Halaqah 40 ~ Pembahasan Dalil Pertama

Halaqah 40 ~ Pembahasan Dalil Pertama

📘 Bab 06 – Bābu Mā Jā’a Fīl Khurūj ‘an Da’wā Al-Islām (باب ما جاء في الخروج عن دعوى الإسلام): Tentang Keluar dari Penamaan Islam

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Halaqah yang ke-40 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitāb Fadhlul Islām yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb rahimahullāh.

Beliau mengatakan

باب ما جاء في الخروج عن دعوى الإسلام

Ini adalah bab yang keenam yang didatangkan oleh Mualif di dalam kitab beliau fadhlul Islām.

Setelah beliau menyebutkan beberapa bab yang penting tentang masalah Islām,

Bab tentang keutamaan Islām,
Bab Wujubul Islām,
Bab Tafsiril Islām
Bab tentang kebatilan selain agama Islām

Dan kita telah mengambil bab yang kelima yaitu Bab وجوب الاستغناء بمتابعته الكتاب عن كل ما سواه. Bab tentang kewajiban untuk merasa cukup dengan mengikuti Al Qur’an dari segala sesuatu selain Al Qur’an & maksud dari penyebutan Al Qur’an mencakup di dalamnya adalah Sunnah Rasulullāh ﷺ.

Semakin kesana semakin jelas tentang makna Islam yang dibawa beliau rahimahullah & bahwasanya termasuk konsekuensi dari keIslāman kita adalah merasa cukup dengan apa yang ada di dalam Islām, merasa cukup dengan apa yang ada di dalam Al Qur’an dan juga Sunnah & meninggalkan segala sesuatu selain agama Islām ini.

Maka di dalam bab yang keenam beliau ingin menyampaikan kepada kita bahkan tentang masalah nama / penyandaran / penisbatan, termasuk diantara konsekuensi dari keIslāman kita adalah kita menisbahkan diri kita / memberikan nama diri kita dengan nama² yang sudah Allāh ﷻ berikan kepada kita. Kalau sebelumnya seseorang dia di dalam Islām tetapi memakai nama² yang lain, bangga dengan nama² tersebut padahal itu semua adalah isinya bertentangan dengan agama Islām, mungkin namanya Islām tapi isinya bertentangan dengan agama Islām, atau memang aslan nama tersebut adalah nama yang tidak kembali kepada agama Islām itu sendiri.

Maka termasuk kesempurnaan keIslāman kita & konsekuensi dari keIslāman kita, kita lepas baju² yang tidak ada kaitannya dengan Islām & kita merasa cukup dengan nama yang sudah Allāh ﷻ berikan kepada kita, kita adalah muslim, kita adalah orang yang beriman, kita adalah hamba Allāh ﷻ atau nama² yang lain yang kalau dicermati Itu kembali kepada agama Islām (Itu tidak masalah).

Tapi kalau sampai kita masih taasub & fanatik bukan dengan Islām, Taasub & fanatik terhadap sukunya- negeri nya- yayasan nya/organisasi nya kemudian membangun loyalitas dan juga berlepas diri berdasarkan itu semua. Misalnya kalau sesama suku kita cintai diluar suku tidak dicintai meskipun dia berada diatas kebenaran, kalau berasal dari negara kita dicintai/loyal kepada nya kalau tidak kita berlepas diri, kalau sesama Yayasannya/organisasinya maka wala kepadanya tapi jika diluar organisasinya meskipun dia adalah muslim menyerahkan diri kepada Allāh ﷻ maka dia berlepas diri. Maka ini bukan termasuk Islām seseorang.

Bahkan termasuk keIslāman seseorang adalah dia harus melepas itu semua & menjadi Wala dan juga Baro nya ini kepada Islām, berbaju dengan baju Islām memberikan nama kepada dirinya sesuai dengan nama yang Allāh ﷻ berikan kepadanya.

Beliau mengatakan disini

باب ما جاء في الخروج عن دعوى الإسلام

Bab tentang apa² yang datang yaitu dalil² yang datang di dalam masalah keluar dari dakwah Al Islam, penyebutan Al Islam. Maksudnya adalah ancaman, kalau disini berbicara tentang Al khuruj keluar nya dari sebutan Islām menggunakan nama² yang lain, menggunakan nama diambil dari Imam nya, atau diambil dari ajaran nya yang dengannya dia menyelisihi ajaran Islām.

Berarti disini – الخروج عن دعوى الإسلام – disini tercela kalau itu tercela maka – ما جاء – disini apa yang datang minal Wa’id berupa ancaman. Dalil² disini adalah ancaman. Beliau mengatakan

وقوله تعالى: هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا [الحج: 78].

Mendatangkan firman Allāh ﷻ "Dia lah yang telah menamakan kalian sebagai Al Muslimin sebelumnya & di dalam Al Qur’an"

Kelengkapan dari ayat ini firman Allāh ﷻ dalam surat Al Hajj

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ ۚ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ ۖ فَنِعْمَ الْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ النَّصِيرُ

Naam

هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ

Dialah Allāh ﷻ telah menyelamatkan kalian (setiap orang yang menyembah kepada Allāh ﷻ saja) sebagai muslimin sebelumnya,

Yaitu semenjak sebelumnya yaitu sebelum kita / sebelum umatnya Rasulullāh ﷺ yang di dalam kitab² sebelumnya, Allāh ﷻ menamakan setiap hamba Allāh ﷻ yang meng Esa kan Allāh ﷻ dinamakan sebagai muslimin, sebagaimana sudah berlalu ketika kita menyebutkan bagaimana dakwah Nabi Sulaiman

واعيني مسلمين

"hendaklah kalian datang kepadaku dalam keadaan muslimin"

Dan Nabi Musa ‘alaihissalam mengatakan,

إِن كُنتُمْ آمَنتُم بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّسْلِمِينَ
QS Yunus 89

Dan Allāh ﷻ mengatakan kepada Ibrahim

إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَٰهَكَ وَإِلَٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ


QS Al Baqarah 131-133

Demikianlah Allāh ﷻ menamakan orang² sebelum kita, para hamba Allāh ﷻ yang mereka meng Esa kan Allāh ﷻ di dalam ibadah dinamakan dengan Muslimin

وفي هذا

Demikian pula di dalam Al Qur’an orang yang menyembah Allāh ﷻ saja maka dinamakan sebagai seorang muslimin.

Allāh ﷻ mengatakan

هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ

Dan ini di dalam Al Qur’an, Dia-lah yang menamakan kalian sebagai الْمُسْلِمِينَ.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqoh kali ini semoga bermanfaat dan sampai bertemu kembali pada halaqoh selanjutnya

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى