Halaqah 87 ~ Landasan Ketiga Ma’rifatul Nabiyyikum Muhammadin – Dalil Wafatnya Rasulullah ﷺ | HSI BA

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 87 ~ Landasan Ketiga Ma’rifatul Nabiyyikum Muhammadin – Dalil Wafatnya Rasulullah ﷺ

بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه


Halaqah yang ke-87 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Penjelasan Kitāb Al Ushūlu AtsTsalātsah wa Adillatuhā yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb At Tamimi rahimahullāh.

Beliau mendatangkan tentang dalil kematian, wafatnya, Nabi ﷺ karena sebelumnya beliau menyebutkan

أخذ على هذا عشر سنينَ، وبعدها توفي ﷺ

Kemudian beliau menjelaskan tentang

ودينه باقٍ

kemudian mengakhirkan penyebutan dalil wafatnya Nabi ﷺ, ini yang ingin beliau sebutkan dalilnya, dalil bahwasanya Nabi ﷺ telah meninggal dunia, karena ada sebagian manusia yang mengingkari tentang kematian Nabi ﷺ

Keyakinan yang shahih, keyakinan yang benar, keyakinan umat islam yang berdasarkan dalil, baik Al-Quran maupun hadist ataupun ijma’ para sahabat menunjukkan bahwasanya Nabi ﷺ telah meninggal, makanya kita harus yakin bahwasanya beliau meninggal dunia.

Apakah ini bentuk perendahan dan penghinaan kepada Nabi ﷺ? Justru ini adalah pemuliaan kepada beliau ﷺ, karena kalau kita meyakini beliau telah meninggal dunia berarti kita meyakini Al-Quran yang beliau ﷺ bawa dan beliau sampaikan kepada kita.

Al-Quran mengatakan semua manusia akan meninggal dan Al-Quran mengatakan bahwasanya Nabi Muhammad ﷺ akan meninggal dunia. Makanya ketika kita mengatakan dan membenarkan beliau ﷺ telah meninggal dunia, berarti kita telah memuliakan dan membenarkan ucapan beliau ﷺ. Ijma’ para sahabat menyatakan bahwasanya beliau ﷺ telah meninggal dunia, dan ijma’ para sahabat ini adalah haq yang wajib kita ikuti dan inilah yang diperintahkan oleh Allah ﷻ dan kalau kita menyelisihi ijma’, sesat, sebagaimana firman Allah ﷻ

وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلۡهُدَىٰ وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Dan dia mengikuti jalan selain jalannya orang-orang yang beriman

نُوَلِّهِۦ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ وَسَآءَتۡ مَصِيرًا  النساء:115

Maka Kami akan memalingkan dia sesuai dengan keinginan dia

وَنُصۡلِهِۦ جَهَنَّمَۖ

Dan Kami akan memasukkan dia kedalam Jahannam dan itu adalah sejelek-jelek tempat kembali.

Para ulama berdalil dengan ayat ini tentang wajibnya mengikuti ijma’

وَيَتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيلِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Dan menunjukkan tentang haramnya orang yang menyelisihi ijma’, dan ijma’ para sahabat semuanya mengatakan bahwasanya Nabi ﷺ telah meninggal dunia.

Abu Bakar رضي الله عنه ketika meninggal Rasulullah ﷺ dan saat itu ada sebagian sahabat yang tidak percaya dengan kematian Nabi ﷺ, diantaranya adalah Umar رضي الله عنه mengatakan bahwasanya orang yang mengatakan bahwa Muhammad ﷺ meninggal dunia maka aku akan memenggal lehernya.

Disebutkan di dalam Shahih Bukhari saat itu manusia tidak berani mereka berucap di hadapan Umar, meskipun mereka tahu Rasulullah ﷺ sudah meninggal dunia, takut dipenggal lehernya oleh Umar رضي الله عنه. Abu Bakar yang saat itu baru datang dari luar, melihat manusia berkumpul ada Umar sedang berbicara, maka Abu Bakar dengan tenang beliau masuk ke dalam rumah Rasulullah ﷺ kemudian beliau membuka wajah Nabi ﷺ dan meyakinkan dirinya bahwasanya Nabi ﷺ telah meninggal, kemudian beliau mencium bau yang wangi dari Nabi ﷺ dan mengatakan

طِبْتَ حَيًّا وَمَيِّتًا

Engkau wangi baik dalam keadaan hidup maupun setelah meninggal

ditutup oleh Abu Bakar رضي الله عنه kemudian beliau menuju kepada Umar dan juga manusia, keluarlah beliau dari rumah Aisyah رضي الله عنها putrinya dan Umar saat itu masih berbicara kepada manusia.

فَقَالَ: اجْلِسْ

Maka Abu Bakar berani mengatakan duduk kamu,

فَأَبَى

Umar tidak mau duduk

فَقَالَ: اجْلِسْ

duduk

فَأَبَى

dia tidak mau

kemudian akhirnya Abu Bakar langsung memulai khutbahnya, memulai penjelasan dari beliau, maka akhirnya manusia condong kepada Abu Bakar

وَتَرَكُوا عُمَرَ

dan mereka meninggalkan Umar.

فَقَالَ:  أَمَّا بَعْدُ

maka beliau mengatakan adapun setelah itu

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ

Barang siapa diantara kalian yang menyembah kepada Muhammad ﷺ, ini ucapan yang besar dan ucapan yang muaffaq dari Abu Bakar As-Siddiq, yang mengetarkan hati manusia saat itu.

Barang siapa diantara kalian yang menyembah Muhammad ﷺ, ketahuilah bahwasanya Muhammad ﷺ telah meninggal dunia

وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لاَ يَمُوتُ

dan barang siapa yang menyembah kepada Allah ﷻ, maka Allah ﷻ Dia-lah yang Maha Hidup dan Allah ﷻ tidak akan meninggal.

kalian menyembah Allah ﷻ atau menyembah Muhammad ﷺ, kalau menyembah Muhammad ﷺ, Muhammad ﷺ telah meninggal dunia, tapi kalau menyembah Allah ﷻ maka Allah ﷻ Dia-lah yang Maha Hidup dan Dia tidak akan meninggal dunia. Beliau ingin menjelaskan kepada manusia bahwasanya Muhammad telah meninggal dunia.

الله تعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A حفظه لله تعالى