Halaqah 24 ~ Penjelasan Beberapa Ayat Yang Mengandung Nama Allah Al-‘Alim Dan Sifat Ilmu Bagi Allah ﷻ Bag 01 QS Al-Hadid Ayat 3 (01)

Halaqah 24 ~ Penjelasan Beberapa Ayat Yang Mengandung Nama Allah Al-‘Alim Dan Sifat Ilmu Bagi Allah ﷻ Bag 01 QS Al-Hadid Ayat 3 (01)

📘 Silsilah Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al Aqidah Al Wasithiyyah Bagian Pertama


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Al-‘Aqīdah Al-Wāsithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Setelah mendatangkan ayat yang berkaitan dengan nama Allāh Al-Hayyu yang mengandung sifat Al-Haya maka beliau mendatangkan beberapa ayat yang isinya adalah penetapan sifat ilmu bagi Allāh ﷻ. Disini ada 7 ayat, surat Al-Hadid, At-Tahrim وَهُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيم, kemudian At-Tahrim lagi, kemudian Surah Saba’, kemudian surah Al-Anam, kemudian surat Fatir, kemudian surat At-Talaq. Ini ada 7 ayat yang isinya adalah penetapan sifat ilmu bagi Allāh ﷻ.

Beliau kumpulkan jadi satu supaya mudah bagi kita, dan itu yang akan beliau lakukan setelahnya, mengumpulkan beberapa ayat yang menunjukkan tentang satu sifat, kemudian mengumpulkan beberapa ayat yang lain yang menunjukkan tentang satu sifat, ada yang mutajanis (sejenis) beliau kumpulkan, tentunya untuk memudahkan kita dalam menghafal. Dan di sini beliau mendatangkan ayat dan juga mendatangkan hadits, isyarat bahwasanya yang namanya nama dan juga sifat Allāh ﷻ ini adalah tauqifiyah, kita menerima jadi dari Allāh ﷻ dan juga rasul-Nya.

Beliau mengatakan

وَقَوْلُهُ سُبْحَانَهُ: هُوَ الأَوَّلُ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Dia-lah (Allāh ﷻ) Al-Awwal. Yang dimaksud dengan Al-Awwal adalah yang tidak ada sesuatu yang mendahului Allāh ﷻ.

وَالآخِرُ

Yang dimaksud dengan Akhir, tidak ada suatu setelah Allāh ﷻ artinya Dia yang terakhir. Dia-lah yang tidak akan meninggal, Dia-lah yang tidak akan musnah, Dia-lah yang akan ada selamanya.

وَالظَّاهِرُ

Yang dimaksud dengan Dzohir adalah Yang Maha Tinggi, yang tidak ada sesuatu yang lebih tinggi daripada Allāh ﷻ

وَالْبَاطِنُ

Adalah Dzat Yang Maha Mengetahui perkara sedalam-dalamnya, sebatin-batinnya. Dan ini ditafsirkan oleh Rasulullah ﷺ di dalam sebuah hadits dan tentunya ini adalah tafsir yang paling baik, karena ketika seseorang menafsirkan Al-Qur’an yang paling baik adalah menafsirkan Al-Qur’an dengan Al-Qur’an kemudian menafsirkan Al-Qur’an dengan hadits Nabi ﷺ. Kalau sudah ditafsirkan oleh Nabi ﷺ, kita pegang erat-erat apa yang Beliau ﷺ sampaikan.

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dimana hadits ini menceritakan tentang adab diantara adab-adab ketika seseorang akan tidur. Disebutkan Abu Sholih memerintahkan murid-muridnya kalau salah seorang di antara mereka ingin tidur maka hendaklah mereka berbaring di atas badan bagian kanan kemudian dia mengatakan

اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ اْلأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةَ وَاْلإِنْجِيْلَ وَالْفُرْقَانَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ

Ya Allāh ﷻ Engkau adalah yang awwal maka tidak ada sebelum-Mu sesuatu.

Allāh ﷻ Dia-lah yang tidak didahului dengan ketidak adaan, Allāh ﷻ dari dulu ada.

وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَىْءٌ

Dan Engkau adalah akhir, tidak ada sesuatu setelah-Mu. Artinya Allāh ﷻ Dia-lah Yang Maha Hidup, Dia-lah yang akan ada selamanya, dan ini adalah sifat Dzatiyah bagi Allāh ﷻ. Al-Awwal di dalamnya ada sifat Al-Awwaliyyah, Al-Akhir di dalamnya ada sifat Al-Akhiriyah, berarti di sini kita menetapkan dua nama bagi Allāh ﷻ, Al-Awwal Al-Akhir, Al-Awwal mengandung sifat Awwaliyah, Al-Akhir mengandung sifat Al-Akhiriyah

وَأَنْتَ الظَّاهِرُ

Dan Engkau adalah Adz-Dzohir. Adz-Dzohir artinya adalah Tinggi atau Yang Maha Tinggi, kalimat dzuhur artinya adalah tinggi sebagaimana dalam surat Al-Kahfi Allāh ﷻ ketika menceritakan tentang ya’juj dan juga ma’juj

فَمَا ٱسْطَٰعُوٓا۟ أَن يَظْهَرُوهُ

Mereka, yaitu ya’juj dan juga ma’juj tidak mampu untuk يَظْهَرُوهُ, yaitu naik ke atas tembok raksasa atau dinding raksasa yang dibuat oleh Dzulqarnain, karena sangat tingginya tembok tadi mereka tidak bisa menaiki, naik ke sana adalah sesuatu yang sulit bagi mereka licin dan dia adalah tinggi, mereka tidak mampu untuk menaiki tembok raksasa tadi.

وَمَا ٱسْتَطَٰعُوا۟ لَهُۥ نَقْبًا

Dan mereka tidak mampu untuk melubangi, karena dia adalah terbuat dari logam yang sangat kuat mereka tidak mampu melubangi, jadi naik ke atas tidak bisa melubangi yang di bawah juga tidak bisa. Disini syahid bahwasanya makna dzuhur adalah tinggi. Adz-Dzohir artinya adalah Yang Maha tinggi.

فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَىْءٌ

Tidak ada sesuatu di atas Allāh ﷻ, Dia-lah Yang Maha Tinggi. Berarti disini kita menetapkan sifat tinggi bagi Allāh ﷻ. Kemudian

وَأَنْتَ الْبَاطِنُ

Dan Engkau adalah Al-Bathin, Engkau adalah Yang Maha Bathin. Bathin adalah dalam, وَأَنْتَ الْبَاطِنُ maksudnya Engkau adalah yang paling dalam

فَلَيْسَ دُونَكَ شَىْءٌ

Maka tidak ada yang lebih dalam dari-Mu. Maksudnya adalah Allāh ﷻ Dia-lah yang mengetahui segala sesuatu sampai yang paling dalam, yang dzhohirnya Allāh ﷻ Maha Mengetahui, batinnya (dalam-dalamnya) juga Allāh ﷻ Maha Mengetahui.
Berarti di sini di antara nama Allāh ﷻ adalah Adz-Dzhohir, sifatnya adalah Adz-Dzhuhur, diantara nama Allāh ﷻ adalah Al-Bathin dan sifatnya adalah Allahu A’lam bathiniyah, yang Dzhohir juga bisa juga sifat Dzhohiriyah atau sifat di sini sifat bathiniya. Kita terapkan bagi Allāh ﷻ karena setiap nama ini mengandung sifat.

Berarti Allāh ﷻ Dia-lah Yang Maha Tinggi, meskipun Allāh ﷻ Maha Tinggi tidak ada yang lebih tinggi daripada Allāh ﷻ, tapi ternyata Allāh ﷻ yang paling mengetahui seluruh perkara sedalam-dalamnya. Allāh ﷻ Maha tinggi di atas dan kita berada di sini di bawah tapi yang lebih mengetahui tentang perincian apa yang ada disekitar kita sedalam-dalamnya adalah Allāh ﷻ. Jadi tidak ada di sana pertentangan antara ketinggian Allāh ﷻ dengan Maha Tahunya Allāh ﷻ, Dia-lah Adz-Dzhohir, Dia-lah Al-Bathin, Dia-lah Yang Maha Tinggi dan Dia-lah yang mengetahui batin-batin seluruh perkara sampai sedalam-dalamnya. Dia-lah yang awal dan Dia-lah yang akhir, Dia-lah yang awal yang tidak didahului dengan sesuatu dan tidak akan binasa, Dia-lah Yang Maha Hidup.

اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ

Ya Allāh ﷻ tunaikanlah, bayarkanlah utang kami

وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ

Dan cukupkanlah kami dari kefaqiran, artinya cukupkanlah kami dan jauhkan kami dari kefaqiran.

Ini termasuk dzikir yang disyariatkan sebelum kita tidur, di situ ada pujian kepada Allāh ﷻ, ada bertawasul kepada Allāh ﷻ, bertawasul dengan rububiyah Allāh ﷻ kemudian juga bertawasul dengan nama-nama Allāh ﷻ, kemudian di situ ada permintaan kepada Allāh ﷻ supaya di hilangkan atau ditunaikan hutangnya dan dicukupi dari kefaqiran. Hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi ﷺ.

Maka ini adalah tafsir yang paling baik karena ditafsirkan langsung oleh nabi kita Muhammad ﷺ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A