Halaqah 50 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Diinil Islam Bil Adillah: Dalil Dari Sunnah Tentang 3 Tingkatan Dalam Islam III | HSI BA

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 50 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Dīnil Islam Bil Adillah: Dalil Dari Sunnah Tentang 3 Tingkatan Dalam Islam III

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

قَالَ:
فَمَضَىٰ، فَلَبِثْنَا مَلِيَّا،


Maka Umar mengatakan, _maka laki² tersebut akhirnya pergi meninggalkan tempat kami/ meninggalkan Nabi ﷺ, maka kamipun(para shahabat) &Juga Nabi ﷺ saat itu terdiam sebentar_

Barusaja terjadi percakapan yang luar biasa yang mereka dengar yang sangat menggeleng² kepala mereka yang sangat mengherankan & sangat mempengaruhi mereka, sampai disebutkan disini, tanda² terjadinya hari kiamat.

فَقَالَ:
«يَا عُمَرُ! أَتَدْرُونَ مَنِ السَّائِلِ؟»


Ya Umar tahukah kamu siapakah orang yang baru bertanya tadi?
Umar (shohibul qisod) ditanya oleh Nabi ﷺ langsung diantara sekian shahabat yang pada saat itu adalah Umar

. قُلْنَا:
اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ،


Maka kamipun mengatakan _Allah & RasulNya lebih tau_
Karena mereka tidak tahu benar siapa laki² yang datang & bertanya kepada Nabi & Nabi bertanya siapa dia (beliau tidak tau). Maka beliau mengucapkan ucapan ini Allah & RasulNya lebih tau, Allah lebih tau tentunya karena Dia lah yang mengetahui segala sesuatu diantara namanya adalah Al-Alim, tidak terjadi perkara yang kecil maupun yang besar didunia ini kecuali dibawah Ilmu Allah, sampai debu yang baru saja menempel(misalnya dipipi kita) itu dibawah ilmu Allah, dan – و رسول – dan Rasulnya lebih tau yaitu didalam perkara agama ini tidak mungkin sampai kepada kita kecuali lewat Rasulullah dahulu, Rasulullah sebelumnya dari Jibril, Jibril dari Allah ajja wa Jalla, tentunya beliau lebih tau tentang agama ini daripada kita semuanya, sehingga benar dikatakan – اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَم – Allah dan RasulNya lebih tau.

Dalam masalah agama beliau ﷺ lebih tau tentang agama ini daripada kita, adapun didalam masalah dunia dalam masalah komputer, pertanian, peternakan dst sebagaimana dikabarkan oleh Nabi ﷺ

أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ

Kalian itu lebih tau tentang urusan dunia kalian, tapi kalau urusan agama maka Rasulullah ﷺ lebih tau , oleh karena itu jika ada pertanyaan berkaitan dengan agama , kita sekarang mengatakan – اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَم – karena memang didalam agama tentunya beliau ﷺ lebih tau daripada kita, tapi kalau urusan dunia maka jangan kita mengatakan Rasul lebih tau, karena masalah dunia beliau sendiri mengatakan

أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ

_kalian lebih tau tentang urusan dunia kalian_

Tapi cukup kita mengatakan dalam urusan dunia – الله أعلم -. dimana bapakmu Allahualam, jangan mengatakan – اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَم – tapi cukup mengatakan Allahualam.

قَالَ:
«هٰذَا جَبْرَائِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ أَمْرَ دِينِكُم»


Maka Nabi ﷺ mengatakan ini adalah Jibril dia datang kepada kalian dalam rangka untuk mengajarkan kepada kalian urusan agama kalian.

dalam riwayat yang lain – أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينِكُم – mengajarkan kepada kalian agama kalian.

Berarti laki² yang datang dengan haiah seperti itu / dengan cara seperti itu adalah Jibril yang tujuannya untuk mengajarkan. Menunjukan bahwasanya Ta’lim terkadang berupa soal jawab, Nabi disini menamakan Yualim, dia sedang mengajarkan padahal tadi Jibril caranya bertanya kemudian dijawab oleh Nabi.

Terkadang seorang pengajar bertanya ingin mengajarkan tapi dengan cara bertanya, ini adalah termasuk ushlub min ashali Talim dia adalah metode pembelajaran dan fungsinya adalah untuk menggerakan otak, kemudian – أَمْرَ دِينِكُم – agama kalian berarti apa yang disebutkan oleh Jibril tadi (tanya jawab Nabi ﷺ) itu semua bagian dari agama, mulai dari yang pertama arkanul Islam, arkanul Iman, Ihsan berarti itu bagian dari agama ini yaitu agama Islam dengan makna khusus yaitu agama Rasulullah ﷺ ternyata didalamnya ada arkanul Islam, arkanul Iman dengan Ihsan. Berarti agama beliau ﷺ ada 3 tingkatan dan masing² tingkatan ada rukunnya sebagaimana disebutkan beliau dalam masing² dari tingkatan tadi memiliki rukun, ini semua langsung dari hadits Jibril dan banyak faedah² yang bisa diambil dari hadits ini, diantaranya adalah apa yang dilakukan Jibril alaihi salam bagaimana beliau mengajarkan kepada kita adab diantara adab² menuntut ilmu yaitu datang dalam keadaan dia memakai (dari sisi² pakaian terlebih dahulu) memakai pakaian² yang indah yang bersih, ini adalah bagian² dari Ta’djim Ilmu dia akan menghadap seorang raja / seorang pemuka saja tidak akan ridho memakai pakaian² yang jelek apalagi ini adalah melakukan sebuah ibadah, maka sepantasnya seorang penuntut Ilmu ketika mendatangi majlis Ilmu dia memakai pakaian yang rapih datang dalam keadaan kelihatan sebagai seorang tholibul ilmu.

Kemudian yang kedua tentang hai’ah nya, bagaimana dia mendatangi majlis Ilmu – فجلت الى النبى -dia langsung mendatangi Nabi, artinya dia mendekat kepada orang yang dia tuju untuk menimba Ilmu tadi . Ini juga termasuk adab didalam duduk di belakang atau bahkan duduk diluar tapi – جلس الى النبى – maksudnya adalah mendekat kepada mualim, menunjukan tentang ta’dzim dia terhadap ilmu yang akan dia dapatkan, ini termasuk adab diantara adab² yang ingin disampaikan oleh Malaikat Jibril alaihi salam, kemudian bagaimana bentuknya juga disebutkan disini duduk dalam keadaan bersimpuh dan itu mungkin haiah yang lebih susah daripada duduk bersila tapi dia lakukan demi untuk mendapatkan ilmu, karena seorang mualim ketika melihat dia dalam keadaan seperti itu tapi dia lakukan itu demi untuk mendapatkan ilmu rela dia lakukan & dia tempelkan menunjukan sangat dekatnya mualim tsb, ini adalah beberapa adab didalam menuntut ilmu yang bisa kita ambil faedahnya hadist Jibril yang Mashyur & masih banyak disana faedah yang lain seperti misalnya jangan malu seorang untuk mengatakan Allahualam atau Allahu wa rasulu ‘alam karena perkara yang dia tidak tau termasuk diantaranya Jibril yang beliau adalah bukan Malaikat biasa beliau adalah Sayyidul Malaikat meskipun dia pemuka dari Malaikat tapi kalau didalam majlis ilmu maka dia beradab dengan adabnya seorang penuntut ilmu.

Malaikat Jibril disini adalah Sayyidu al-Malaikat beliau adalah pemukanya para Malaikat meskipun demikian dia dudukan dirinya sebagaimana dirinya penuntut ilmu yang lainnya. Didalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya

الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ

Malaikat meletakkan sayapnya dihadapan para penuntut Ilmu.

Merendahkan diri mereka dihadapan para penuntut ilmu, apalagi kita seharusnya kita lebih beradab dengan adab² penuntut ilmu siapapun kita meskipun kita juga adalah seorang Ustadz (misalnya) kalau disana ada ustadz yang sedang mengisi maka beradablah seperti penuntut ilmu, yang seprti mereka juga yang lain.

Ini adalah hadits Jibril yang Mashyur yang dimaksud oleh beliau, beliau membawakan hadits ini ingin menunjukan kepada kita dalil tentang bahwasanya Islam yang dibawa Rasulullah ﷺ ini ada 3 tingkatan.

الله تعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 
Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang