Halaqah 41 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Dinil Islam Bil Adillah: Cabang Keimanan Tertinggi Adalah La ilaha illallah | HSI BA

📘 Silsilah Ilmiyyah Belajar Aqidah
🔊 Halaqah 41 ~ Landasan Kedua Ma’rifatu Dīnil Islam Bil Adillah: Cabang Keimanan Tertinggi Adalah Lā ilāha illallāh

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن وله


Beliau mengatakan (rahimahullah), – فأعلاها – yang paling tinggi adalah ucapan – لا إله إلا الله – adalah ucapan Laillaha illallah, ini adalah yang paling tinggi cabang² keimanan, jika di kias kan sebuah pohon, cabang, maka yang paling tinggi itu adalah yang menjulang keatas. Iman seperti pohon memiliki cabang², memiliki daun² . Diantara makna cabang yang paling tinggi dia adalah orang yang beritizam dengannya maka dia berpahala yang paling besar, pahala orang yang mengucapakan Laillaha illallah ikhlas dari hatinya maka dia akan mendapatakan pahala yang paling besar, semuanya berpahala baik yg nomor1 sampai 73 dan yang paling besar pahalanya adalah orang yang mengucapkan Laillaha illallah.

Oleh karena itu beliau sebutkan sebelumnya

وأعظم ما أمر الله به التوحيد

Yang paling besar yang Allah perintahkan adalah Tauhid, yang paling besar kalau kita kerjakan kita mendapatkan pahala yang paling besar karena tauhid adalah perintah yang paling besar, maka orang yang mengerjakannya dia akan mendapatkan pahala yang paling besar. Sehingga ketika didatangkan kelak seorang laki² yang dia memiliki dosa yang banyak didatangkan didepannya 99 Sijjin (kitab yang besar) dan kitab tersebut isinya adalah dosa dan maksiat yang dilakukan di dunia – مرتكب الكبيره – orang yang terus melakukan dosa besar sampai kitab yang besar 1 tidak cukup untuk menulis dosanya ditambah dengan kitab yang kedua terus dia melakukan dosa, kitab yang ketiga dst sampai dengan 99 Sijjin yang isinya adalah dosa dan maksiat.

Ditanya oleh Allah punya kebaikan apa, dia menjawab tidak sudah dalam keadaan takut atas dirinya, melihat dosa yang begitu banyak melihat kitab yang isinya adalah catatan² dosa & juga maksiat, apakah kau memiliki kebaikan ?

Dia mengatakan, Tidak ya Allah…

Allah mengatakan kepadanya

بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَاتٍ وَإِنَّهُ لاَ ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ j

Engkau ini memiliki kebaikan dan sesungguhnya engkau tidak akan di dholimi hari ini

فَتُخْرَجُ لَهُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

Maka dikeluarkanlah untuk dia sebuah kartu yang bertuliskan dua kalimat syahadat

Kemudian Allah mengatakan datangkan timbangannya

فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلاَّتِ

Maka laki² ini bingung, Allah mengatakan ini kebaikanmu (satu kartu) ditimbang dengan 99 sijjilat.

Seandainya dibandingkan kartu tsb dengan kitab 1 saja dugaan kita jelas semuanya mempekirakan yang demikian pasti yang lebih berat adalah kitabnya meskipun kitabnya hanya 1, lalu bagaimana 99 kitab yang disebutkan didalam hadits luasnya adalah sepanjang sejauh mata memandang, maka tidak heran jika laki² mengatakan Ya Allah apa perbandiangan antara 1 الْبِطَاقَةُ ini dengan 99 السِّجِلاَّتِ yang dia lihat kecuilnya kartu tadi dibandingkan dengan banyaknya Sijjil td &dia adalah barang yang sangat besar,

فَيَقُولُ إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ
 
Allah mengatakan kembali sesungguhnya engkau tidak akan didholimi

فَمَن یَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَیۡرࣰا یَرَهُۥ
وَمَن یَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةࣲ شَرࣰّا یَرَهُۥ

 
[QS Az-Zalzalah 7-8]
akan engkau lihat kebaikan tersebut sekecil apapun dimata manusia

قال فَتُوضَعُ السِّجِلاَّتُ فِى كِفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِى كِفَّةٍ فَطَاشَتِ السِّجِلاَّتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ

Maka ditarohlah pertama kali السِّجِلاَّتِ yang 99 pada daun timbangan kemudian ditaruhlah setelah itu tentunya 99 Sijjialat td akan memberatkan, kemudian setelah itu – الْبِطَاقَةُ – yang bertuliskan 2 kalimat syahadat ditaruh pada daun timbangan yang lain, maka terjadi terpemparlah / menjadi sangat ringanlah السِّجِلاَّتِ yang jumlahnya 99 tadi.

Saking beratnya الْبِطَاقَةُ sehingga السِّجِلاَّتِ menjadi ََطَاشَتِ terlempar keatas bukan hanya jalan perlahan keatas tapi dia terlempar keatas dengan sebab ditarohnya الْبِطَاقَةُ tadi. وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ akhirnya bithoqoh itu yang lebih berat daripada 99 Sijjilat

Maka tidak ada yang bisa menyaingi beratnya nama Allah.

Dan ini menunjukan kepada kita bahwasanya – قول لا إله إلا الله – pahalanya sangat besar.

Yang menjadi andalan kita, hasanah kita yang besar bukan puasa kita, bukan shodaqoh kita , bukan shalat kita tapi yang paling kita harapkan adalah Tauhid kita kepada Allah subhanahu wa Taala, yaitu kita tidak menyembah kepada selain Allah.

Maka jadikanlah Tauhid ini adalah amalan andalan kita dalam bertemu dengan Allah ajja wa jalla

Ya Allah kami tidak menyembah selain dariMu tapi Engkau tahu bahwasanya aku hanya Menyembah diriMu, jadikan ini sebagai amalan yang menjadi amalan andalan bagi kami ketika kami kelak bertemu dengan Allah ajja wa Jalla.

Ini adalah hasanah yang paling besar, oleh sebab itu jaga Tauhid, karena ini adalah amalan andalan kita , jaga, dalami, pelajari Tauhid dalami dia dakwah kan dia, karena dakwah ini adalah termasuk yang menjadi sebab seseorang istiqomah diatas agamanya.

Sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikh Abdurrozak , bahwasanya diantara cara untuk istiqomah adalah dengan cara dakwah, mendakwahkan orang lain disamping kita belajar , menambah keimanan & mungkin kita didoakan oleh banyak orang , karena orang yang mendakwahkan orang di doakan oleh banyak orang dengan rahmat, dengan ampunan dikuatkan , berikan kesehatan maka ini termasuk usaha kita didalam menjaga tauhid, jangan sampai kita sia² kan nikmat Taugid yang sudah Allah berikan kepada kita.

Maka tidak heran disini apabila beliau ﷺ mengatakan

فأعلاها لا إله الا الله
 
Yang paling tinggi adalah ucapan Laillaha illallah

Tentunya apabila diucapkan dengan ikhlas dengan sidq dengan mahabbah terpenuhi didalamnya syaratnya Laillaha illallah, yang jumlah nya ada 7 , dikatakan oleh para ulama bahwasanya 7 syarat Laillahaillallah ini dia adalah ibarat gigi didalam sebuah kunci, dikatakan oleh Wahab ibnu Munabih di zaman beliau ada yang mengatakan kepada beliau

Makanya, pernah suatu saat Imam Wahhab Ibnu Munabbih di datangi oleh salah seorang kaum muslimin dan berkata:

أَلَيْسَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مِفْتَاحُ الْجَنَّةِ؟

Bukankah Laillahillallah itu adalah kunci pintu surga?
Ada sebagian orang yang dia menyepelakan masalah dosa & maksiat karena dia mengatakan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ –

Kemudian dia mengatakan kepada Wahab Ibnu Munabbih
_Bukankah Laillahillallah itu adalah kunci pintu surga?_ kan aku sudah mengatakan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ – berarti aku punya kunci untuk masuk kedalam surga
(Menyepelekan tentang maksiat, dosa dst)

Maka beliau mengatakan naam,

Betul orang yang mengatakan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ – adalah kunci surga, orang yang mengatakan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ – berarti dia punya kuncinya, tapi bukankah setiap kunci itu pasti punya gigi , jika engkau membawa kunci yang disitu ada giginya – فتح لك – maka engkau akan dibukakan pintu surga & jumlah gigi pada – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ – jumlah syarat²nya ada 7

❶ al Ilmu (mengilmui)
❷ ash Sidqu (membenarkan)
❸ al Mahabbah (Mencintai)
❹ al Inqiyadu (Menaati)
❺ al Ikhlas (Ikhlaa)
❻ al Yakin (meyakini)
❼ al Qobalu (menerima)

Ini gigi² dari Ucapan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ –

Jika kita mengucapkan لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ dan (ini adalah kunci surga) kemudian kunci tersebut ada gigi²nya ucapan kita yaitu – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ – yang kita ucapkan berdasarkan Ilmu, dan kita jujur dalam mengucapkannya, kita senang & cinta terhadap kalimat ini dan senang mendengar orang lain mengucapkannya, kemudian di men Inqiyadu / melaksanakan konsekwensi dari ucapan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ – dia tinggalkan kesyirikan, dia berlepas diri dari orang² Musyrik , ikhlas didalam mengucapkannya bukan riya, Yakin terhadap apa yang ada didalamnya berupa kandungan yakin bahwasanya tidak ada yang di sembah kecuali Allah, kemudian yg ke 7 dia menerima tidak ada memberontak dan membangkang terhadap kalimat – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ -.

Apabila terpenuhi 7 syarat ini maka dia telah mendatangkan kunci yang ada giginya , akan di bukakan, tapi kalau hanya sekedar mengucapkan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ – tapi ternyata ada giginya yng patah satu atau lebih tidak bisa untuk membuka, dia

Mengucapkan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ – tetapi tidak ikhlas
Mengucapkan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ – tidak ada keyakinan
Mengucapakan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ – sekedar ucapan tidak ada mahabbah

Patah giginya maka tidak ada faedahnya, maka ucapan Nabi ﷺ

من قال لا إله الا الله د خل الجنه

Betul orang yang mengucapkan – لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ -maka dia akan masuk kedalam surga tapi dengan kunci yang memiliki giginya.

الله تعالى أعلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Abdullāh Roy
Di kota Pandeglang