Halaqah 46 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Tingkatan Islam Ketiga Adalah Ihsan Dan Rukunnya | HSI BA

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 46 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Tingkatan Islam Ketiga Adalah Ihsan Dan Rukunnya

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله

المرتبة الثالثة


Tingkatan yang ketiga adalah tingkat al-Ikhsan.

Yang dimaksud dengan Ikhsan secara bahasa adalah al-itsqon (puncaknya atau maksimal) yang dia dalam melakukan sesuatu.

Dari kata – أحسن -يحسن -إحسان – Ahsana artinya memperbaiki , hasan (baik). Jadi orang yang Ikhsan berarti dia orang yang memperbaiki, memperbaiki baik amalan dhohirnya maupun amalan bathinnya. Oleh karena itu Ikhsan adalah tingkatan yang paling tinggi karena dia sudah Ikhsan didalam Islamnya & juga Imannya.

Baik amalan dhohirnya diperbaiki sungguh² dia melakukannya maupun amalan bathinnya juga demikian – ركن واحد – jumlahnya hanya 1 rukun saja dan satu rukun ini ada 2 tingkatan yang pertama lebih tinggi dari yang kedua .

❶ Engkau menyembah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya

أن تعبد الله كأنك تراه

Mengapa disini memakai seakan²?
Karena seseorang didunia beribadah kepada Allah tidak mungkin dia melihat Allah. Karena Allah tidak mengijinkan manusia untuk melihatnya ketika didunia, tapi Allah akan mengijinkan orang² yang beriman untukNya di akhirat. Sehingga engkau beribadah kepada Allah seakan² engkau melihat Allah.

Orang yang didunia misalnya, dia punya atasan yang sanyat dihormati & dia bekerja salah seorang diantara pekerjanya kemudian dia memerintahkan sesuatu (didepannya langsung diperintah) sekarang kerjakan!! Dan majikan tadi didepannya, maka tentunya dia sebagai seorang pekerja yang sangat menghormati majikannya ini (yang sangat dihargai) dia akan segera akan melakukan dengan sungguh² karena didepannya ada majikannya & melihat majikannya, itu adalah permisalan/perumpamaan sekedar mendekatkan.

Orang yang beribdah kepada Allah seakan² dia melihat Allah maka dia akan beribadah secara maksimal tidak akan sempat dia melakukan yang lain konsentrasi dia didalam ibadahnya, didalam shalatnya, didalam duduknya dalam majlis Ilmu ketika dia beribadah & dia merasa seakan² dia melihat Allah dia akan baik sekali/memperbaiki apa yang bisa diperbaiki, pakaianya dia perbaiki, adabnya didalam menuntut ilmu dia perbaiki, dia menulis, dia konsestrasi dia praktekan kembali yang selama ini dia pelajari karena dia merasa melihat Allah Subhanahu wa Taala/seakan² dia melihat Allah.
Ini adalah tingkatan yang paling tinggi juga dinamakan Tingkatan Musyahadah – كأنه يسحد الله –

❷ yang tidak sampai derajat diaatas, tetapi dia

فإن لم تكن تراه فإنه يراك
 
Kalau kamu tidak melihatnya maka ketahuilah bahwasanya Dia melihatmu.

Kalau urusan dunia (tadi) misalnya, majikannya (mungkin) tidak ada disitu tapi ada sisi tv – sisi tv melihat dari arah sampin, atas, belakang tidak ada majikannya tapi dia tahu kalau majikannya sedang menonton sedangkan dia melihat, dia akan bersunguh² juga, meskipun tidak seperti yang pertama tadi, mungkin dia masih mencari celah. Tingkatan kedua dari Ikhsan dia demikian

فإن لم تكن تراه فإنه يراك

Kalau kamu tidak melihatNya, ketahuilah bahwasanya Dia melihatmu

Dan ini juga sama hasilnya yaitu seseorang akan memperbaiki amalan yang dhohir maupun amalan yang bathin, sebagaimana Allah melihat dhohir kita Allah juga melihat bathin kita, sehingga seseorang memperbaiki amalan dhohirnya bagaimana dia beribadah sesuai dengan contoh Rasul yang diutus oleh Allah.

Malu jika dia sampai melakukan ibadah tidak sama dengan cara yang diajari oleh Rasulullah tadi (ko masih cari cara yang lain), maka dia berusaha takbir sesuai dengan contoh Rasul, membaca al-Quran sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah. Semakin dia merasa diawasi oleh Allah semakin sesuai tingkah lakunya dengan tingkah laku Rasulullah ﷺ termasuk dalam berakhlak juga demikian, orang yang sudah sampai deraja tinggi dalam Ikhsan maka dalam akhlak pun dia malu kalau dia melakukan atau memiliki akhlak yang tidak sesuai dengan Rasulullah ﷺ , adab dengan berbagai jenisnya, adab dengan orang lain, adab kepada istri, adab kepada orang yang lebih tua, adab kepada yang lebih muda, semakin dia Ikhsan dia memperbaiki adabnya dan juga akhlaknya.

Bathinnya dia juga tau bahwasanya Allah mengawasi bathinnya juga

إنَّ الله لا ينظر إلى صوركم، ولا إلى أموالكم، ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم
 
Yang dilihat oleh Allah 2 – إلى قلوبكم – apa yang ada didalam hati kalian.

sehingga seseorang jika sampai didalam hatinya kotoran² riya meskipun sedikit, karena malu Allah melihat hatinya ini sedang ada riya nya, sehingga dia langsung berjuang untuk menghilangkan riya tadi berdoa kepada Allah bahwa dihilangkan dari riya dst. Maqom yang kedua ini dinamakan maqom muroqobah yaitu merasa diawasi oleh Allah.

Maqom Musyahadah dia seakan² melihat Allah
Maqom Muroqobah merasa diawasi oleh Allah subhanahu wa Taala.

الله تعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang