Halaqah 27 ~ Penjelasan Beberapa Ayat Yang Mengandung Nama Allāh Al-‘Alim Dan Sifat Ilmu Bagi Allāh ﷻ Bag 02 QS Al-Anam 59, Al-Fathir 11, dan At-Thalaq 12

Halaqah 27 ~ Penjelasan Beberapa Ayat Yang Mengandung Nama Allāh Al-‘Alim Dan Sifat Ilmu Bagi Allāh ﷻ Bag 02 QS Al-Anam 59, Al-Fathir 11, dan At-Thalaq 12

📘 Kitab Al-‘Aqīdah Al-Wasithiyyah


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-27 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Beliau mendatangkan beberapa ayat yang isinya adalah penetapan sifat ilmu bagi Allāh ﷻ

Didalam ayat yang lain yaitu surat Al-An’am, Allāh ﷻ mengatakan

وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ

Dan di sisi-Nya ada kunci-kunci ilmu ghoib, ada yang mengartikan kunci-kunci di sini adalah khozā’in yaitu perbendaharaan ilmu ghoib itu di sisi Allāh ﷻ.

لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ

Tidak mengetahuinya kecuali Allāh ﷻ. Disebutkan dalam sebuah hadits tentang makna مَفَاتِحُ الْغَيْبِ, Nabi ﷺ mengatakan

مِفْتَاحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ اللَّهُ

Kunci-kunci ilmu ghoib itu ada lima, tidak mengetahuinya kecuali Allāh ﷻ. Haditsnya Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari.

لاَ يَعْلَمُ مَا تَغِيضُ الأَرْحَامُ إِلاَّ اللَّهُ

Tidak ada yang mengetahui apa yang dikandung oleh rahim kecuali Allāh ﷻ, yaitu yang mengetahui dia kelak akan menjadi seorang laki-laki atau wanita dan seterusnya, tidak ada yang mengetahui yang demikian kecuali Allāh ﷻ, ini sebelum Allāh ﷻ mengabarkan kepada malaikat, setelah Allāh ﷻ mengabarkan kepada malaikat dia laki-laki atau perempuan maka ini tidak lagi menjadi ilmu ghoib karena sudah diberitahukan oleh Allāh ﷻ kepada malaikat sehingga bisa diketahui laki-laki atau wanita setelah berapa bulan, yaitu kalau sudah diketahui berarti ini bukan lagi ilmu ghoib tapi sebelumnya tidak ada yang bisa mengetahui.

وَلاَ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ إِلاَّ اللَّهُ

Dan tidak mengetahui apa yang terjadi besok kecuali Allāh ﷻ.

Dukun tidak tahu, tidak mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang kecuali Allāh ﷻ, bahkan dusta setiap orang yang mengaku mengetahui ilmu yang ghoib, para peramal para dukun yang dengan berbagai cara mereka menipu manusia.

وَلاَ يَعْلَمُ مَتَى يَأْتِي الْمَطَرُ أَحَدٌ إِلاَّ اللَّهُ

Tidak mengetahui kapan akan datang hujan seorangpun kecuali Allāh ﷻ. Dengan ilmu yang yakin di atas keyakinan besok akan terjadi hujan, yang mengetahui hanya Allāh ﷻ saja, kalau kita hanya memperkirakan, disana ada mendung itu kita hanya memperkirakan saja adapun ilmu yang pasti yang mengetahui Allāh ﷻ.

وَلاَ تَدْرِي نَفْسٌ بِأَىِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِلاَّ اللَّهُ

Sebuah jiwa tidak mengetahui kapan dia meninggal dunia kecuali Allāh ﷻ, dimana dia meninggal dunia kecuali Allāh ﷻ

وَلاَ يَعْلَمُ مَتَى تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ اللَّهُ

Dan tidak mengetahui kapan terjadinya As-Sa’ah (tiupan sangkakala yang pertama) kecuali Allāh ﷻ.
Ini adalah مَفَاتِحُ الْغَيْبِ lima perkara yang merupakan kunci ilmu ghoib, tidak mengetahuinya kecuali Allāh ﷻ. Kemudian Allāh ﷻ mengatakan

وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ

Dan Allāh ﷻ Dia-lah yang mengetahui apa yang ada di darat maupun yang ada di lautan. Yang ada di darat seluruhnya Allāh ﷻ Maha Mengetahui, tentang diri kita, tentang makhluk yang lain, pohon, hewan dan apa yang ada di dalam daratan maka Allāh ﷻ Maha Mengetahui, dan apa yang ada di lautan dengan berbagai jenis ikannya dan benda-benda yang ada di dalamnya, kapal-kapal yang karam dan seluruh makhluk hidup dan makhluk yang mati di sana Allāh ﷻ Maha Mengetahui.

Dia-lah Allāh ﷻ yang mengetahui segala sesuatu apa yang terjadi di lautan, mungkin di sana ada peninggalan-peninggalan Firaun yang dikisahkan dalam Al-Qur’an tenggelamnya dia di dalam laut, dan kapal-kapal yang besar yang mereka tenggelam dan tidak diketahui kabarnya, Allāh ﷻ Maha Mengetahui apa yang terjadi di dalam sana, Dia-lah Allāh ﷻ Yang Maha Mengetahui segala sesuatu di darat maupun di laut.

وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا

Dan tidaklah jatuh sebuah daun kecuali Allāh ﷻ mengetahui, Subhanallāh, jatuhnya daun misalnya di malam hari dan kalau kita hitung berapa jumlah daun yang ada dibumi, satu persatu jatuhnya dia Allāh ﷻ Maha Mengetahui, kapan jatuhnya, karena sebab apa karena angin atau karena digoyang oleh orang, di mana dia jatuhnya, bagaimana dia jatuhnya itu tidak lepas dari ilmu Allāh ﷻ. Kalau yang demikian saja Allāh ﷻ mengetahui lalu bagaimana dengan yang perkara-perkara yang lain.

وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ

Dan tidak pula biji-bijian yang ada dalam kegelapan-kegelapan bumi. Karena cahaya tidak sampai ke dalam sana tapi biji-bijian yang ada di sana Allāh ﷻ Maha Mengetahui, dan kita tidak melihat ternyata mungkin di bawah rumah kita ada biji ini, ternyata di sana ada biji ini, di bawah bumi itu banyak biji-bijian, mungkin terbawa air, mungkin di bawah burung atau dilempar oleh seseorang, bentuknya kecil tapi Allāh ﷻ Maha Mengetahui, ketika turun hujan tertimpa air kemudian Allāh ﷻ menghendaki dia untuk tumbuh.

وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِين

Dan tidak ada sesuatu yang basah ataupun yang kering kecuali itu semuanya ada dalam kitab yang jelas, yaitu dalam lauh al-mahfudz. Bagaimana seseorang ragu bahwasanya Allāh ﷻ memiliki ilmu yang Maha Sempurna. Kemudian Allāh ﷻ mengatakan

وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنثَى وَلا تَضَعُ إِلاَّ بِعِلْمِه

Dan tidaklah seorang wanita mengandung dan tidak melahirkan kecuali dengan ilmu Allāh ﷻ. Mengandung sebabnya apa, berapa lama dia mengandung, apa yang terjadi dalam perutnya dan ketika melahirkan juga demikian kapan dia akan lahir, Allāh ﷻ yang menentukan Allāh ﷻ Yang Maha Mengetahui, dimana dia akan melahirkan Allāh ﷻ yang juga mengetahui tidak ada yang luput dari ilmu Allāh ﷻ. Kemudian ayat yang terakhir

وَقَوْلُهُ: لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Supaya kalian mengetahui bahwa Allāh ﷻ Dia-lah Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu dan bahwasanya Allāh ﷻ Dia-lah yang ilmunya meliputi segala sesuatu. Ini Allāh ﷻ sebutkan setelah Allāh ﷻ menyebutkan tentang penciptaan Allāh ﷻ terhadap tujuh langit dan juga bumi, Allāh ﷻ mengatakan

اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ وَّمِنَ الْاَرْضِ مِثْلَهُنَّ
[At-Talaq:12]

Allāh ﷻ Dia-lah yang menciptakan tujuh langit dan bumi yang semisalnya, ada yang mengatakan bumi juga tujuh,

يَتَنَزَّلُ الْاَمْرُ بَيْنَهُنَّ

Perintah Allāh ﷻ turun antara langit dan bumi, yaitu Allāh ﷻ mewahyukan kepada seorang nabi seorang rasul

لِتَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Supaya kalian mengetahui bahwasanya Allāh ﷻ Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu. Yaitu Allāh ﷻ menciptakan diantara faedahnya supaya kita paham, supaya kita mengetahui bahwasanya Allāh ﷻ Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.

Jadi tidak ada keputusasaan pada diri seorang muslim tidak ada putus asa terhadap rahmat Allāh ﷻ Dia-lah yang untuk mampu melakukan segala sesuatu, Dia-lah yang bisa menghilangkan dari kita bala’ dalam sekejap dalam sedetik atau kurang dari sedetik Allāh ﷻ Maha Mampu untuk melakukan segalanya, senantiasa ada dalam diri seorang muslim harapan, keluar dari berbagai problem baik problem pekerjaan atau rumah tangga, Allāh ﷻ mampu untuk menolong dia dan melakukan apa yang kita minta dari Allāh ﷻ.

وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Dan supaya kita mengetahui bahwasanya Allāh ﷻ Dia-lah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Kalau kita memperhatikan ciptaan Allāh ﷻ langit maupun bumi dan bagaimana itqannya (detailnya) Allāh ﷻ menciptakan ciptaan tersebut, di sini kita mengetahui bahwasanya Allāh ﷻ ilmunya adalah sangat-sangat luas dan sangat detail, berarti ayat ini juga menunjukkan kepada kita bahwa Allāh ﷻ memiliki sifat ilmu, yaitu dalam Firman-Nya

وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Dan bahwasanya ilmu Allāh ﷻ ini meliputi segala sesuatu.

Disana ada aliran atau orang yang menyimpang dalam masalah penetapan sifat ilmu bagi Allāh ﷻ dan ayat-ayat ini membantah itu semua, seperti misalnya orang-orang qadariyah yang mengatakan bahwasanya Allāh ﷻ tidak mengetahui sesuatu kecuali setelah terjadinya, ini adalah keyakinan yang menyimpang dan jelas ini bertentangan dengan firman-firman Allāh ﷻ yang sudah disebutkan oleh Syaikhul Islam sebagiannya dalam kitab ini. Dia mengatakan bahwasanya Allāh ﷻ tidak mengetahui kecuali setelah terjadinya, padahal Allāh ﷻ mengatakan

وَّاَنَّ اللّٰهَ قَدْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Dan dalam ayat kursiy

يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ

Allāh ﷻ mengetahui apa yang sudah berlalu dan apa yang akan terjadi, maka ini menunjukkan tentang kesempurnaan ilmu Allāh ﷻ, tidak seperti yang di yakini oleh sebagian firoq dhollah (aliran yang sesat), ini semua karena mereka tidak kembali kepada Al-Qur’an dan juga hadits dengan pemahaman para salaf, dan mereka kembali kepada akal-akal mereka sendiri sehingga terjatuhlah mereka ke dalam kesesatan.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته