakan Allāh ﷻ berada di mana-mana, karena dia tidak bisa menggabungkan antara ayat ayat yang menunjukkan Allāh ﷻ berada di atas dan ayat ayat yang menunjukkan bahwa Allāh ﷻ bersama makhluk-Nya sehingga sangat pas sekali di sini beliau setelah mendatangkan ayat-ayat tentang ketinggian Allāh ﷻ mendatangkan ayat-ayat yang berkaitan dengan sifat ma’iyyah bagi Allāh ﷻ yaitu sifat kebersamaan bagi Allāh ﷻ.

Disini beliau menyebutkan beberapa ayat yang berkaitan dengan ma’iyyatullāh

وَقَوْلُهُ

Dan Firman Allāh ﷻ

هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ

Dia-lah Allāh ﷻ yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari kemudian Allāh ﷻ beristiwa di atas Arsy.

Ini sudah berlalu akan penyebutan ayat ini sebelumnya ketika menyebutkan 6 ayat dimana Allāh ﷻ mengatakan ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ. Kemudian setelahnya

يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاء وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا

Allāh ﷻ berada dan beristiwa di atas Arsy tapi Allāh ﷻ mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan Allāh ﷻ mengetahui apa yang keluar dari bumi, dan Allāh ﷻ mengetahui apa yang turun dari langit dan Allāh ﷻ mengetahui apa yang naik ke langit, berarti meskipun Allāh ﷻ berada dan beristiwa di atas Arsy tapi Allāh ﷻ Maha Mengetahui semuanya, yang masuk ke dalam bumi yang keluar dari bumi yang turun dari langit yang menuju ke langit tidak ada yang samar bagi Allāh ﷻ, dan sudah berlalu tentang sifat Al-‘Ilm bagi Allāh ﷻ

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ

Dan Dia-lah yang bersama kalian dimanapun kalian berada.

Di sini syahidnya, yaitu Allāh ﷻ bersama kalian, menunjukkan bahwasanya diantara sifat Allāh ﷻ adalah sifat Al-Ma’iyyah (sifat kebersamaan) dan yang dimaksud dengan kebersamaan di sini adalah kebersamaan Ilmu-Nya yaitu Allāh ﷻ mengetahui kita dimanapun kita berada, di rumah, di kantor, di jalan di masjid, وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ (dan Dia bersama kalian dimanapun kalian berada).

Diantara yang menunjukkan bahwasanya ma’iyyah disini adalah ma’iyyatul ‘ilm ucapan Allāh ﷻ sebelumnya

يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ السَّمَاء وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا

menunjukkan bahwasanya ma’iyyah disini adalah ma’iyyatul ‘ilm, dan ini bukan ta’wil sebagaimana yang mereka yakini, mengatakan bahwasanya ahlus-sunnah juga menta’wil mereka mengatakan bahwasanya ma’iyyah disini adalah ma’iyyatul ‘ilm, kita katakan kepada mereka dari mana mereka meyakini bahwasanya ma’iyyah artinya adalah bercampur, dari mana mereka memahami kebersamaan berarti Allāh ﷻ bercampur dengan makhluk-Nya Allāh ﷻ berada di mana dari mana mereka memahami yang demikian.

Kalau kita mengatakannya misalnya Ali dan Zaid datang secara bersamaan, apakah maksudnya Ali dan Zaid jadi satu menjadi satu kesatuan? jawabannya tidak, mungkin mereka berada dalam satu mobil, atau mereka datang yang satunya di depan yang satunya di belakang, juga kita katakan bersamaan, tidak harus mereka bergandengan atau tidak harus mereka berdampingan, seandainya ada jarak antara mereka 2 meter 3 meter kita katakan mereka datang bersamaan karena al-ma’iyyah di dalam bahasa Arab ini muthlaqun musahab yaitu kedekatan tidak menunjukkan mukholathoh tidak menunjukkan campur.

Memang ada kata bersama maknanya adalah campur, seperti seseorang mengatakan laban ma’a mā’in yaitu susu bersama dengan air, maksudnya dicampur antara susu dengan air tapi dalam kalimat yang lain tidak menunjukkan campur seperti misalnya mereka mengatakan kami berjalan di malam hari dan bulan bersama kami, apakah bulan berdampingan bersama mereka berjalan? jawabannya tidak, maksudnya mereka berjalan di malam hari dan cahaya bulan ini menerangi mereka, ketika mereka di atas bukit cahaya bulan juga mengenai mereka, ketika mereka di lembah cahaya bulan juga mengenai mereka berarti ini maksud dari ma’iyyah dalam kalimat ini.

Jadi dari mana mereka memahami bahwasanya ma’iyyah berarti harus di mana-mana, yang dimaksud dengan

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ

disini adalah ma’iyyatul ‘ilm bukan Allāh ﷻ dimana-mana, karena kalau kita mengatakan Allāh ﷻ di mana-mana berarti kita menentang Firman Allāh ﷻ yang menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻ beristiwa di atas Arsy, dan tidak ada yang saling bertentangan di dalam ayat-ayat Allāh ﷻ. Allāh ﷻ Dia-lah yang beristiwa diatas Arsy dan Allāh ﷻ Maha Tahu dan Maha Mengetahui apa yang terjadi di seluruh dunia ini di langit maupun di bumi, menunjukkan tentang sempurnanya ilmu Allāh ﷻ.

Jadi Allāh ﷻ Maha Tinggi dan Allāh ﷻ Maha Mengetahui, meskipun Allāh ﷻ Dia-lah yang Maha Tinggi tapi tidak samar bagi Allāh ﷻ apa yang terjadi di bumi sekecil-kecilnya sedalam-dalamnya

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Dan Allāh ﷻ Dia-lah yang melihat apa yang kalian kerjakan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى