Halaqah 101 ~ Hadits-Hadits Yang Berkaitan Dengan Penjelasan Nama Dan Sifat Ketinggian Bagi Allah ﷻ (Hadits Pertama)

Halaqah 101 ~ Hadits-Hadits Yang Berkaitan Dengan Penjelasan Nama Dan Sifat Ketinggian Bagi Allah ﷻ (Hadits Pertama)

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-101 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Masuk kita pada pembahasan sifat-sifat yang telah tetap di dalam hadits-hadits Nabi ﷺ tentang sifat Al-’Uluw (sifat tinggi) bagi Allāh ﷻ. Beliau menyebutkan di sini satu di antara sifat-sifat Allāh ﷻ yang telah tetap di dalam hadits-hadits Nabi ﷺ, yang pertama adalah

وَقَوْله فِي رُقْيَةِ الْمَرِيضِ

Sabda Beliau ﷺ tentang ruqyah orang yang sakit, yaitu apa yang beliau sebutkan disini adalah bagian dari ruqyah dari orang yang sakit karena didalalam haditsnya Nabi ﷺ mengatakan (ini adalah Hadits Abu Darda)

من اشتكى منكم شيئا أو اشتكاه أخ له فليقل: ربّنا الله الذي في السماء

Barangsiapa yang diantara kalian yang mengeluhkan sesuatu (merasa sakit) atau ada seorang saudaranya yang mengeluh (yaitu baik diri kita sendiri maupun orang lain yang mengeluh baik kita yang sakit maupun orang lain yang sakit) maka hendaklah dia mengatakan ربّنا (disini memanggil Allāh ﷻ berdoa kepada Allāh ﷻ) Wahai Rabb kami Allāh ﷻ yang ada في السماء, dan ini adalah syahid dari hadits ini

الله الذي في السماء

Allāh ﷻ yang في السماء, dan sebagaimana telah berlalu ketika kita membahas Firman Allāh ﷻ

أَأَمِنتُم مَّن فِي السَّمَاء

bagaimana kita memahami makna في السماء. Sekarang apa dalilnya bahwasanya فِي terkadang maknanya adalah على

فَسِيحُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ

فَٱمۡشُواْ فِي مَنَاكِبِهَا

Hendaklah kalian berjalan di jalan-jalan, hendaklahlah kalian berjalan di atas bumi, في disini maksudnya adalah diatasnya. Kemudian juga Firman Allāh ﷻ

وَلَأُصَلِّبَنَّكُمۡ فِي جُذُوعِ ٱلنَّخۡلِ

Kemudian juga Firman Allāh ﷻ

وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡفُلۡكَ لِتَجۡرِيَ فِي ٱلۡبَحۡرِ

supaya berjalan di atas laut maksudnya bukan di dalam laut, maka ini menunjukkan tentang makna في السماء. Kemudian

تَقَدَّسَ اسْمُكَ

Suci dan mulia nama-Mu, dan nama disini mufrod yang di idhafahkan (disandarkan) maka faedahnya adalah umum mencakup seluruh nama Allāh ﷻ, seluruh nama Allāh ﷻ adalah nama yang suci nama yang mulia

أَمْرُكَ فِي السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

Perkaramu Ya Allāh ﷻ di langit maupun di bumi, dan amrullāh ada dua, ada amrullāh yang kauniy dan ada amrullāh yang syar’i, amrullāh yang kauniy yaitu perintah Allāh ﷻ dan ketentuan Allāh ﷻ takdir Allāh ﷻ

إِنَّمَآ أَمۡرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيۡ‍ًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ  ٨٢
[Yā Sīn]

ini mencakup di langit maupun di bumi, apa yang Allāh ﷻ kehendaki di langit maupun di bumi

أَمْرُكَ فِي السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

Perkara-Mu Ya Allāh ﷻ perintah-Mu Ya Allāh ﷻ yang kauniy itu mencakup dan terjadi baik di langit maupun di bumi, terjaganya langit dan malaikat yang ada di sana maka mereka bergerak dan diam berbicara dan tidak itu dengan amrullāh al-kaun Allāh ﷻ yang mentakdirkan demikian pula yang ada di bumi.

Dan أَمْر disini juga mencakup أَمْر yang syar’i, syariat Allāh ﷻ atau perintah Allāh ﷻ yang syar’i atau Allāh ﷻ di langit menyuruh para malaikat-Nya untuk beribadah dan merekapun beribadah kepada Allāh ﷻ, demikian pula di bumi menyuruh manusia untuk beriman beramal saleh menunjukkan bahwasanya amrullāh bersama فِي السَّمَاءِ وَالأَرْضِ.

كَمَا رَحْمَتُكَ فِي السَّمَاءِ اجْعَلْ رَحْمَتَكَ فِي الأَرْضِ

Sebagaimana rahmat-Mu Ya Allāh ﷻ di langit maka jadikanlah rahmat-Mu di bumi, sekarang berdoa setelah sebelumnya bertawassul kepada Allāh ﷻ dengan menyebutkan nama Allāh ﷻ mengatakan Robbana bertawasul dengan rububiyah Allāh ﷻ kemudian menyebutkan bahwasanya Allāh ﷻ Dia-lah yang memiliki sifat ‘Uluw berarti bertawasul dengan sifat ‘Uluw bagi Allāh ﷻ, kemudian juga memuji Allāh ﷻ dengan nama-nama-Nya dan bahwasanya nama-nama Allāh ﷻ adalah nama-nama yang mulia yang suci, kemudian memuji Allāh ﷻ dengan mengatakan

أَمْرُكَ فِي السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

yang kauniy maupun yang syar’i di langit maupun di bumi semuanya adalah dengan kehendak Allāh ﷻ, ini memuji Allāh ﷻ dan ini adalah adab dalam berdoa kita dahulukan dengan pujian, dan disini ingin mendoakan untuk orang yang sakit atau untuk diri kita yang sakit, diantaranya adalah memuji Allāh ﷻ bahwasanya amrullāh yang kauniy maupun yang syar’i yaitu mencakup yang ada di langit maupun yang ada di bumi, menunjukkan tentang harusnya kita bertawakkal kepada Allāh ﷻ dan pasrah karena kita ingin berdoa untuk kesembuhan diri kita dan juga untuk kesembuhan orang lain.

Kemudian bertawasul dengan rahmat Allāh ﷻ

كَمَا رَحْمَتُكَ فِي السَّمَاءِ اجْعَلْ رَحْمَتَكَ فِي الأَرْضِ

Sebagaimana rahmat-Mu di atas (langit) maka jadikanlah rahmat-Mu di bumi, yaitu meminta kepada Allāh ﷻ rahmat karena rahmat Allāh ﷻ mencakup segala sesuatu

وسعت رحمته كل شيء

maka rahmah disini allahua’lam disini adalah rahmah yang makhluk karena sebagaimana telah berlalu bahwasanya Rahmatullāh maka disana ada Rahmah yang merupakan sifat Allāh ﷻ dan disana ada rahmah yang merupakan makhluk Allāh ﷻ, ada Rahmah yang merupakan sifat Allāh ﷻ seperti misalnya ucapan Nabi ﷺ

بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

Dengan Rahmat-Mu Ya Allāh ﷻ aku beristigatsah, berarti disini Rahmat yang merupakan sifat Allāh ﷻ (mashdar), Rahmah yang terkandung dalam nama Allāh ﷻ

ٱلرَّحۡمَٰن ٱلرَّحِيم

Maka itu adalah shifatullāh bukan makhluk.

Dan disana ada rohmah yang makhluk sebagaimana Allāh ﷻ mengatakan kepada al-jannah

أنت رحمتي أرحم بك من أشاء

Engkau adalah rahmat-Ku Aku merahmati denganmu orang yang Aku kehendaki.

Dan telah berlalu juga bahwasanya Allāh ﷻ telah menciptakan 100 rahmah, jelas disini khalaqa Allāh ﷻ menciptakan 100 rahmah menunjukkan bahwasanya disana ada rahmah makhluk dan apa yang ada disekitar kita berupa kenikmatan maka ini adalah termasuk diantara rahmat Allāh ﷻ. Maka ini juga sangat sesuai karena kita sedang meruqyah, meminta rahmat Allāh ﷻ meminta kesembuhan dan kesembuhan adalah bagian dari rahmat Allāh ﷻ

اغْفِرْ لَنَا حُوبَنَا وَخَطَايَانَا

Ampunilah untuk kami dosa kami dan kesalahan-kesalahan kami, حُوب artinya adalah dosa, Allāh ﷻ mengatakan

إِنَّهُۥ كَانَ حُوبٗا كَبِيرٗا  ٢
[An-Nisa’]

Sesungguhnya itu adalah dosa yang besar, حُوب artinya adalah dosa

وَخَطَايَانَا

ini maknanya juga dosa, sebagian menyebutkan bahwasanya حُوب maknanya adalah dosa kecil adapun خَطَايَ maka ini adalah dosa besar Allāhua’lam.

اغْفِرْ لَنَا

Ampunilah dosa kami, dan اغْفِرْ adalah اُسْتُرْ, ghafara artinya adalah سَتَرَ yaitu menutupi dan makna meminta maghfirah dari Allāh ﷻ yang pertama adalah minta ditutupi oleh Allāh ﷻ dosanya sehingga tidak dilihat oleh orang lain, kemudian yang kedua adalah minta supaya dihapuskan konsekuensi dari dosa tadi baik di dunia maupun di akhirat karena yang namanya dosa ini punya akibat punya dampak, terkadang dampaknya seperti dihalangi dari rezeki

إن الرجل ليحرم الرزق بالذنب يصيبه

Sesungguhnya seorang hamba terkadang diseretkan (dihalangi) rezekinya karena sebuah dosa yang dia lakukan. Kemudian juga keresahan di dunia kegelisahan ketakutan ini semua karena sebab dosa.

Minta kepada Allāh ﷻ supaya di hapuskan, selain ditutupi dosa tadi sehingga tidak dilihat oleh orang lain juga meminta kepada Allāh ﷻ supaya dihapuskan dampak dari dosa tadi sehingga tidak terkena dampaknya di dunia maupun di akhirat

أَنْتَ رَبُّ الطَّيِّبِينَ

Kemudia kembali bertawasul kepada Allāh ﷻ dengan rububiyah Allāh ﷻ, Engkau Ya Allāh ﷻ adalah Rabb orang-orang yang baik, yang dimaksud dengan الطَّيِّبِينَ ini seperti para Nabi dan juga para pengikut Nabi yang mereka berjalan di atas jalannya para Nabi dan juga para Rasul mereka adalah الطَّيِّبِينَ, dan Allāh ﷻ adalah Rabb al-‘ālamīn untuk semuanya Dia-lah Allāh ﷻ Rabb dan kita adalah marbū, berada di sana ada rububiyyah yang umum untuk semuanya, adapun yang disebutkan dalam hadits ini maka ini adalah rububiyah khusus yaitu rububiyah Allāh ﷻ terhadap para Nabi dan juga orang-orang yang baik. Kemudian

أَنْزِلْ رَحْمَةً مِنْ رَحْمَتِكَ

Kembali dia berdoa kepada Allāh ﷻ dan mengatakan: Ya Allāh ﷻ turunkanlah rahmat diantara rahmat rahmat-Mu, Allāhua’lam disini adalah rahmat yang makhluk

وَشِفَاءً مِنْ شِفَائِكَ عَلَى هَذَا الْوَجَعِ

Dan kesembuhan diantara kesembuhan-Mu (شِفَاء ini adalah bagian dari rahmat Allāh ﷻ kesembuhan adalah rahmat Allāh ﷻ kasih sayang Allāh ﷻ, berarti disini disebutkan yang khusus setelah yang umum) atas penyakit ini. Dan ada yang membaca

عَلَى هَذَا الْوَجِعِ

dengan mengkasrah jim dan memaknai al-waji’ adalah orang sakitnya, dan ada yang membaca وَجَع dengan memfathah jim berarti penyakitnya, dan maknanya sama

فَيَبْرَأ

kemudian dia sembuh, maksudnya meminta kepada Allāh ﷻ rahmat diantara rahmat rahmat-Nya dan kesembuhan diantara kesembuhan-Nya atas penyakit ini atau atas orang yang sakit ini sehingga dia hilang penyakitnya dan terlepas dari penyakit tersebut.

Syahidnya disini adalah lafadz yang

اللهَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud yaitu di dalam sunannya dan Syaikh Al-Albani menghukumi hadits ini sebagai hadits yang dhaif, seandainya haditsnya dhaif dalil tentang ketinggian Allāh ﷻ banyak sekali, dhaifnya hadits ini tidak memudharati.

Syaikhul Islam sudah menyampaikan dari awal bahwasanya nama dan juga sifat Allāh ﷻ ini diambil dari hadits-hadits yang shahih, ini beliau memberikan qaidah dari awal, mungkin beliau menganggap bahwasanya hadits ini tidak sampai derajat dhaif, Syaikhul Islam menghasankan jadi beliau menganggap ini adalah hadits yang hasan, dan hadits yang hasan menurut sebagian ulama mereka menjadikan satu antara yang hasan dengan yang shahih itu dinamakan dengan hadits yang shahih.

Jadi ada hadits shahih dan ada hadits yang dhaif, ada sebagian memasukkan hasan ke dalam shahih, yang jelas yang hasan dan shahih ini semuanya adalah tetap dari Nabi ﷺ, dan diamalkan kalau itu berupa amalan dan diyakini kalau memang itu berupa khobar.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى