Halaqah 58 ~ Dalil Yang Menunjukkan Sifat Melihat Bagi Allāh ﷻ

Halaqah 58 ~ Dalil Yang Menunjukkan Sifat Melihat Bagi Allāh ﷻ

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqidah Al Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-58 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Disini beliau akan membawakan untuk kita ayat-ayat yang menunjukkan bahwasanya diantara sifat Allāh ﷻ adalah Ar-Ru’yah. Allāh ﷻ mengatakan

إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى

Sesungguhnya aku bersama kalian berdua, yaitu berdua disini adalah nabi Musa dan juga nabi Harun ketika Allāh ﷻ menyuruh keduanya untuk melakukan perkara yang sangat besar, perkara yang menakutkan, hanya dua orang saja nabi Musa dan juga nabi Harun disuruh oleh Allāh ﷻ untuk mendatangi fir’aun yang dikenal dengan kebengisannya kekejamannya dan dia memiliki ribuan pasukan dengan senjata lengkap, tinggal dia mengatakan bunuh tinggal dia mengatakan siksa

ٱذۡهَبۡ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ

Pergilah kalian berdua kepada fira’un sesungguhnya dia telah melampaui batas

فَقُولَا لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَ

Maka ucapkanlah oleh kalian berdua kepada fir’aun dengan ucapan yang لَيِّن (lembut), dia memang melampaui batas bahkan dia mengatakan aku adalah Robb yang paling tinggi, kekufuran yang sharih, tapi adab dalam berdakwah asalnya adalah kita berlemah lembut supaya apa?

لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡش

Semoga dengan ucapan yang lembut ini dia ingat atau ada di dalam dirinya rasa takut sehingga dia bertaubat kepada Allāh ﷻ, apa yang dilakukan oleh nabi Musa dan juga nabi Harun sebelumnya ketika diperintahkan untuk menghadap kepada fir’aun dan mendakwahi, ini perkara yang lebih besar juga, mendakwahi yaitu mengajak dia untuk menyembah Allāh ﷻ padahal dia mengatakan dirinya adalah tuhan, ini perkara yang besar menyampaikan kepada seorang raja sesuatu yang sangat bertentangan dengan apa yang dia ucapkan bahkan dia mengambil manfaat dari ucapan dia, ingin menyuruh manusia untuk menyembahnya menjadikan manusia semakin mengagungkan dia, jadi nabi Musa dan juga nabi Harun disuruh untuk mengucapkan dan mendakwahi fir’aun ini tugas yang berat

قَالَا رَبَّنَآ إِنَّنَا نَخَافُ أَن يَفۡرُطَ عَلَيۡنَآ أَوۡ أَن يَطۡغَىٰ

Keduanya berkata wahai Robb kami, mengadu kepada Allāh ﷻ mengatakan, wahai Robb kami sesungguhnya kami takut kalau sampai fir’aun berlebihan atau dia mendzhalimi kami, sebagaimana yang terjadi pada yang lain, fir’aun dia membunuh seluruh bayi Bani Israil, melakukan apa yang dia inginkan berupa kedzoliman maka ini adalah takut yang thabi’i (tabiat manusia)

قَالَ لَا تَخَافَآۖ إِنَّنِي مَعَكُمَآ أَسۡمَعُ وَأَرَىٰ

Kemudian Allāh ﷻ mengatakan kepada keduanya, mengatakan قَالَ لَا تَخَافَآۖ jangan kalian berdua takut wahai Musa wahai Harun jangan kalian berdua takut, hilangkan rasa takut yang ada pada diri kalian إِنَّنِي sesungguhnya aku مَعَكُمَآ bersama kalian berdua أَسۡمَعُ وَأَرَى aku mendengar dan aku melihat, Subhanallāh. Allāh ﷻ mengutus keduanya bukan membiarkan begitu saja tapi Allāh ﷻ menjanjikan bahwasanya Allāh ﷻ bersama keduanya, dan disini sifat Ma’iyah bagi Allāh ﷻ disebutkan dalam ayat ini dan insya Allāh ﷻ nanti akan ada ayat-ayat yang secara khusus yang disebutkan oleh Syaikhul Islam yang menunjukkan tentang sifat ma’iyah ini.

Dan sifat ma’iyah yang disebutkan dalam ayat ini, ma’iyah artinya adalah kebersamaan, ini adalah kebersamaan yang khusus yang Allāh ﷻ berikan kepada wali-wali, karena sifat ma’iyah nanti Insya Allāh ﷻ akan sampai, ada dua, ada ma’iyah yang ‘ammah, ma’iyah yang umum yaitu Allāh ﷻ bersama makhluknya maksudnya adalah dengan ilmunya sebagaimana Firman Allāh ﷻ

وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡۚ
(Q.S Al-Hadid 57: 4)

Dan dia bersama kalian dimanapun kalian berada

هُوَ مَعَهُمۡ أَيۡنَ مَا كَانُواْۖ
المجادلة – 7

Dia bersama mereka dimanapun mereka berada, ini adalah ma’iyah yang umum, Allāh ﷻ bersama makhluk-Nya maksudnya adalah dengan ilmu-Nya.

Disana ada ma’iyah yang khusus yang konsekuensinya adalah Allāh ﷻ menolong mereka, menjaga mereka dari perkara yang buruk, maka ini adalah ma’iyah yang khusus yang Allāh ﷻ berikan kepada wali-wali-Nya, ditolong oleh Allāh ﷻ dicintai oleh Allāh ﷻ maka Allāh ﷻ mengatakan

إِنَّنِي مَعَكُمَآ

Sesungguhnya Aku bersama kalian.

Kalau Allāh ﷻ sudah bersama kita menjaga kita apa yang ditakuti oleh seorang hamba Allāh ﷻ, semua yang ada di depan dia ciptaan Allāh ﷻ, Allāh ﷻ yang menggerakkkan Allāh ﷻ yang menciptakan fir’aun dan Allāh ﷻ yang menciptakan seluruh bala tentara fir’aun, Allāh ﷻ sudah menjanjikan

إِنَّنِي مَعَكُمَآ

Aku bersama kalian berdua. Muncul di dalam hati mereka tenang dan tidak merasa takut, Allāh ﷻ yang akan menjaga mereka

أَسۡمَعُ وَأَرَى

Aku mendengar dan Aku melihat, Aku mendengar apa yang kalian ucapkan apa yang diucapkan oleh fir’aun, Aku melihat apa yang kalian lakukan dan apa yang dilakukan oleh fir’aun, tidak ada yang samar bagi Allāh ﷻ.

Maka seseorang ketika mengetahui bahwasanya Allāh ﷻ memiliki sifat ma’iyah dan bahwasanya Allāh ﷻ mendengar dan juga melihat ini akan sangat berpengaruh pada ketenangan hidupnya. Sebagai seorang Da’i, sebagai seorang yang berpegang teguh dengan sunnah di tengah-tengah masyarakat yang mereka belum mengenal, kalau kita mengenal Allāh ﷻ dan berusaha mendekat kepada Allāh ﷻ dan mentaati Allāh ﷻ dengan menjalankan perintah menjauhi larangan, menjadi orang yang bertakwa menjadi orang yang merasa diawasi oleh Allāh ﷻ maka seseorang akan mendapatkan Ma’iyatullah kebersamaan Allāh ﷻ dengan dirinya, yaitu Allāh ﷻ akan menolongnya memudahkan urusannya menjadikan terang hidupnya memberikan kepadanya jalan keluar dalam setiap masalah yang dihadapi di dunia ini.

أَسۡمَعُ وَأَرَى

Aku mendengar dan Aku melihat, di sini ada penetapan sifat As-Sami’ yaitu pada kalimat أَسۡمَعُ aku mendengar, وَأَرَى dan juga sifat Ru’yah yaitu melihat dan tambahan sifat yang lain yaitu sifat ma’iyah bagi Allāh ﷻ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى