Halaqah 71 ~ Dalil yang Menunjukkan Pensucian Allāh ﷻ dari Segala Bentuk Kekurangan

Halaqah 71 ~ Dalil yang Menunjukkan Pensucian Allāh ﷻ dari Segala Bentuk Kekurangan

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-71 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Beliau mendatangkan firman Allāh ﷻ, Allāh ﷻ mengatakan

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Bertasbih untuk Allāh ﷻ apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, Dia-lah yang memiliki kerajaan dan Dia-lah yang dipuji, untuk-Nya lah segala pujian dan Dia-lah Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.

Ayat yang sebelumnya disebutkan tentang Alhamdulillah maknanya kita menetapkan seluruh sifat kesempurnaan bagi Allāh ﷻ, kemudian disini ada penafian-penafian yaitu menafikan dari diri-Nya anak, menapikan dari diri-Nya syarīk, menafikan dari dirinya وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلَّ, maka kita nafikan juga dan kita tetapkan apa yang sebaliknya, yaitu sifat Aḥadiyah sifat bahwasanya Allāh ﷻ Dia-lah Yang Maha Kaya tidak butuh dengan makhluk-Nya.

Adapun ayat yang kita baca yaitu At-Taghabun يُسَبِّحُ لِلَّهِ maka ini adalah termasuk ayat tentang tasbih, bertasbih untuk Allāh ﷻ apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi, berarti seluruh makhluk yang ada di langit bertasbih untuk Allāh ﷻ dan apa yang ada di bumi juga demikian maka kewajiban kita meyakini bahwa apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi mereka bertasbih, yang dimaksud dengan tasbih adalah menyucikan Allāh ﷻ dari seluruh sifat kekurangan.

Dan مَا disini adalah umum, apa saja apa yang ada di sekitar kita HP meja kursi dan seterusnya mereka يُسَبِّح bertasbih untuk Allāh ﷻ mensucikan Allāh ﷻ dari seluruh kekurangan, pokoknya Allāh ﷻ itu adalah Dzat yang sempurna dan tidak ada kekurangan sedikit pun ketika dia mengucapkan Subhanallāh Subhanallāh Subhanallāh berarti hakikatnya dia mensucikan Allāh ﷻ dari seluruh sifat kekurangan, kalau terbayang di sana dan terbetik sifat kekurangan maka kita katakan Subhanallāh Dia-lah Allāh ﷻ Yang Maha Suci dari seluruh sifat kekurangan.

Tapi apakah kita mendengar apa yang diucapkan oleh meja dan kursi dan seterusnya, Allāh ﷻ mengatakan dalam ayat yang lain

وَإِن مِّن شَيۡءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمۡدِهِۦ وَلَٰكِن لَّا تَفۡقَهُونَ تَسۡبِيحَهُمۡۚ

[Al-Isra’:44]

Tidak ada sesuatu kecuali dia mensucikan Allāh ﷻ dengan memuji kepada-Nya akan tetapi kalian tidak memahami tasbih mereka.
Karena kekurangan kita, kita tidak memahami apa yang diucapkan dan apa yang dikatakan atau apa yang dilakukan oleh makhluk-makhluk tadi tapi Allāh ﷻ mengabarkan bahwasanya mereka bertasbih untuk Allāh ﷻ, sehingga jangan sampai kita kalah dengan makhluk-makhluk tersebut dan berlomba untuk memperbanyak tasbih bagi Allāh ﷻ di waktu dzikir setelah shalat ataupun zikir pagi dan juga petang disana ada tasbih-tasbih yang disyariatkan di waktu-waktu tersebut. Kemudian

لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ

Bagi Allāh-lah الْمُلْكُ yaitu kerajaan, وَلَهُ الْحَمْدُ dan bagi Allāh-lah الْحَمْدُ pujian, berarti Allāh ﷻ memiliki sifat الْحَمْدُ adapun الْمُلْك wallāhu a’lam di sini adalah makhluk, kerajaan Allāh ﷻ

وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan Dia-lah Yang Mampu untuk melakukan segala sesuatu.

قَدِير disini adalah nama Allāh ﷻ mengandung sifat Qudroh, وَلَهُ الْحَمْدُ sifat Hamd bagi Allāh, لَهُ الْمُلْكُ wallāhu a’lam disini adalah makhluk li tamlīk, kemudian syahidnya ada pada kalimat tasbih tadi, karena tasbih kita menafikan dan mensucikan dari Allāh ﷻ seluruh kekurangan, berarti disini ada nafyu yang mujmal sehingga para ulama menjelaskan bahwasanya di dalam tasbih itu ada nafyu yang mujmal, didalam Alhamdulillah ada isbat yang mujmal, ketika Antum mengatakan Alhamdulillah berarti antum telah menetapkan seluruh sifat kesempurnaan bagi Allāh ﷻ, ketika seseorang bertasbih berarti dia menafikan secara global seluruh kekurangan dari Allāh ﷻ, kalau digabung antara Alhamdulillah dengan tasbih maka ini di dalamnya ada penetapan seluruh sifat kesempurnaan bagi Allāh ﷻ dan didalamnya ada penyucian Allāh ﷻ dari seluruh sifat kekurangan.

Contoh misalnya orang mengatakan

سبحان اللهِ وبحمدِه سبحان اللهِ وبحمدِه سبحان اللهِ وبحمدِه

pagi dan juga petang itu dibaca, karena disitu meskipun dia adalah kalimat yang pendek tapi kita menetapkan seluruh sifat kesempurnaan bagi Allāh ﷻ ini punya pengaruh tersendiri bagi seseorang apalagi diulang-ulang sampai seratus kali, Ya Allāh ﷻ aku tetapkan seluruh sifat kesempurnaan bagi-Mu dan aku nafikan sifat kekurangan dari-Mu seluruhnya, seluruh sifat kesempurnaan Engkau memilikinya dan seluruh kekurangan Engkau tidak memilikinya, ini punya pengaruh tersendiri pada jiwa seseorang yang membiasakan membaca dzikir ini.

Kemudian juga di sana ada

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ  ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ  حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ  سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Kemudian juga dalam dzikir sujud

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ  اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ

Di dalamnya juga ada tasbih dan dan didalamnya ada tahmid. Kemudian Allāh ﷻ mengatakan

إِذَا جَآءَ نَصۡرُ ٱللَّهِ وَٱلۡفَتۡحُ ١

وَرَأَيۡتَ ٱلنَّاسَ يَدۡخُلُونَ فِي دِينِ ٱللَّهِ أَفۡوَاجٗا ٢

فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَٱسۡتَغۡفِرۡهُۚ

Kemudian setelahnya

وَقَوْلُهُ

Dan juga Firman Allāh ﷻ

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

Maha Berkah Dzat yang telah menurunkan Al-Furqan, تَبَارَك artinya adalah banyak kebaikannya dan sudah berlalu tentang تَبَارَكَ ini ketika penyebutan

تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَالإِكْرَامِ

tapi تَبَارَكَ yang dulu itu yang disifati adalah nama Allāh ﷻ, kalau di sini yang disifati adalah Dzat Allāh تَبَارَكَ الَّذِي, jadi Dzat Allāh ﷻ adalah Dzat yang berbarokah dan nama-nama Allāh ﷻ adalah nama-nama yang berbarokah berarti di antara sifat yang disebutkan dalam ayat ini adalah sifat At-Tabāruk, ini adalah sifat Allāh ﷻ.

الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ

Yang menurunkan Al-Furqon, ada yang membedakan antara Nazzala dengan Anzala, Nazzala kalau dengan tasydid seperti ini maka maknanya adalah menurunkan dengan tadarruj yaitu dengan bertahap berulang-ulang, adapun Anzala maka menurunkan sekalian. Kita tahu bahwasanya Al-Qur’an diturunkan pertama dari lauhul mahfudz ke langit dunia jumlatun wahidah, dari langit dunia kepada Nabi ini dengan bertadarruj (bertahap) Allāhu A’lam perlu penelitian disini ketika Allāh ﷻ menggunakan Nazzala atau menggunakan Anzal perlu penelitian lebih lanjut lebih dalam tapi ada sebagian yang mengatakan seperti yang tadi kita sebutkan.

Disini juga disebutkan sifat Allāh ﷻ yaitu sifat fi’liyah Tanzil, Nazzala sifatnya adalah mashdarnya yaitu At-Tanzil, berarti diantara sifat Allāh ﷻ adalah Tanzil yaitu menurunkan (sifat fi’liyah). Al Furqon yaitu Al-Qur’an, dinamakan dengan Al-Furqon karena Dia-lah yang sangat membedakan antara yang haq dengan yang bathil, jelas bagi seseorang mana yang haq dan juga yang mana bathil ketika dia kembali kepada Al-Qur’an

عَلَى عَبْدِهِ

Kepada hamba-Nya, yaitu nabi Muhammad ﷺ, ‘abdihi disini adalah idhafah makhluk kepada Al-Khalik yang maksudnya adalah tasyrif yaitu penghormatan atau pemuliaan, kita semuanya hamba Allāh ﷻ tapi ketika Nabi ﷺ dikatakan ‘abduhu maka ini adalah tasyrif (pemuliaan) kepada Beliau ﷺ dan dia adalah kedudukan yang tinggi, menjadi seorang hamba bagi Allāh ﷻ ini adalah kedudukan yang tinggi sebuah kehormatan, beda dengan hamba atau orang yang menyembah kepada selain Allāh ﷻ siapapun dia.

Kita kalau didunia saja membantu presiden dengan membantu tukang kayu misalnya beda kedudukannya meskipun sama-sama membantu. Orang yang menyembah kepada Allāh ﷻ maka dialah yang paling mulia, semakin besar ‘ubudiyahnya kepada Allāh ﷻ maka semakin tinggi derajatnya disisi Allāh ﷻ. Sehingga Allāh ﷻ mensifati Nabi-Nya dengan al-‘ubudiyah ini dalam beberapa tempat di dalam Al-Quran, diantaranya adalah Firman Allāh ﷻ

وَإِن كُنتُمۡ فِي رَيۡبٖ مِّمَّا نَزَّلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا فَأۡتُواْ بِسُورَةٖ

dan juga Firman Allāh ﷻ

سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا

ketika isra mi’raj disifati dengan ‘ubudiyah, kemudian juga Firman Allāh ﷻ

وَأَنَّهُۥ لَمَّا قَامَ عَبۡدُ ٱللَّهِ يَدۡعُوهُ

Ini juga mensifati tentang nabi Muhammad ﷺ.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memiliki sebuah kitab yang beliau beri judul dengan Al-‘Ubudiyah (sifat penghambaan kepada Allāh ﷻ) dan disitulah beliau menyebutkan tentang definisi ibadah yang sering kita bacakan yaitu

اسم جامع لكل مايحبه الله ويرضاه من الاقوال والافعال الظاهره والباطنه

لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا

Supaya dia menjadi pemberi peringatan bagi seluruh alam, yaitu dengan Al-Qur’an tadi dia memberikan peringatan, membacakan kepada mereka Al-Qur’an dan mengingatkan mereka dan لِلْعَالَمِينَ berarti untuk seluruh alam menunjukkan bahwasanya ajaran Beliau ﷺ syariat Beliau ﷺ adalah universal untuk seluruh manusia bahkan untuk jin bukan hanya untuk orang Arab saja

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ ﴿١٠٧﴾

وَأَرۡسَلۡنَٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولٗاۚ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّي رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيۡكُمۡ جَمِيعًا

Menunjukkan bahwasanya Beliau ﷺ diutus untuk seluruh manusia.

Kemudian setelahnya

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ

Yang memiliki kerajaan langit dan juga bumi

وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا

dan Dia tidak mengambil anak

وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ

dan tidak memiliki sekutu

وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا

dan Dia-lah yang menciptakan segala sesuatu kemudian mentakdirkannya.

Diantara yang kita ambil disini adalah sifat Tabāruk kemudian Tanzil, sifat yang manfiyah disini yaitu ittikhodzu walad kemudian juga syarīk Allāh ﷻ tidak memiliki sifat asy-syirk di sini, kemudian di antara yang kita tetapkan adalah Allāh ﷻ memiliki sifat Al-Khalq dan Allāh ﷻ memiliki sifat At-Taqdir jadi disini ada sifat yang mutsbatah dan ada sifat yang manfiyah, yang manfiyah Allāh ﷻ memiliki anak ini dinafikan oleh Allāh ﷻ, Allāh ﷻ memiliki sekutu ini dinafikan oleh Allāh ﷻ, dan ini syahidnya kenapa didatangkan oleh beliau tadi sudah kita sampaikan bahwasanya ini adalah ayat-ayat yang berkaitan dengan nafyu yang mujmal Allāhu A’lam.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى