Halaqah 42 ~ Penjelasan Beberapa Ayat Yang Mengandung Nama Ar Rahman dan Ar-Rahim dan Sifat Rahmat Bag 02

Halaqah 42 ~ Penjelasan Beberapa Ayat Yang Mengandung Nama Ar Rahman dan Ar-Rahim dan Sifat Rahmat Bag 02

📘 Halaqah Silsilah Ilmiyah – Al ‘Aqīdah Al Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-42 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Beliau rahimahullah mendatangkan beberapa ayat yang menunjukkan bahwasanya Allāh ﷻ di antara nama-Nya adalah Ar-Rahman Ar-Rahim dan bahwasanya Allāh ﷻ memiliki sifat Rahmah. Di dalam sebuah hadits, dan ini menunjukkan tentang luasnya rahmat Allāh ﷻ,

إنَّ اللَّهَ خَلَقَ الرَّحْمَةَ يَومَ خَلَقَها مِائَةَ رَحْمَةٍ

Sesungguhnya Allāh ﷻ menciptakan Rahmah, ketika Allāh ﷻ menciptakannya ada seratus rahmah. Perlu diketahui bahwasanya Rahmat ketika di sandarkan kepada Allāh ﷻ maka ini ada dua jenis, ada Rahmat yang disandarkan kepada Allāh ﷻ dan itu adalah sifat Allāh ﷻ, berarti di sini idhafatu shifah ila maushuf, menyandarkan sifat kepada yang disifati seperti misalnya Allāh ﷻ menyebutkan tentang ucapan Sulaiman Alaihissalam disini, ketika dia melihat pembicaraan semut kemudian dia tersenyum kemudian mengatakan

وَقَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ وَأَدۡخِلۡنِي بِرَحۡمَتِكَ فِي عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ ١٩
[An-Naml:19]

Berarti disini rahmat Allāh ﷻ disandarkan kepada Allāh ﷻ, dan yang dimaksud dengan rahmat disini adalah shifah, yaitu penyandaran idhafatu shifah ila maushuf, kalau ini adalah sifat Allāh ﷻ maka sifat Allāh ﷻ bukan makhluk. Tapi disana ada rahmah yang disandarkan kepada Allāh ﷻ dan itu adalah makhluk, sebagaimana firman Allāh ﷻ dalam ayat yang lain

وَأَمَّا ٱلَّذِينَ ٱبۡيَضَّتۡ وُجُوهُهُمۡ فَفِي رَحۡمَةِ ٱللَّهِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ١٠٧
[Aali Imran:19]

Dan adapun orang-orang yang bersinar wajah-wajah mereka maka mereka di dalam rahmat Allāh ﷻ, yaitu di dalam surga Allāh ﷻ, mereka kekal di dalamnya.

فِي رَحۡمَةِ ٱللَّه

Di dalam rahmat Allāh ﷻ di sini adalah, yang dimaksud dengan Rahmah disini adalah makhluk yang diciptakan oleh Allāh ﷻ, jadi surga Allāh ﷻ adalah rahmat Allāh ﷻ. Makanya dalam hadits Allāh ﷻ mengatakan

أنتِ رحمتي ُ

Engkau wahai surga adalah Rahmat-Ku

أرحمُ بك مَن شئت

Aku merahmati denganmu siapa yang Aku kehendaki. Dan Allāh ﷻ mengatakan

يُدۡخِلُ مَن يَشَآءُ فِي رَحۡمَتِهِ

Allāh ﷻ memasukkan siapa yang dikehendaki di dalam rahmat-Nya, yaitu ke dalam surga, berarti ini adalah rahmat Allāh ﷻ yang merupakan makhluk Allāh ﷻ, idhafatu al-makhluq ila khaliqihi, mengidhofakan makhluk kepada yang menciptakan.

Hadits yang kita sebutkan disini, Allāh ﷻ ketika menciptakan rahmat dan rahmat disini berarti Rahmat yang makhluk bukan sifat Allāh ﷻ, Allāh ﷻ menciptakan seratus Rahmat, kalau Rahmah yang merupakan sifat Allāh ﷻ

وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء

meliputi segala sesuatu. Seratus Rahmah ini

فأمْسَكَ عِنْدَهُ تِسْعًا وتِسْعِينَ رَحْمَةً

Allāh ﷻ tahan di sisi-Nya sembilan puluh sembilan Rahmah, ditahan disisi Allāh ﷻ

وأَرْسَلَ في خَلْقِهِ كُلِّهِمْ رَحْمَةً واحِدَةً

Dan Allāh ﷻ mengutus untuk makhluk-Nya semuanya satu Rahmat saja, satu Rahmat Allāh ﷻ kirimkan kepada makhluk-Nya semuanya

فلوْ يَعْلَمُ الكافِرُ بكُلِّ الذي عِنْدَ اللَّهِ مِنَ الرَّحْمَةِ، لَمْ يَيْئَسْ مِنَ الجَنَّةِ

Seandainya orang yang kafir mengetahui tentang rahmat Allāh ﷻ yang ada di sisi ini, yang sembilan puluh sembilan tadi, niscaya dia tidak akan putus asa untuk masuk kedalam surga, kalau mereka melihat dan mengetahui tentang sembilan puluh sembilan rahmat Allāh ﷻ

ولو يَعْلَمُ المُؤْمِنُ بكُلِّ الذي عِنْدَ اللَّهِ مِنَ العَذابِ، لَمْ يَأْمَن مِنَ النَّارِ

Seandainya orang yang beriman, sebaliknya, kalau dia mengetahui segala azab yang ada di sisi Allāh ﷻ, kalau dia melihat dan mengetahui azab yang ada di sisi Allāh ﷻ, maka dia tidak akan merasa aman dari neraka.

Didalam hadits yang lain Beliau ﷺ mengatakan

إن لله مائة رحمة أنزل منها رحمة واحدة بين الجن والإنس والبهائم والهوام، فيها يتعاطفون، وبها يتراحمون

Sesungguhnya Allāh ﷻ memiliki seratus Rahmah, Allāh ﷻ turunkan diantaranya satu Rahmat dan itu disebar di antara Jin, mereka saling menyayangi, di antara manusia di antara hewan ternak di antara hewan-hewan yang melata,

فيها يتعاطفون

dengan rahmat yang satu ini yang sudah dibagikan oleh Allāh ﷻ untuk mereka semuanya, mereka saling mencintai satu dengan yang lain,

وبها يتراحمون

dengannya mereka saling menyayangi satu dengan yang lain, kasih sayang ada pada diri kita kepada orang lain itu adalah bagian dari rahmat Allāh ﷻ yang Allāh ﷻ turunkan tadi, itu semuanya adalah Rahmat yang satu yang Allāh ﷻ turunkan.
Kalau kita memperhatikan bagaimana kasih sayang ibu kepada anaknya yang luar biasa, kecintaan orang tua kepada anaknya, kecintaan seorang istri kepada suaminya, suami kepada istrinya, itu kalau di kumpulkan seluruh manusia dari zaman dulu sampai sekarang dan hari kiamat bagaimana jumlah Rahmat tadi, jumlah kasih sayang tadi.

وبها تعطف الوحش على ولدها

Dengan Rahmat tadi seekor hewan yang buas menyayangi anaknya. Itu semua adalah satu Rahmat yang Allāh ﷻ berikan kepada makhluk semuanya, termasuk diantaranya adalah Rahmat yang turun kepada kita berupa rezeki, berupa kesehatan, dijaga dari bencana maka ini adalah satu saja di antara seratus rahmat Allāh ﷻ

وأخر الله تسعا وتسعين رحمة يرحم بها عباده يوم القيامة

Dan Allāh ﷻ mengakhirkan sembilan puluh sembilan Rahmah (berarti rahmah disini adalah makhluk, rahmat yang makhluk) dengannya Allāh ﷻ menyayangi hamba-hamba-Nya di hari kiamat.

Kita tidak bisa membayangkan bagaimana Allāh ﷻ yang satu Rahmat saja demikian besarnya kita melihatnya, demikian besarnya kita merasakan rahmat Allāh ﷻ yang satu ini di dunia, lalu bagaimana dengan sembilan puluh sembilan Rahmat yang Allāh ﷻ akhirkan dan itu Allāh ﷻ sayangi dengannya hamba-hamba-Nya di hari kiamat. Maka seorang muslim seharusnya dia memiliki roja’ terhadap rahmat Allāh ﷻ, tidak putus asa terhadap rahmat Allāh ﷻ, sikap dan juga sifat seorang yang beriman yang dia membaca Al-Quran dan mengetahui bahwasanya Allāh ﷻ wasi’at rahmatuhu kulla syai’ maka dia senantiasa mengharap dan mengharap rahmat Allāh ﷻ.
Tidak ada kata dan tidak ada rumus di dalam dirinya atau dalam kehidupan dia putus asa dari rahmat Allāh ﷻ, musibah sebesar apapun dan kesulitan sesulit apapun ketika dia beriman bahwasanya Allāh ﷻ Dia-lah Ar-Rahman Ar-Rahim dan bahwasanya Rahmat-Nya dalam meliputi segala sesuatu maka dia senantiasa memiliki harapan dan memiliki harapan Rahmat dari Allāh ﷻ. Sehingga di dalam Al-Qur’an Allāh ﷻ mengatakan mensifati orang-orang yang beriman

يَبۡتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ ٱلۡوَسِيلَةَ أَيُّهُمۡ أَقۡرَبُ وَيَرۡجُونَ رَحۡمَتَهُۥ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُۥٓۚ
[Surah Al-Isra’:57]

Mereka adalah orang-orang yang mengharap rahmat Allāh ﷻ, menghadapi segala perkara dan menghadapi segala musibah ataupun kenikmatan maka dia senantiasa mengharap rahmat Allāh ﷻ, dan rahmat Allāh ﷻ lebih dia harapkan daripada amal shalehnya, dia beramal dia beribadah tapi dia mengetahui bahwasanya amal ibadah yang dia lakukan ini penuh dengan kekurangan, dia mengetahui yang demikian, dia mengetahui tentang kekurangan dia dan kekurangan ibadahnya dan juga amalannya, sehingga dalam doa mungkin bisa di liat lagi apakah ini ma’tsur dari Nabi ﷺ atau tidak

وَرَحْمَتُكَ أَرْجَى عِنْدِيْ مِنْ عَمَلِيْ

Dan rahmat-Mu ya Allāh ﷻ itu lebih saya harapkan daripada amalanku, kasih sayang-Mu ya Allāh ﷻ lebih aku harapkan daripada amalanku. Seseorang jangan dia terlalu berharap dan sangat berharap dari amalannya, amalannya penuh dengan kekurangan, kalau bukan karena rahmat Allāh ﷻ amalan yang kita lakukan ini tidak ada bandingannya, tidak bisa menjadi ganti dari surga yang Allāh ﷻ berikan kepada kita.

Seandainya kita berpikir misalnya satu rahmat Allāh ﷻ atau satu nikmat yang Allāh ﷻ berikan kepada kita berupa penglihatan, kalau dibandingkan amal yang kita lakukan dengan nikmat yang berupa penglihatan ini niscaya amalan yang kita lakukan yang begitu banyaknya mungkin tapi penuh dengan kekurangan tidak bisa mengganti nikmat penglihatan, belum lagi nikmat pendengaran, belum lagi nikmat pernapasan, belum lagi nikmat bisa mencerna makanan, untuk mengganti kenikmatan-kenikmatan dunia saja tidak cukup dengan amalan yang kita lakukan.

Bahkan ketika kita beramal menggunakan nikmat Allāh ﷻ, antum shalat, antum sedekah itu dari nikmat Allāh ﷻ juga, bagaimana kita bisa mengganti nikmat Allāh ﷻ yang ada di dunia ini dengan amal yang kita gunakan sementara kita beribadah itu adalah juga merupakan nikmat Allāh ﷻ. Lalu bagaimana bisa seseorang mengharap dia mengganti nikmat yang ada di dalam surga dengan amalan-amalannya, bukan, kita masuk ke dalam surga adalah dengan rahmat Allāh ﷻ bukan ganti dari amalan-amalan kita, amalan kita hanyalah sebab, kita disuruh untuk beriman dan kita disuruh untuk beramal sebagai sebab saja, sebagai sebab masuknya seseorang ke dalam surga. Allāh ﷻ mengatakan

كُلُوْا وَاشْرَبُوْا هَنِيْۤئًا ۢبِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۙ
جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ


ب di sini adalah ba’ yang sababiyah, yaitu bahwasanya amalan kita adalah sebab masuknya kita ke dalam surga tapi bukan ganti. Di dalam sebuah hadits Nabi ﷺ mengatakan

لَنْ يَدْخُلَ الْـجَنَّةَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ

Salah seorang diantara kalian tidak masuk surga dengan amalannya, surga ini bukan ganti dari amalannya, kemudian mereka mengatakan

وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ

Engkau juga demikian wahai Rasulullāh ﷺ? Beliau ﷺ mengatakan

وَلاَ أَنَ

Aku juga, yaitu aku juga demikian artinya aku masuk surga bukan karena ganti dari amalan yang aku lakukan di dunia, padahal Nabi ﷺ jelas amalan Beliau ﷺ adalah amalan yang paling baik, iman Beliau ﷺ adalah amalan yang paling tinggi tapi itu bukan kemudian surga ini menjadi ganti dari iman dan juga amalan Beliau ﷺ, yang menjadikan kita masuk ke dalam surga adalah rahmat Allāh ﷻ

إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ

Kecuali Allāh ﷻ memberikan kepadaku dan meliputi aku dengan rahmat-Nya. Demikian kita semua masuk ke dalam surga Allāh ﷻ adalah dengan rahmat Allāh ﷻ. Dalam sebuah hadits Nabi ﷺ mengatakan

رَحْمَتَكَ أَرْجُو

Rahmat-Mu Ya Allāh ﷻ yang aku harapkan, kita beriman kita beramal ini adalah sebab tapi rahmat Allāh ﷻ itulah yang lebih kita harapkan daripada amal yang kita lakukan.

رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى