Halaqah 69 ~ Dalil yang Menunjukkan Penafian Sifat Kekurangan Bagi Allah ﷻ Secara Global Bag 03

Halaqah 69 ~ Dalil yang Menunjukkan Penafian Sifat Kekurangan Bagi Allah ﷻ Secara Global Bag 03

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-69 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Beliau mendatangkan Firman Allāh ﷻ di dalam surat Al-Baqarah ayat 165

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ

Dan diantara manusia ada yang menjadikan sesembahan-sesembahan (sekutu-sekutu) untuk selain Allāh ﷻ yang mereka mencintai mereka sebagaimana kecintaan kepada Allāh ﷻ.

Yaitu orang-orang musyrikin yang mereka menjadikan bagi Allāh ﷻ sekutu, beribadah kepada mereka dan juga beribadah kepada Allāh, يُحِبُّونَهُمْ mereka ini manusia-manusia ini mereka mencintai أَندَادا mencintai sesuatu yang disembah selain Allāh ﷻ tersebut كَحُبِّ اللَّهِ seperti kecintaan kepada Allāh ﷻ.

Kalimat كَحُبِّ اللَّه ini ada perbedaan pendapat di antara para ulama, ada yang mengatakan mereka mencintai sesembahan-sesembahan selain Allāh ﷻ seperti kecintaan kepada Allāh ﷻ maksudnya adalah seperti kecintaan mereka kepada Allāh ﷻ, berarti cinta kepada selain Allāh ﷻ yaitu sekutu dan cinta kepada Allāh ﷻ disamakan oleh mereka dan ini adalah sebuah bentuk menyekutukan Allāh ﷻ. Jadi kalau maknanya كَحُبِّ اللَّهِ misalnya dalam كَحُبِّهم للَّهِ seperti kecintaan mereka kepada Allāh ﷻ, ini tafsir yang pertama.

Tafsir yang kedua kaḥubbil mu’minīna lillāh, mereka mencintai sesembahan-sesembahan tadi seperti kecintaan orang-orang yang beriman terhadap Allāh ﷻ, ini tafsir yang kedua. Jadi kalau yang pertama seperti kecintaan mereka kepada Allāh ﷻ kalau yang kedua seperti kecintaan orang-orang yang beriman terhadap Allāh ﷻ. Kenapa kita katakan disini maksudnya adalah كَحُبِّهم للَّهِ seperti kecintaan mereka kepada Allāh ﷻ, karena di sini menyamakan antara mahabbah mereka kepada Allāh ﷻ dan mahabbah mereka kepada selain Allāh ﷻ, sehingga mereka terjerumus kedalam kesyirikan.

Kemudian alasan yang kedua karena Allāh ﷻ mengatakan setelahnya

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ

Dan orang-orang yang beriman itu lebih besar kecintaannya kepada Allāh ﷻ.

Kalau mereka orang-orang musyrikin cinta kepada Allāh ﷻ dan cinta kepada selain Allāh ﷻ disamakan oleh mereka, adapun orang-orang yang beriman tidak, kecintaan mereka kepada Allāh ﷻ jauh lebih besar, mereka tidak menyekutukan Allāh ﷻ dalam kecintaan, bersungguh-sungguh dalam mencintai Allāh ﷻ, kecintaan mereka kepada Allāh ﷻ adalah sangat besar.

Adapun kalau diartikan kaḥubbil mu’minīna lillāh adalah seperti kecintaan orang-orang yang beriman terhadap Allāh ﷻ, ini nanti bagaimana kita mengkompromikan ini dengan Firman Allāh ﷻ setelahnya

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ

Karena kalau kita katakan maknanya adalah kaḥubbil mu’minīna lillāh berarti kecintaan orang-orang musyrikin tadi kepada sesembahan sama dengan kecintaan orang yang beriman kepada Allāh ﷻ, disamakan, ini makna dalam Firman Allāh كَحُبِّ اللَّهِ. Tapi kalau yang kedua

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ

kecintaan orang yang beriman lebih besar, kalau kita bawa kepada yang kedua ini berarti ini seakan-akan ada pertentangan, Wallāhu a’lam, tapi kalau kita bawa pada makna yang pertama tidak.

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ

Orang yang beriman kecintaan mereka kepada Allāh ﷻ itu lebih besar dari apa saja.

Lebih besar daripada dunia dan seisinya, lebih besar daripada orang tuanya, lebih besar daripada anak dan juga istrinya dan siapapun yang dia cintai di dunia ini, kecintaan mereka kepada Allāh أَشَدُّ lebih besar, ini sifat orang yang beriman mereka mencintai Allāh ﷻ dan mencintai apa yang dicintai oleh Allāh ﷻ, mencintai islam mencintai Rasul mencintai Al-Quran, jadi kecintaan mereka adalah fillāh dan lillāh, kecintaan mereka fillāh yaitu karena orang tersebut dia melakukan ketaatan kepada Allāh ﷻ dan kecintaan mereka adalah lillāh itu untuk Allāh ﷻ ikhlas dalam mencintai orang lain.

Syahidnya disini

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ اللَّهِ أَندَاداً

Disini Allāh ﷻ menceritakan ada di antara manusia yang mengambil sekutu bagi Allāh ﷻ dan ini adalah celaan bagi mereka, Allāh ﷻ menafikan dari dirinya andād karena disini adalah celaan, setelah ayat ini Allāh ﷻ mengatakan

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادٗا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِۗ وَلَوۡ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِذۡ يَرَوۡنَ ٱلۡعَذَابَ أَنَّ ٱلۡقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعٗا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعَذَابِ ١٦٥

Mereka diancam dengan adzab menunjukkan tentang batalnya dan bathilnya keyakinan ini yaitu keyakinan bahwasanya Allāh ﷻ memiliki andād karena setelahnya ada adzab dan ini menunjukkan tentang bathilnya keyakinan yang mereka miliki yaitu menjadikan sekutu bagi Allāh ﷻ kemudian mencintai mereka seperti kecintaan mereka kepada Allāh ﷻ, kalau demikian berarti Allāh ﷻ menafikan niddiyah dari Allāh ﷻ dan orang yang menjadikan andād bagi Allāh ﷻ mereka terjerumus ke dalam kesyirikan.

Tentang masalah andād, karena disini disebutkan niddun dan sebelumnya disebutkan andād, menjadikan selain Allāh ﷻ andād yaitu sekutu bagi Allāh ﷻ kalau kita melihat dalil ada dua jenis, ada yang sampai kepada syirik yang besar dan ada diantaranya yang terbatas hanya sampai kepada syirik yang kecil. Syirik yang besar seperti dalam sebuah hadits ketika Nabi ﷺ ditanya tentang apa dosa yang paling besar, Beliau ﷺ mengatakan

أن تجعل لله ندا وهو خلقك

Engkau menjadikan bagi Allāh ﷻ sekutu sedangkan Dia-lah yang telah menciptakan dirimu. Maka ini Allāhu A’lam yang dimaksud disini adalah kesyirikan yang besar karena Beliau ﷺ ditanya tentang apa dosa yang paling besar.

Kemudian yang kedua adalah hanya sampai pada syirik yang kecil, ketika Nabi ﷺ dikatakan kepada Beliau ﷺ

ما شاء الله وشئت

Dengan kehendak Allāh ﷻ dan juga kehendakmu, maka Beliau ﷺ mengatakan

أجعلتني لله ندا؟ ما شاء الله وحده

Apakah engkau menjadikan aku sebagai sekutu bagi Allāh ﷻ? Semuanya adalah dengan kehendak Allāh ﷻ saja.

Dan ucapan ما شاء الله وشئت ini adalah syirik yang kecil, ini berkaitan dengan syirkul alfadz syirik yang berkaitan dengan lafadz, didalam hatinya tidak ada keyakinan bahwasanya kehendak Rasul ﷺ sama dengan kehendak Allāh ﷻ atau sebanding dengan kehendak Allāh ﷻ tapi dia mengucapkan sehingga ini termasuk syirik yang kecil karena tidak diyakini dalam hati seorang muslim.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى